Married With Ketos

duapuluh2

Kemaren siapa yang minta double up? Nih aku kasih:)

Happy Reading!

____

"Ekhem, yang abis bikin debay. Ngapain muncul ke permukaan? Nggak sakit emang?" Tanya Jungwon jahil saat Jeongwoo mendatangi tenda mereka.

Iya tenda Jeongwoo mah emang misah dari awal acara.

"Dih?" Sahut Jeongwoo judes. Lantas mendudukan dirinya di sebelah Wonyoung.

"Yang tidur sama mas suami mah beda." Goda Junghwan membuat Jeongwoo melempar ke arah pemuda So itu.

Yang di lempari mengaduh kesakitan lantaran sandal itu mengenai tepat pada dahinya.

"Yang, sakit:( masa aku di lempar sendal sih sama serigala." Adu Junghwan pada Wonyoung dengan nada sok imut.

Wonyoung yang lagi duduk anteng langsung berjingkat geli. "Jauh jauh lo sapi!" Pekik gadis itu saat Junghwan menyenderkan kepalanya di bahu gadis itu.

Merasa tertolak oleh sang sahabat Junghwan mengerucutkan bibirnya, kini beralih menatap Inhong yang tengah menikmati sarapan nya.

Namun yang Ia dapat adalah, Inhong membalikan badannya membelakangi nya tanpa sepatah kata.

"Ahahaha anjir tertolak dua kali." Ngakak Jungwon.

"Diem lo domba!" Ucap Junghwan sok jutek.

"Ahahahaha sakit perut gue nyet hahaha."

Junghwan semakin medengus tak suka, lantas pemuda itu bergerak duduk di sebelah Jeongwoo.

"Jadi gimana Woo rasanya bikin debay sama mas suami?"

Jeongwoo total tersedak mendengar pertanyaan Junghwan, tangannya bergerak menyambar botol minum yang hendak di minum Wonyoung.

"Junghwan tolol." Maki Wonyoung.

"Apa sih? Kan gue cuma nanya." Sahut Junghwan sinis.

"Junghwan babik, monyet!" Maki Jeongwoo membuat semua yang mendengar menahan napas sesaat, suka ngagetin emang si Jeongwoo.

"Ampun nyai." Ringis Junghwan mendengar umpatan yang dikeluarkan Jeongwoo kepadanya.

____

"Bawa Jihoon sama Junkyu ke posko panitia sekarang!" Titah Haruto pada beberapa petugas PKS di sana.

Doyoung; ketua PKS harta karun, mengusap tengkuknya yang tak gatal. Ia menggigit bibir bawahnya sebentar sebelum menjawab titah Haruto.

"M-maaf Kak, tapi Kak Junkyu dan Kak Jihoon kabur dari perkemahan." Tuturnya pelan.

Brakk....

Haruto bangkit dari duduknya sesaat setelah menggebrak meja, semua yang ada di dalam posko panita meneguk ludahnya kasar.

"Bukannya semalem gue nyuruh lo jaga mereka? Kenapa mereka bisa kabur?" Ujar Haruto dingin.

Doyoung meneguk ludanya kasar. "M-maaf, tadi malam ada yang menyusup ke tenda PKS." Ucapnya.

Alis Haruto naik sebelah. "Penyusup?" Tanyanya.

"Iya, ada penyusup yang membawa kabur Kak Jihoon sama Kak Junkyu."

Haruto tekekeh kecil. "Cari mereka! Karena gue yakin mereka masih ada di sekitar sini!" Titahnya membuat Doyoung dan beberapa anak PKS lain mengangguk patuh.

____

"Lepasih gue bangsat!" Teriak Jihoon.

Sekarang Ia tengah berada di sebuah bangunan tua yang letaknya tak jauh dari area camping. Tangannya terikat kebelakang dengan badan yang menyandar pada sebuah kayu.

"Jihan anjing! Lepasih gue!" Kali ini Junkyu yang berteriak.

Yang di teriaki hanya menggendikan bahunya, tangannya bergerak memutar balok kayu yang Ia gunakan untuk memukul dua lelaki itu semalam.

"Well, gue udah pernah bilang. Gue, nggak akan biarin kalian dapetin Huruto ataupun Jeongwoo." Ucap gadis itu bersedikap dada.

"Mau lo apa anjing?!" Tanya Jihoon.

Jihan tampak berpikir, tak lama seringaian muncul di bibir nya.

"Kalo gue mau kalian mati gimana?" Tanya nya.

Jihoon dan Junkyu menggeram kesal, gadis di depannya ini mengapa sangat menyebalkan?

"Bangsat!" Maki Junkyu.

Jihan tertawa sarkas.

"Apa yang membuat kalian terobsesi sama Hajeongwoo?" Tanya nya sedikit lebih santai.

"Haruto sahabat gue dari kecil, dia yang udah nemenin gue dari kecil dan dia juga yang harus nemenin gue sampai mati! Gue nggak akan biarin jalang kecil itu ngerebut Haruto!" Teriak Junkyu.

"Wow menarik juga jawaban lo, tapi sayangnya yang lo sebut jalang itu istri sah Haruto. Gimana dong?" Tanya Jihan mengejek.

"Bangsat! Sebenernya mau lo apa hah? Gue tau lo punya maksud dan tujuan lain kan?!" Murka Junkyu.

Jihan mengangguk antusias. "Kok tau?" Tanya Jihan dengan wajah sok polos.

Jihoon mendecih tak suka. "Nggak usah sok polos, gue tau lo juga pengen ngerebut Jeongwoo dari Haruto kan." Ucap Jihoon ternyum miring.

Jihan mebulatkan mulutnya kaget, ralat, pura-pura kaget. Ia kemudian bertepuk tangan membuat Jihoon heran.

"Wow, boleh juga ucapan lo. Tapi bukan itu tujuan gue, gimana dong?" Ujar Jihan.

Jihoon mengangkat sebelah alisnya tak paham.

"Kalo gue bilang, gue cuma cari sensasi biar Haruto segera milikin Jeongwoo seutuh nya kalian percaya nggak?" Tanya Jihan.

"Maksud lo?" Tanya Jihoon.

"Jangan bilang lo----

"Yup, bener. Gue cuma pengen Hajeongwoo bersatu, bersatu dalem artian bener-bener bersatu. Kalian tau? Gue paling nggak suka kalo saudara gue disakitin sama orang lain." Jelasnya.

"Cih, lo cuma sodara angkat yang beruntung karena waktu itu di tolong keluarga Jeongwoo." Cibir Jihoon.

"Ya ya ya, setidaknya niat gue baik, walaupun cara gue salah. Nggak kaya lo! Lo, sodara satu asi sama Jeongwoo tapi dengan teganya lo mau ngelakuin hal bejat ke Jeongwoo!" Tunjuk Jihan dengan tatapan nyalang.

"Dan lo! Gue, nggak suka sama lo yang pura-pura sakit cuma buat dapetin perhatian Haruto!" Tunjuknya pada Junkyu.

Jihoon terkejut mendengar ucapan Jihan, sedangkan Junkyu sudah menunduk dalam. Ia, takut untuk menatap Jihoon sekarang.

"Bener apa yang dibilang Jihan, Kyu?" Tanya Jihoon.

"..."

"Jawab gue Kim Junkyu!" Teriak Jihoon.

Junkyu mengangguk, Jihoon berteriak prustasi. Jihan memutar bola matanya malas, terlalu drama hmmm.

"Drama banget cih."

"Hey kalian." Panggil Jihan.

Keduanya menoleh, Jihoon dengan tatapan sengit nya dan Junkyu dengan tatapan melasnya.

"Selamat menjalani hukuman." Ucap Jihan menatap ke arah pintu.

Dan, bola mata keduanya melebar saat melihat Doyoung dan beberapa petugas PKS berdiri dengan tatapan tegas nya. Jangan lupakan Bu Wendy yang sudah siap mengintrogasi keduanya.

____

Nih ya double up dah tuh, lunas!

Sekian terima Hajeongwoo...

Sider-nim mohon kesadarannya🙏

Vomment jusseyo...