73. Bab 24-Bagian 1: Tentang Sekolah Kami

87 92 33
                                    

***

DILARANG KERAS MELAKUKAN SEGALA BENTUK TINDAKAN PLAGIARISME KARYA DARI PENULIS SEPERTI MENYALIN/MENJIPLAK, MENGUBAH, MENGEDIT, DAN LAIN-LAIN.

CERITA INI SUDAH MENDAPATKAN SERTIFIKAT HAK CIPTA DAN SUDAH DILINDUNGI SESUAI KETENTUAN PERATURAN PER-UNDANG-UNDANGAN.

***

Bagas tertegun ketika dia melihat satu orang di kelasnya sudah ada disana sebelum dirinya, yaitu Cindy. Cindy yang sedang menonton di laptop dan memakai headset menoleh kepada orang yang sedang melihatnya. "HAI!" sapanya dengan semangat.

Bagas melangkah ke tempat duduknya, menaruh jaket dan tasnya serta bersiap-siap melakukan aktivitas piket. "Ngapain dateng pagi-pagi gini?" Tanya Bagas.

Sebelum menjawab, Cindy merenggangkan badannya. Kedua tangannya ia rentangkan kencang-kencang ke atas, sambil menguap dengan mulut lebar terbuka. "Huh, gue gamau telat kayak kemaren." Jawabnya. Jam masih menunjukkan pukul 06.20.

Bagas diam dan mengamati Cindy akan tingkahnya itu. Cindy yang sedang menonton, melihat Bagas yang sedang mengamati dirinya. "Kenapa Lo?" Tanyanya, lalu tersenyum dengan manis kepada Bagas, "Gue cantik ya?"

Bagas hanya menghembuskan nafas panjang. Ia tidak menjawab pertanyaan Cindy dan menengok ke layar laptop yang sedang menampilkan sosok kartun berambut pink. "Nonton Saiki?" Tanyanya balik.

            Mata Cindy membelalak, "Ih kok elo tau?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Cindy membelalak, "Ih kok elo tau?"

"Lha, kenapa?" Tanya Bagas balik.

"Iya, judul animenya nih The Life of Saiki Kusuo." Jawab Cindy. "Eh gue puter ulang lagi deh. Gara-gara Lo ngajak ngomong, gue jadi ngga konsen nontonnya." Dengan headsetyang masih menempel di telinga, Cindy memutar ulang episode yang ia putar itu ke beberapa menit lalu.

Bagas yang masih sedang melihat anime yang diputar oleh Cindy kembali mengingat-ingat episode itu, "Dia kepo gimana rasanya di-surprise-in, tapi selalu gagal wkwkkwkwk."

Cindy melihat Bagas yang bersemangat dengan anime, "Coba gue tau dari awal kalo Lo suka anime, gue nggak harus canggung-canggung deket sama Lo. Gue bisa ngoceh anime kesukaan gue, gue juga bisa minta anime ke elo, ya pokoknya seperti itulah..."

Bagas mengangkat bahunya, "Ya sekarang kita bisa kayak gitu kan?"

Cindy berpikir bahwa ia yang biasanya lebih dekat dengan Bram, kini akhirnya bisa menjadi lebih dekat dengan Bagas. Mungkin sepertinya ia salah menilai Bagas yang selalu diam dan sibuk sendiri. Tapi setelah tahu bahwa mereka mempunyai kesukaan yang sama, Cindy bisa ngobrol lebih santai dengan Bagas. Karena jika tidak ada Bram, Cindy tidak tahu harus mengobrol apa kalau berduaan bersama Bagas.

AKULAH DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang