Suster Rita dan aku duduk di meja makan setelah selesai menyiapkan makan siang untuk para manula dan bersiap-siap memanggil para suster lainnya untuk berkumpul dan makan siang bersama. Di meja makan tersaji sekeranjang garlic bread yang wangi serta semangkuk besar sup krim dengan isian jamur dan kacang polong yang kepulan uap panasnya menggugah selera makanku.
"Miss Farsi, apakah teman priamu akan datang menjemputmu lagi sore nanti?"
Suster Emma yang duduk di depanku berbicara sambil mengunyah makanannya. Suster Emma adalah suster baru di panti dia bergabung tidak lama setelah aku mulai pekerjaanku disini. Usianya tiga tahun lebih muda dariku.
"Oh Tuhan dia sangat tampan"
Suster Emma dan suster Anita yang duduk di sebelahnya terkikik pelan. Suster Anita meletakkan dagunya di telapak tangan dengan kedua sikunya menopang di atas meja dan tersenyum menatapku
"Menurutku kalian sangat serasi"
Suster Rita melirik mereka dengan tatapan tajam yang jika diartikan 'makan makananmu dan jangan banyak bicara'
"Um aku tidak tahu itu, dia belum menghubungiku siang ini"
Aku mengambil sepotong roti gandum dan mengoleskan lebih banyak butter diatasnya. Sudah hampir sebulan sejak hari ulang tahun Eliza lebih tepatnya dua puluh empat hari dari saat pertama kali Gabriel menciumku walaupun secara teknis itu bukan ciuman pertama kami tapi ciuman pertama kami yang sebenarnya sangat canggung dan buruk. Bagiku yang itu tidak masuk hitungan.
Aku merogoh ponsel dari saku celana dan memeriksanya, tidak ada panggilan atau pesan masuk, mungkin sebaiknya aku berinisiatif menghubunginya lebih dulu. Aku mulai mengetik 'hai jangan lupa makan siang heart emoji' tapi langsung menghapusnya dan mengetikkan 'hey I miss you already kiss emoji' tapi kemudian merasa geli sendiri. Aku menekan tombol backspace dengan terburu-buru dan tanpa sengaja malah mengirimkan pesan yang mau kuhapus. Sial!!! Layar menunjukkan tanda Gabriel sudah membaca pesanku, dia mulai mengetik... beberapa detik kemudian ponselku bergetar 'miss you too Anna, mari bertemu sore nanti? Aku akan menjemputmu okay?'Ini adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidupku. Sekarang, kami adalah pasangan. Kami menjalin komunikasi yang sangat intens, hampir setiap hari kami berbicara di telepon, kami juga saling mengirim pesan singkat berisi lelucon atau hanya sekedar ucapan selamat pagi dan bukan hanya komunikasi secara verbal yang intens tapi komunikasi nonverbal juga, bisa dibilang 'we are intimate' Gabriel bahkan seringkali pulang kantor lebih awal untuk menjemputku dari panti kemudian kami akan makan siang bersama di cafe dekat kantornya atau hanya bersantai di rumahku menonton Netflix dan bermesraan di sofa. Semua itu sudah hampir menjadi rutinitas kami.
Sup krim di mangkukku hampir habis, rasa manis dan gurihnya menggantung di ujung lidahku. Aku melirik mangkuk besar yang berisi sup yang masih terisi separuh, sayangnya posisi mangkuk berada di tengah meja agak jauh dari jangkauanku. Aku menyesal karena tidak mengambil lebih banyak dari awal karena aku merasa tidak sopan jika aku makan lebih banyak dari suster-suster yang jelas bekerja lebih keras dibandingkan denganku.
Suster Emma bicara sambil mengunyah makanannya"Kalau tidak salah kau pernah mengatakan padaku bahwa dia adalah seniormu di High School?"
"Yaa"
Aku meniup sendok terakhir supku sebelum menyeruputnya pelan
"Dulu aku juga pernah menyukai seniorku di High school, tapi dia tidak balas menyukaiku"
Kepalanya tertunduk dengan ekspresi sedih di wajahnya. Aku menyentuh tangan kanannya dan mencoba menghiburnya,
"Aku yakin suatu saat kau akan bertemu seseorang yang kau sukai dan juga menyukaimu Em"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
RomanceAnna adalah gadis biasa dengan kepercayaan diri yang rendah. Dia jatuh cinta pada mantan seniornya di SMA. Setelah bertahun-tahun mencintai dalam diam, dengan segala kerumitan pikiran dan kedalaman perasaannya. Akankah cintanya bersambut ataukah ses...