dua

17.8K 1.6K 818
                                    

Jeongwoo melangkah pelan memasuki rumah, sebisa mungkin Ia tak membuat suara. Ia baru saja pulang dari rumah qJunghwan tepat pukul 18:00, katakan saja Jeongwoo terlalu asik bermain sampai lupa waktu.

Keadaan rumah masih sepi, ya memang selalu sepi sih. Tapi, Jeongwoo yakin kalau Haruto sudah pulang, sebelum masuk Ia melihat motor Haruto terparkir didepan garasi.

"Oh, inget pulang juga ternyata."

Jeongwoo meneguk ludahnya kasar saat mendengar suara bariton yang sangat amat Ia kenali, dengan patah-patah Ia menengok ke arah sumber suara.

"Dari mana aja kamu, jam segini baru pulang." Ucap Haruto dengan nada dingin dan tangan bersedikap dada.

"Eh, m-maaf." sahutnya dengan kepala menunduk dalam.

"Saya nanya, darimana saja kamu?!" tanya nya lagi kali ini dengan suara sedikit lebih tinggi.

"R-rumah Junghwan, Kak." cicitnya pelan.

Haruto terkekeh melihat Jeongwoo yang menunduk, maka dengan manja Ia memeluk istri kecilnya itu.

"Aku kangen tau nggak, pulang cepet pengen cuddle malah kamunya nggak ada." Ucapnya dengan suara yang teredam bahu Jeongwoo.

Jeongwoo mengerjapkan matanya pelan, Astaga apa ini padahal Ia sudah takut kalau Haruto akan memarahinya.

"Ya ampun, Kak. Aku kira kamu marah, maaf ya tadi keasikan main jadi lupa deh."

Haruto tak membalas, Ia malah semakin mendusal dileher Jeongwoo membuat empunya menggelinjang geli.

"Woo, laper." Gumam Haruto pelan namun masih bisa didengar oleh Jeongwoo.

"Kak Haru, laper? Lepas dulu pelukannya, bersih-bersih sana sambil nunggu aku buatin makanan."

Haruto melepaskan pelukannya, lantas menatap si manis. "Nggak mau akh, mau makan kamu aja. Biar kamu yang kenyang sembilan bulan." Ucap tersenyum jail membuat Jeongwoo mendelik.

"Heh! Enyah lo Kak dari hadapan gue." Teriak Jeongwoo menutup wajah nya menggunakan tangan.

Sedangkan Haruto, tertawa keras karena sudah berhasil mengerjai serigala kecil nya itu.

___

"Kak Haru, mau kemana?" Tanya Jeongwoo.

Haruto yang sedang memakai jaketnya menoleh pelan lantas menyambar kunci mobil pada nakas.

"Kakak mau ke rumah Junkyu, dia dirumah sendirian nggak ada yang nemenin. Kamu di rumah aja ya?" Sahutnya.

"Tapi, Kak. Wony, nggak pulang hari ini, nanti aku sendirian dong." Ucap Jeongwoo pelan.

Haruto terdiam sebentar. "Kamu tau sendiri kan kalo Junkyu itu penakut?"

Jeongwoo mengangguk.

"Dia nggak bisa kalo ditinggal sendirian, yang lain lagi pada sibuk jadi aku mau nemenin dia."

Hati Jeongwoo mencelos seketika, ingin sekali Ia melarang Haruto pergi tapi...

"Kak, jangan pergi." Cicitnya pelan.

Haruto menghela nafas pelan, lantas berjongkok di depan Jeongwoo. "Nggak lama kok, nanti jam sembilan pulang. Janji." Ucapnya meyakinkan Jeongwoo.

"Janji?"

"Janji, mcwaah." Haruto mencium hidung Jeongwoo gemas, lantas beralih mencium kening si manis membuat Jeongwoo memejamkan mata. "Kakak pergi ya, hati-hati di rumah. Kalo ada apa-apa cepet kabarin kakak, oke."

Jeongwoo mengangguk, entah mulut nya enggan mengeluarkn suara untuk sekarang ini.

"Dadah woolfie."

Begitu pintu kamar tertutup Jeongwoo langsung merebahkan dirinya, menutup wajahnya dengan bantal guna meredam tangis.

___

Haruto memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah sahabatnya, Junkyu. Pemuda kelahiran 5 april itu lantas langsung memasuki rumah tanpa mengetuk pintu.

Diruang tamu terlihat para sahabat nya sudah berkumpul, Ia melihat Junkyu yang tengah menangis di pelukan Asahi.

"Darimana aja lo baru dateng?" Tanya Jihoon sewot.

"Dari rumah."

"Bangsat! Lo kalo nggak niat nggak usah janji mau ke sini deh!" Sarkas Jihoon, membuat Haruto menaikan satu alisnya.

"Gue nggak janji, gue juga udah bilang bakal dateng tapi telat. Dan Junkyu oke oke aja." Sahut Haruto mendekat ke arah Junkyu.

"Tapi lo tau sendiri kan kalo Junkyu nggak bisa di tinggal sendiri, lo mau Junkyu mati ketakutan hah?!" Sentak Jaehyuk.

"Gue telat karena gue ada urusan, gue juga harus iz--"

"Izin sama Jeongwoo?! Basi banget alesan lo! Lo lebih mentingin Jeongwoo ketimbang sahabat Lo yang udah nemenin lo dari kecil hah?!" Potong Asahi cepat.

"Jeongwoo istri gue emang salah kalo gue lebih mentingin dia? Gue punya tanggungan men, nggak segampang itu gue pergi tanpa izin ke Jeongwoo."

"Ck, egois banget lo, to. Lo tau nggak tadi asma Junkyu kambuh dan dia sendirian! Untung gue dateng kalo nggak gue nggak tau apa yang bakal terjadi!" Geram Jihoon.

Haruto terdiam, menbuat sahabat nya melirik nya dengan sinis.

"Kyu, sorry gue telat." Ucap nya lirih, memeluk Junkyu membuat Asahi melepas pelukannya.

"Haru aku takut haru." Gumam Junkyu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Haruto.

"Iya maaf ya, Haru disini Kyu jangan takut lagi." Ucapnya mengusap surai sahabat kecilnya.

Jihoon mengode pada Jaehyuk dan Asahi untuk keluar. "To, lo nginep ya di sini. Jagain Junkyu gue harus ketemu Hyunsuk sekarang." Ucapnya.

"Iya, sorry ya tadi gue telat."

"Sans aja, lo nggak apa-apa kan kalo kita tinggal?"

"Nggak papa kok, lo ati-ati di jalan."

"Sip lah, gue duluan ya to!"

Jihoon keluar dari rumah Junkyu dengan senyum miringnya. Tanpa Haruto tahu keputusannya untuk mengiyakan ucapan Jihoon adalah sebuah kesalahan, tanpa Ia sadari akan ada hati yang terluka karena nya.

___

Saya kenapa sih?
Ngadi-ngadi banget bikin cerita, mana masih awal-awal lagi;(
Duh maaf yorobun🙈
Kalo ada typo ingetin ya tolong😅

Vomment nya jan lupa guys:)

Married With KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang