54. Bab 18-Bagian 3: Alby, Brian, Cindy

84 68 36
                                    

***

DILARANG KERAS MELAKUKAN SEGALA BENTUK TINDAKAN PLAGIARISME KARYA DARI PENULIS SEPERTI MENYALIN/MENJIPLAK, MENGUBAH, MENGEDIT, DAN LAIN-LAIN.

CERITA INI SUDAH MENDAPATKAN SERTIFIKAT HAK CIPTA DAN SUDAH DILINDUNGI SESUAI KETENTUAN PERATURAN PER-UNDANG-UNDANGAN.

***

"Gue pengen cobain menu baru, bosen itu itu aja." Jawab Bram. "Oh ya kalian udah pesen?" Tanya Bram pada keempat cewek Bahasa dan Seni itu.

"Belum, kalian aja lah dulu." Jawab Kiki sambil tersenyum.

Bram kemudian menyerahkan menu kepada Cindy. Cindy kemudian membaca menu makanan tersebut dan bertanya, "Lo pesen apaan Bram?"

"Gue pesen spagetti." Jawab Bram. Ia lalu mengambil gorengan yang ada di atas meja dan menyantapnya.

"Ah gue juga deh. Minumnya gue.....es jeruk." Balas Cindy.

"Oh iya gue juga pesen es jeruk." Jawab Bram. "Pesenin dong Cin."

"Eh kita mau pesen dulu dong." Ucap Elmi menyela. Cindy yang hendak memesan, memberikan menu makanan tersebut kepada Elmi. Elmi mengambil menu makanan tersebut dari tangan Cindy dengan agak tidak ramah sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

Melihat Elmi yang seperti itu, Cindy jadi lebih memperhatikan Elmi dengan seksama. Ia masih mengingat saat sebelum kepalanya terbentur bola basket, Cindy melambai ke arah Elmi dengan riang, dan pandangan mereka saat itu saling bertemu satu sama lain. Namun, Elmi langsung melihat ke arah lain dan berbicara pada Bagas sambil tertawa.

Apa perasaan Cindy saja bahwa Elmi mengabaikan dia? Pikir Cindy lagi. Dia masih belum bisa memastikan, dan juga tidak ingin mempermasalahkan hal sepele seperti itu. Sebaiknya mungkin itu diabaikan saja. Meskipun sebenarnya hal itu masih mengganggu Cindy. Kalau saja Bram memberi tahu dia lebih awal bahwa dia akan makan bersama keempat cewek fashionable ini, dia akan lebih memilih membeli camilan dan makan di kelas bersama Vivien dan Gloria.

Satu per satu dari keempat Bahasa dan Seni melihat daftar menu dan akhirnya mereka memesan makanan. Bram mulai bercengkrama dengan Cindy lebih akrab dan membahas anime dan game. Ada juga beberapa lawan jenis yang ada di kantin adalah anak-anak kelas XI IPS-2, menyapa Cindy dan Bram, bahkan juga ada anak-anak dari kelas lain menyapa Cindy. Cindy tersenyum ramah dan balas melambai. Ada juga yang mengajak Cindy mengobrol dari tempat duduk mereka.

Di saat Cindy sedang mengobrol dengan murid lain, Bram mencolek punggung Beby yang duduk di sampingnya. "Eh Lo kenapa? Diem aja." Tanya Bram.

Beby tampak bete dengan perlakuan Bram. Dia sedikit menggeser badannya agar menjauh dari Bram. "Nggak kenapa." Jawabnya sambil berkutat dengan handphone-nya.

Bram mengernyitkan dahi. "Eh Lo kenapa? Jelek banget mukanya kalau lagi bete gitu." Goda Bram mengubah gaya duduknya dan condong lebih mengarah ke Beby. Bram yang tadinya mencolek punggung Beby, sekarang mencolek bagian pergelangan tangan Beby.

Beby menepis colekan Bram, "Ihhh apaaan sihhhh....udah gue bilang nggak kenapaa!" Balasnya. Setidaknya suara Beby kali ini lebih cempreng dan itu artinya dia sedang berusaha untuk ngambek, tapi dia tidak keberatan Bram menggodanya seperti itu. Tapi tetap saja dia kesal karena Bram tidak peka padanya.

Bram terdiam dan sedikit menjauhkan jarak tempat duduknya dari Beby. "Ya udah kalo gak apa-apa." Balasnya yang kemudian mengambil gorengan lagi sambil bertopang dagu ke arah yang berlawanan. Melihat Bram yang seperti itu, Beby tidak mau kalah, ia pun menyilangkan kedua tangannya di dada dan menghadap ke arah yang berlawanan dari Bram.

"Ngobrol aja sama cewek di sebelahmu." Gumam Beby yang didengar oleh Bram, namun tidak didengar oleh Cindy karena Cindy masih asik mengobrol di sebelah Bram dengan orang lain.

Bram yang mendengar itu menoleh ke arah Beby. Dia menyeringai dan kaki kanannya dengan sengaja menyenggol kaki kiri Beby. Beby yang masih cemberut mendorong kaki Bram dengan tangannya agar menjauh, namun Bram menahan kakinya sehingga Beby kesulitan mendorong kaki Bram. Bram pun tertawa. Beby tampak salah tingkah, wajahnya memerah dan memukul punggung Bram. Tapi tidak bisa dipungkiri Beby malah tersenyum.

Tiba-tiba kantin heboh. Beberapa siswi-siswi yang duduk di kantin menutup mulutnya dan berseru, "Albyyyy!" Yang tentu saja Elmi, Beby, Flo dan Kiki otomatis sumringah dan melambai ke arah Alby. "Albyyyy disiniii...dudukk disiniiii....." Seru mereka.

Sesosok laki-laki dengan tinggi tubuh 180cm, putih, bersih, ramah, namun terkesan cool datang bersama Bagas. Alby tersenyum ke beberapa orang yang menyambutnya, dilanjutkan dengan ia melakukan tos kepada Bram. Alby kemudian duduk di samping Cindy yang merupakan tempat terdekat dia datang tadi, sedangkan Bagas mengambil jalan memutar dan duduk di samping Elmi.

Cindy tampak bingung dengan kedatangan Alby yang tiba-tiba dimana semua orang menyambutnya dengan gembira, terutama anak-anak cewek bahkan sampai keempat cewek fashionable itu juga menyambut Alby sangat ceria. Tapi yang pasti, Alby adalah anak yang populer karena sewaktu Alby bertanding dengan kakak kelas saja, hampir satu sekolah menonton pertandingannya itu.

"Albyyyy seneng banget deh akhirnya Lo mau makan sama kita-kita disiniii." Ujar Flo sambil menepuk tangannya karena semangat.

Alby tersenyum pada Flo. "Iya gue diajakin sama Bagas." Jawabnya singkat,

Elmi langsung memeluk Bagas, "Ah makasihh Bagass udah ngajakin Alby, pangeran kita kesini." Dan ia menyender pada Bagas.

Bagas tampak tidak nyaman dengan perlakuan Elmi, namun ia tidak enak dengan Elmi. Ia pun, memegang tangan Elmi dengan lembut dan sedikit demi sedikit menjauhkan tangan Elmi dari badannya.

Elmi tampak salah tingkah dan malu. Ia yang sadar Bagas tidak nyaman dengan perlakuannya, menjauhkan tangannya dari Bagas sambil mengibaskan rambutnya untuk menutup rasa malunya. "Aduh, panas banget deh, kantin disini kok malah sumpek sih."

Cindy yang melihat Bagas yang tidak nyaman dipeluk oleh Elmi tadi, sedikit tersenyum karena menurut Cindy itu adalah hal yang menurutnya lucu. Tapi Cindy tidak bermaksud mengejek Elmi yang sepertinya berusaha mendapat perhatian Bagas dari caranya yang seperti itu. Cindy cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain, namun Elmi merasakan bahwa Cindy seperti tersenyum mengejek karena perlakuannya dia ke Bagas tadi.

***

To be Continued...

Besok lebih panjang yahh biar kalian puas bacanya ;)

AKULAH DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang