32. Bab 11-Bagian 3: Masa Lalu

87 81 32
                                    

***

DILARANG KERAS MELAKUKAN SEGALA BENTUK TINDAKAN PLAGIARISME KARYA DARI PENULIS SEPERTI MENYALIN/MENJIPLAK, MENGUBAH, MENGEDIT, DAN LAIN-LAIN.

CERITA INI SUDAH MENDAPATKAN SERTIFIKAT HAK CIPTA DAN SUDAH DILINDUNGI SESUAI KETENTUAN PERATURAN PER-UNDANG-UNDANGAN. 

***

Mereka pun menyantap makanan masing-masing. Alby dengan nasi uduk dan air mineral, Nadia dengan nasi goreng setengah porsi dan es jeruk, dan Bagas yakni nasi goreng ayam dan Es teh. Sedangkan Bram yang sudah duluan selesai makan dan sedari tadi menyedot teh kotaknya pun juga sudah habis. Ia lalu mengambil sisa tiga buah pisang goreng dan beberapa cabai yang ada di deretan snack sebagai makanan penutupnya.

"Kelas dua nanti, Lo bakal milih IPA?" Tanya Bram pada Alby.

Alby berpikir sejenak dan menjawab, "Iya. Ortu juga udah kasih ijin. Elo?"

"Gue IPS dong, bareng nih anak." Balas Bram sambil menunjuk Bagas.

"Kenapa Lo nggak ambil Bahasa dan Seni aja?" Tanya Alby lagi sambil menyantap makanan.

"Hnngg...nggak deh. Setelah gue pikir-pikir IPS kayaknya asik juga." Balas Bram.

"Tapi Lo masih interestbuat main piano kan?" Tanya Alby.

Bram menghembuskan nafas panjang. "Iya. Cuma isi waktu luang aja. Gue mau coba hal baru lagi. Lo masih maen gitar sama nyanyi juga kan?"

Alby mengangguk sambil mengunyah makanannya. "Tapi gue bakal tetep jalanin dua-duanya. Basket sama nyanyi."

Di saat Bram dan Alby asyik mengobrol, Nadia sedikit bangun dari tempat duduknya untuk mengambil sambal yang ada di dekat Bram. Setelah berhasil mengambil sambal, secara tidak sengaja, ia menyenggol es jeruknya dan tumpah seluruhnya mengenai rok yang ia pakai. Posisi gelas tidak pecah, karena terpangku di pahanya.

"Ahhhhh!!" Nadia terpaku pada apa yang terjadi dengan dirinya sambil tetap pada posisi masih memegang sambal, tidak bergerak sedikit pun. "Gimanaaa nihhhhhh?????"

Ketiga lelaki itu secara serempak menoleh kepada Nadia.

Bagas mengambil sambal yang masih dipegang oleh Nadia dan menaruhnya di meja. Ia juga mengambil beberapa tissue dan dilapkannya ke baju kaos Nadia yang terciprat oleh es jeruk yang tumpah. Alby mengambil gelas yang ada dalam posisi terbalik di pangkuan Nadia dan menaruhnya di meja. Alby juga mengambil beberapa tissue untuk mengelap air yang tumpah di kursi panjang tempat ia dan Nadia duduk bersebelahan.

"Ya ampun, ckckckckckck." Ucap Bram sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia hanya melihat ekspresi kusut Nadia, tidak berusaha membantunya.

"Habis ini Lo nggak ada kegiatan lagi kan?" Tanya Bagas.

Nadia menggeleng, "Nggak ada sih. Gue mau pulang aja deh sekarang. Masa kayak gini sih."

Bagas yang belum menghabiskan makanannya kemudian berkata, "Ya udah, sekarang gue anterin Lo pulang ya. Gimana?"

Nadia lalu berdiri dan tampak rok bagian depannya basah serta baju kaos yang ia pakai dari latihan cheerleaderpun juga terlihat noda-noda agak kekuningan gara-gara es jeruk yang ia tumpahkan. Ia menghembuskan nafas panjang. "Gue malu nih...."

Bagas pun memberikan jaket jeans hijaunya pada Nadia. "Ini nih pake."

Nadia menatap Bagas dengan ragu. "Gapapa nih? Nanti punya Lo kotor."

"Ah...nggak apa kok. Nih pake aja." Sahut Bagas.

Nadia pun melingkarkan jaket jeanshijau Bagas di pinggangnya untuk menutupi tumpahan es jeruk yang ada di roknya. Tampak Bagas dengan cepat-cepat menyeruput es tehnya, lalu bersiap-siap merapikan barang bawaannya untuk segera pergi.

"Gas....mmmggghh guee...kayaknya nggak bisa pulang naik motor deh. Mmgghh...apalagi rok gue kayak gini." Ucap Nadia ragu.

Bagas terdiam mendengar perkataan Nadia.

"Ya udah, Lo bareng gue aja ya? Gue pake mobil kok." Ucap Alby menawarkan bantuan pada Nadia.

"Nggak apa-apa nih Al? Nggak ngerepotin kan?" Tanya Nadia.

"Nggak apa kok, santai aja." Jawab Alby, ia lalu merapikan barang-barangnya ke dalam tas. Begitu juga Nadia yang kemudian merapikan barang-barangnya untuk bergegas pulang.

"Eh bro, gue balik duluan." Kata Alby. Ia lalu melakukan serangkaian tos pada Bram, lalu selanjutnya pada Bagas sebagai ucapan pamit pada dua sahabatnya itu. Sedangkan Nadia perlahan-lahan keluar dari tempat duduknya sambil melayangkan senyum kepada Bagas dan Bram lalu berucap, "Gue juga balik duluan ya."

Mereka berdua lalu pergi. Belum begitu jauh mereka berdua berjalan, Bram berseru. "Hati-hati kalian ya, jangan malah ke hotel..." seraya melambaikan tangan.

Kini, Bagas dan Bram berdua lagi. Tampak makanan Alby dan Nadia masih tersisa agak banyak. Gelas Nadia kosong, sedangkan Alby sudah membawa air mineralnya pulang. Suasana hening terjadi di antara mereka. Bram menoleh pada Bagas yang kembali melanjutkan menyantap makanannya.

"Bro, lain kali elo harus siap sedia mobil deh, biar tuh cewek kalo numpahin es jeruk lagi gak malu diliatin di jalan karena naik motor." Ucap Bram sambil mengunyah gorengannya.

Bagas hanya mengangkat bahu, berusaha tidak peduli dengan perkataan Bram. Ia tetap fokus menyantap makanannya yang belum habis. Bu Wati kemudian datang ke meja makan mereka dan bertanya, "Yang ini sudah bisa Ibu beresin, Nak?" Tanyanya.

"Nggihh Bu, bisa bisa..." Ucap Bram dengan sopan sambil membantu Ibu Wati membereskan piring dan gelas yang sudah tidak terpakai di meja. Saat Bu Wati berbalik badan dengan membawa piring dan gelas, Bram bertanya pada Bagas, "Oh iya, siapa yang bayar makanan mereka?" Belum sempat Bagas menjawab, Bram bertanya pada Ibu Wati. "Bu, makanannya yang tadi belum dibayar ya?"

Mendengar Bram, Bu Wati menoleh. "Oh iya. Udah dibayar semuanya kok tadi sama temennya yang pulang bawa cewek tadi." Jawabnya.

"O...o iya iya Bu. Makasih makasih." Sahut Bram dengan senyum. Bu Wati pun tersenyum pada Bram kemudian beranjak pergi.

Sebelum Bram berkomentar lebih jauh, ketika Bram menoleh, Bagas malah sudah menggendong tasnya dan bergegas pulang. Ia pun beranjak dari kursi serta menepuk bahu Bram. "Yuk cabut." Lalu pergi meninggalkan Bram.

"Ehh...ehh ehhh....tunggu woi!!" Ucap Bram. Ia lalu cepat-cepat merapikan barang-barangnya yang masih di tempat duduk kantin, menggendong tasnya, mengambil beberapa tissue lalu menyantap sisa gorengannya sambil pergi berlari menyusul Bagas.

Bagas dan Bram keluar dari kantin tidak melewati keempat cewek fans Alby. Sedangkan Alby dan Nadia keluar dari kantin dengan melewati mereka. Tentu saja mereka berempat memperhatikan apa saja yang terjadi selama mereka ada disana. Alby berjalan melewati mereka dengan senyum, sedangkan Nadia cuek saja, sambil mengibaskan rambutnya.

***

To be Continued...

AKULAH DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang