40. Bab 14-Bagian 2: Hari Minggu

88 78 31
                                    

Halo, haloo readers :)

Kalian ngapain aja nih di Hari Minggu?

Males-malesan kan?

Ya, kita sama :)

Males-malesannya bareng yuk sambil baca kelanjutan cerita author di sini....

***

DILARANG KERAS MELAKUKAN SEGALA BENTUK TINDAKAN PLAGIARISME KARYA DARI PENULIS SEPERTI MENYALIN/MENJIPLAK, MENGUBAH, MENGEDIT, DAN LAIN-LAIN.

CERITA INI SUDAH MENDAPATKAN SERTIFIKAT HAK CIPTA DAN SUDAH DILINDUNGI SESUAI KETENTUAN PERATURAN PER-UNDANG-UNDANGAN. 

***

Gerakan-gerakan Muay Thai antara lain ada teknik memukul, memiting, menendang dan mendengkul. Sebelum melakukannya, aku pun melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kram pada tubuh. Aku melakukan pemanasan kira-kira 10 menit.

Aku lalu membuka bajuku dan memakai headband. Memang latihan seperti ini enaknya bertelanjang dada dan memusatkan konsentrasi untuk memukul heavy bag yang ada di depanku. Ku bayangkan si heavy bag ini adalah musuh/lawan yang menyerangku, aku lawan dia dengan teknik pukul jab, hook, dan strike serta teknik menendang yang paling aku suka adalah high kick yakni sasaran kita adalah kepala lawan. Aku mencoba memvariasikan teknik-teknik lain yang sempat kupelajari dulu sebelum akhirnya aku memang benar-benar memfokuskan diriku untuk karate.

Setelah satu jam, aku pun beristirahat. Keringat membasahi badanku dan aku mengelapnya dengan handuk putih kecil. Kemudian aku pergi ke dapur untuk mengambil minum, dan minum sebanyak yang aku bisa. "AAAAHH." Seruku pada diri sendiri seraya menghentakkan gelas ke meja dapur. Aku merasa segar kembali setelah berolahraga.

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.09. Aku dinginkan badanku dulu sekitar 15 menit karena tidak baik setelah berolahraga langsung mandi. Aku pun menyalakan televisi di ruang keluarga dan siang ini aku menonton acara kuliner. Aku rebahan di sofa serta menonton pembawa acara sedang menjelaskan lokasi rumah makan yang akan mereka tuju di episode tersebut.

Tapi tak lama kemudian, tanpa aku sadari entah sejak kapan aku mulai tertidur.

.....

Kring....Kriingggg......Kringggg......

Aku terbangun karena suara telepon rumah berdering. Cepat-cepat aku bergegas mengangkat telepon sekaligus sambil mengumpulkan kesadaran.

"Ya halo?" Ucapku di telepon. Sebisa mungkin, aku tidak mengeluarkan suara saat menguap supaya tidak kedengaran di telepon.

"Gas, Mama telepon dari tadi ke handphone-mu kok nggak diangkat-angkat?" Kata Mama di seberang sana.

"Eh, handphone-ku tak tinggal di kamar Ma, soalnya aku lagi olahraga di bawah." Kataku menjelaskan.

"Oh gitu." Balas Mama singkat. "Udah ada paket dateng belum Gas?"

Aku mengernyit, "Paket apaan Ma?"

"Mama ada beli paket masker untuk wajah. Belum ada dateng ya?"

"Belum ada kok Ma." Sahutku sambil mengamati halaman depan melihat-lihat apakah ada paket yang dimaksud oleh Mama. Biasanya sih kalau tidak ada orang yang membukakan pintu, kurir menaruh paket tersebut di meja teras halaman.

"Oke, Mama mau tahu itu aja." Kata Mama lagi.

"Iya Ma." Jawabku singkat.

"Kamu udah makan?"

"Udah kok Ma, sekarang mau mandi."

"Ya ampun, kamu baru mandi jam segini?!" Tanya Mama yang biasa mengocehi aku jika aku mandi sesiang ini.

Aku melirik jam dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul 13.40. Aku mengucek-ucek mataku, dan menjawab Mama dengan malas. "Iya Ma."

"Kalo gitu cepet mandi sana. Jangan lupa belajar kamu ya. Kemarin Mama juga belum sempet tanya sama kamu kemana aja dan ngapain aja sampai pulang malem banget." Ungkap Mama. "Mama kira kamu nginep di rumah Bram atau Alby, Mama telepon mereka ternyata kamu nggak sama mereka."

"I—Iya Ma. Siap." Tenang saja Ma. Anakmu anak baik-baik kok.

"Ya udah gitu aja. Baik-baik kamu di rumah sendiri." Tambah Mama lagi lalu telepon pun terputus.

Aku menghela nafas. Kemarin kalau tidak salah, aku sampai di rumah sekitar jam 00.32. Waktu aku keluar dari rumah, Mama belum ada di rumah jadi rumah kosong. Setelah aku sampai di rumah, Mama sudah ada tapi tentu saja sudah tidur. Lalu hari ini kami belum bertemu lagi karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Ku matikan televisi yang sedari tadi menyala. Aku lalu pergi ke dapur dan mengecek nasi yang kumasak menggunakan rice cooker. Kubuka rice cooker dan yap....nasinya sudah matang. Yah, apa boleh buat, aku makan siang dulu sajalah.

Aku membuka kulkas dan melihat ada sosis, telur, tomat, dan sisa daun selada. Aku kemudian menoleh ke arah meja ada kecap asin, kecap manis, saos tomat dan sambal. Kalau sudah begini, apalagi kalau bukan masak nasi goreng. Aku pun mengambil celemek yang Mama biasa pakai serta mulai memasak.

Mamaku kalau sudah ada kegiatan di luar, dia pasti tidak akan memasak. Daripada terus jajan di luar, lebih baik aku coba saja masak sendiri. Walaupun awalnya coba-coba, eh tidak tahunya malah enak. Aku juga jarang menggunakan bumbu jadi, entah kenapa kalau pakai bumbu jadi, tenggorokanku malah sakit. Kalau untuk mie instant, aku cukupkan makan sebulan dua kali. Selain untuk menjaga tubuh, mie instan kan tidak baik kalau terus dikonsumsi.

***

To be Continued...

AKULAH DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang