duapuluh1

11.7K 1.1K 215
                                    

Haruto berusaha menghubungi Wonyoung dan Jeongwoo. Acara jerit malam sudah selesai beberapa menit yang lalu, namun kelompok keduanya sama sekali belum kembali ke perkemahan. Padahal regu akhir pun sudah kembali dan bergabung dengan yang lain.

"Atau jangan-jangan kelompok lima di sasarin sama Junkyu?" Ucap Yedam membuat Haruto menoleh.

"Junkyu?" Tanya Haruto, Asahi dan Jaehyuk.

"Iya, soalnya tadi pas gue jadi pos bayangan tiba-tiba Junkyu dateng minta gantian, terus nyuruh gue balik ke perkemahan." Ujar nya.

"Terus lo nurut?" Tanya Asahi.

Yedam mengangguk, ragu. "Ya, iya soalnya tadi katanya di suruh sama Haruto." Jelasnya mengusap tengkuk nya yg tak gatal.

Asahi berdecak kesal, Jaehyuk langsung mencoba menghubungi Junkyu, sedangkan Haruto mengusap wajahnya kasar.

"Dimana lo ketemu Junkyu?" Tanya Haruto.

"Di jalur pos tiga arah pos empat." Sahutnya.

Haruto mendesah prustasi, pos 3 itu artinya ditengah hutan. Kemudian Ia membisikan sesuatu pada Yedam dan langsung diangguki patuh oleh pemuda Bang utu.

"Anggota kelompok lima hilang, acara api unggun dan pensi ditunda sementara. Untuk mencari keberadaan mereka, diharapkan kalian agar tetap tenang, terima kasih!"

Pengumuman Yedam barusan sukses membuat murid Harta Karun heboh, terutama kelas XI unggilan 1.

____

"WATANABE JEONGWOO! JEONGWOO." teriak Haruto nyaring, Ia menyusuri hutan hanya dengan senter minim cahaya.

Wonyoung dan anggota kelompok 5 lainnya sudah ditemukan , mereka ada di jalur pos 5 tadi tanpa adanya pencahayaan. Namun, sialnya mereka sudah terpisah dengan Jeongwoo sedari di pos 3, dan sekarang mereka digiring kembali ke perkemahan oleh Jay.

Back to Haruto...

Haruto berjalan masuk lebih dalam ke arah hutan, lebih tepatnya tempat pos 3 tadi. Ia, bahkan tak mempedulikan gelapnya malam, sedari tadi yang ada di pikirannya hanya satu, Jeongwoo.

"Nurut atau gue bakal kasar sama lo!"

Samar-samar Haruto mendengar suara dari balik pohon besar yang tak jauh dari tempatnya berdiri, langkahnya terhenti saat kakinya merasakan menginjak sesuatu.

Itu gelang milik Jeongwoo.

"Malam ini lo bakal jadi milik gue seutuhnya Jeongwoo."

Rahang Haruto mengeras mendengar suara itu, suara yang cukup familiar ditelinganya. Tanpa basa-basi Ia berlari ke arah pohon besar itu, dan amarahnya membuncah saat melihat bagaimana Jeongwoo meringkuk ketakutan dengan Jihoon yang berusaha membuka paksa kemeja yang Jeongwoo kenakan.

"PARK JIHOON!" teriak Haruto murka.

Ia langsung mendorong tubuh Jihoon untuk menyingkir dari Jeongwoo, tanpa ampun Haruto langsung memukuli Jihoon.

"BANGSAT! LO APAIN ISTRI GUE, ANJING!" teriak Haruto.

Bugh...

Bugh...

"BAJINGAN!"

Tepat saat Haruto hendak melayangkan pukulannya lagi, seseorang menahan tangannya.

"Ru udah, lo urusin Jeongwoo dulu." Ucap Jaehyuk.

"Jeongwoo lebih penting, lo tolongin dia dulu." Lanjutnya.

Haruto melepas cengkraman nya dan mendorong Jihoon kasar, kemudian Ia menghampiri Jeongwoo yang terduduk lesu.

Direngkuhnya tubuh sang istri, Ia bisa merasakan betapa panasnya tubuh itu. Ia menatap ke arah Jeongwoo yang tengah menatap nya sayu, seluruh wajahnya terlihat memerah.

Mata Haruto memicing, Ia mendekatkan hidungnya guna mencium aroma yang tak asing di indera penciuamnnya, damn! Ini aroma.

"Kak Haru panashhh." Rancau Jeongwoo.

Tangan Jeongwoo bergerak mengelus rahang tegas Haruto, membuat empunya meneguk ludah kasar.

"Shhhh kak panashhh." Rengek Jeongwoo.

Haruto masih terdiam menahan gejolaknya untuk tidak melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri.

"Ngapain diem aja? Sana bawa Jeongwoo ke villa. Tolongin dia, lo kan suami nya." Ucap Asahi datar.

"Eh?" Haruto menoleh ke arah Asahi, iya sedari tadi Asahi dan jaehyuk mengikutinya.

Sedangkan Jeongwoo ditempatnya bergerak tidak nyaman, bahkan pemuda itu mengeratkan pelukannya pada Haruto.

"Woo." Pekik Haruto saat Jeongwoo menggigit pundaknya.

"Udah gue bilang, sana ke villa! Jangan di sini anjing!" Sentak Asahi.

"Tapi sa."

"Jeongwoo istri lo, daripada dia sakit cuma karena obat siala itu." Tutur Asahi.

Haruto terdiam, memang benar Ia tak bisa membiarkan Jeongwok kesakitan menahan pengaruh obat perangsang yang Jihoon berikan tadi. Menghela nafas kemudia Ia mengangkat Jeongwoo ala bridal style.

"Sa, gue titip acara ini sama kalian semua." Ucap Haruto.

Asahi mengacungkan jempol sebagai jawaban.

Kemudian Haruto segera pergi meninggalkan hutan dengan Jeongwoo yang masih bergerak gusar digendongannya.

"Haruto gue nitip! Kalo bisa kembar!" Teriak Asahi.

*

Sesampainya di villa yang memang sengaja di pesan untuk persiapan. Haruto segera memasuki salah satu kamar, merebahkan tubuh Jeongwoo dengan perlahan.

Ditatapnya wajah sang istri, sebuah senyum terukir dibibirnya. Ia mengecup dahi Jeongwoo, dan beralih mencium ranum pink milik sang submissive yang sedari tadi nampak menggoda.

Dan pada malam itu Haruto melakukan hal yang memang seharusnya di lakukan sedari awal pernikahannya.

Yaitu menjadikan Jeongwoo menjadi miliknya seutuhnya.

Cut! Adegan ini saya serahkan kepada imajinasi kalian masing-masing

Sekian terima Hajeongwoo...

Untuk pertanyaan bakal ku jawab kapan-kapan...

____

Pada ngenteni apa hayo?🌚
Kurang puas?
Oh, aja sih wkwkwkw

Jangan lupa mampir di work aku yang satunya.

Vomment jusseyo...

Nggak tau lah males, nggk mau berharap banyak...

Married With KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang