enambelas

11.1K 1.3K 30
                                    

Jeongwoo nggak tau ada masalah apa di kantor, sampai-sampai Haruto sama Wonyoung selalu izin nggak berangkat sekolah. Karena Jeongwoo penasaran bin kepo, jadilah hari ini bolos sekolah mau main ke kantor.

Dengan masih setelan seragamnya Jeongwoo memasuki kantor keluarga Watanabe dengan santai nya, tapi waktu sampai di meja resepsionis dia di tahan sama karayawan yang kayaknya masih baru.

"Ehh, maaf dek. Ada keperluan apa datang kemari?" Tanya resepsionis itu sopan.

Jeongwoo tampak berpikir sebentar, kemudian mengangguk.

"Itu mau ketemu Kak Haru, sama Wony." Sahutnya polos.

Sang resepsionis terkesima dengan wajah polos Jeongwoo yang tampak menggemaskan, err kalo bukan jam kerja mungkin udah dibawa pergi tuh Jeongwoo.

"Maaf adek, apa sebelumnya sudah membuat janji dengan Pak Haruto dan Bu Wonyoung?"

Jeongwoo nyaris terbahak mendengar panggilan yang disematkan sang resepsionis untuk dua kakak beradik kembar itu, apa-apaan Pak? Bu? Mau ngakak aja Jeongwoo.

"Belum sih, tapi aku udah biasa kesini mbak." Sahut Jeongwoo.

"Eh." Resepsionis itu agaknya terkejut mendengar sahutan Jeongwoo, Ia segera melihat penampilan Jeongwoo yang masih berbalut seragam sekolahnya. Tapi, kalo dilihat dari tas sama sepatunya itu ber merk semua.

"Atas nama siapa dek?" Tanya resepsionis itu.

"Watanabe Jeongwoo." Jawaban mulus keluar dari mulut Jeongwoo.

Sang Resepsionis mengusap tengkuknya yang tak gatal, Ia baru tau kalo di depannya ini nyonya muda keluarga Watanabe.

"Ah, maaf nyonya sa----

"Jangan panggil nyonya ish! Jeongu tuh cowok terus masih muda, panggil Jeongwoo aja." Potong Jeongwoo tanpa sadar mempoutkan bibirnya.

"Aduh jangan sampe gue berubah jadi penculik cuma gara-gara ngeliat istri bos yang lucunya minta dikarungin." Batin mbak resepsionis merana.

"Ah, iya maaf. Mari saya antar."

Jeongwoo ngangguk terus jalan duluan di ikuti mbak resepsionis di belakangnya.

____

Terdengar suara adu mulut antara Haruto dan Wonyoung, keduanya tengah di landa kekhawatiran lantaran Jeongwoo menghilang.

Tadi, Haruto dapet telpon dari Jaehyuk kalo Jeongwoo nggak di rumah, Ia kira istrinya itu berangkat sekolah di antar supir pribadi. Tapi, ternyata supir keluarga sedang izin cuti pulang kampung.

Jelas keduanya yang mendengar itu langsung panik, di tambah handphone Jeongwoo nggak aktif tambah panik pula mereka.

"Kita harus lapor polisi sekarang!" Ujar Haruto.

"Belum duapuluh empat jam nggak bakal bisa, duh Jeongwoo lo dimana sih." Sahut Wonyoung menggigit ibu jarinya.

"Tau gitu tadi gue anterin Jeongwoo dulu, arghhh." Haruto teriak prustasi.

Wonyoung nggak kalah prustasi, dia nyoba ngehubungin Junghwan tapi nggak di angkat sama sekali.

Di saat keduanya di landa panik, pintu ruangan terbuka menampilkan sosok manis yang menatap keduanya bingung.

"Kalian kenapa?"

"Siapa sur-----JEONGWOO?!" teriak Wonyoung membuat Jeongwoo terlonjak kaget.

Haruto yangng mendengar Wonyoung teriak langsung menoleh, dan secepat kilat memeluk tubuh Jeongwoo yang masih bingung.

"Ya ampun, woolfie kamu kemana aja?" Gumam Haruto disela-sela pelukannya.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Jeongwoo polos nyerempet bingung.

"Lo darimana aja, Woo?" Tanya Wonyoung.

"Emm, dari rumah lah. Emang dari mana?"

Haruto melepas pelukannya, namun kedua tangannya masih memegang bahu Jeongwoo.

"Kamu nggak ke sekolah?"

Jeongwoo menggeleng.

Dua anak kembar beda gender itu menghela nafas lega, mereka kira hilang ternyata.

"Tadi kak Jaehyuk ngabarin kalo lo udah berangkat ke sekolah duluan, tapi pas gue tanya Pak Kim katanya beliau lagi cuti. Eh tiba-tiba Kak Jaehyuk ngabarin kalo lo nggak ada di sekolah." Tutur Wonyoung menghampiri Jeongwoo.

"Lo tau sepanik apa kita tadi? Mana lo dihubungin nggak bisa lagi, eh taunya udah ada di sini aja lo." Lanjut Wonyoung geleng kepala.

Jeongwoo cuma ngangguk terus natep dua orang di depannya dengan tatapan merasa bersalah.

"Maaf ya udah bikin kalian khawatir, handphone aku ketinggalan dirumah makanya susah di hubungin." Ujar Jeongwoo menundukan kepala.

Haruto mengusap kepala Jeongwoo, Ia menarik dagu Jeongwoo supaya pemuda manis itu menatap nya.

"Hey, nggak apa-apa. Yang penting kamu baik-baik aja, tapi lain kali handphone nya jangan sampai ketinggalan, inget itu termasuk barang penting oke?"

Jeongwoo mengangguk dengan mata berkaca-kaca Ia memeluk Haruto, membenamkan wajahnya di dada Haruto.

Bay saja nggak bisa saya ngetik beginian, freak abis😭

Wonyoung yang ngeliat cuma bisa ngelus dada, sabar. Terus dia keluar balik ke meja kerja nya yang terletak di luar ruangan Haruto.

_____

"Woolfie." Panggil Haruto membuat Jeongwoo menggeliat pelan.

"Woolfie, bangun udah malam. Ayok kita pulang." Ucapnya merapikan helai rambut si manis yang masih memejamkan matanya.

Jeongwoo menggeliat pelan, merentangkan tangannya meminta agar Haruto menggendongnya. Terlalu ngantuk dia tuh.

Haruto yang peka pun langsung menggendong tubuh Jeongwoo ala koala, keluar dari ruangan terlihat Wonyoung yang sedaru tadi menunggu nya.

"Loh tidur?" Tanya Wonyoung.

Haruto mengangguk. "Kecapean nunggu kali makanya ketiduran." sahutnya menyamakan langkahnya dengan Wonyoung.

"Ya wajar sih, nungguin kita dari pagi gimana nggak capek." Sahut Wonyoung.

Keduanya berjalan beriringan menuju parkiran mobil, saat sudah di parkiran Wonyoung berhenti sejenak.

"Sebentar." Ucap Wonyoung.

"Kenapa?"

"Ini, gue yang nyetir gitu?"

Haruto mengangguk.

"Ya tuhan, lo aja yang nyetir gue duduk di belakang sama Jeongwoo." Ujar Wonyoung

"Eyy, no no. Nggak liat Jeongwoo nyenyak gini? Yang ada kebangun nanti kalo gue nggak disampingnya."

Wonyoung tersenyum paksa ke arah Haruto, menghela nafas kasar. Pengen menenggelamkan diri aja lah kalo kayak gini.

Untuk kesekian kalinya Wonyoung menjadi supir pribadi Haruto dan Jeongwoo. Sabar.gg

_____

Ini para pembaca gelap mau saya kasih apa?

Saya kehabisan ide maap🙏

Vomment jusseyo....

Married With KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang