Suara berisik dari keyboard memenuhi kamar, sesekali terdengar umpatan dari orang yang kini sedang serius menatap layar PC yang menampilkan game peperangan yang sedang berjalan.
Jeno, si pemilik kamar mendesah kasar setelah karakternya mati tertembak di dalam game, sudah hampiir dua jam dirinya duduk disana, memandangi layar tanpa teralihkan sedetik pun.
Jeno melepas headphonenya, memutar kursi yang membuat dirinya dapat memandangi seluruh kamarnya, akhirnya Jeno beranjak, mengambil handphonenya yang tergeletak di atas kasur sebelum melempar dirinya sendiri dan berguling guling seperti bocah disana.
Si galak <3
"Jen, aku hari ini jalan ya sama Haechan"
You
"Okayyy, mau kemana sayang?"
Si galak <3
"Ke mallllll, aku mau beli hoodie yang kemaRen itu lohh"
You
"kok nggak ngajak akuuuuuuu"
Si galak <3
"aku tau ya kamu ngegame tadi, mana mau nganterin aku"
You
"hehehehe"
"Ketauan ya"
Si galak <3
"Tau lah, yaudah ya gitu aja, kamu jangan lupa makan, jangan lama lama
Ngegamenya"
You
"Okay sayang, ini aku udahan kok mau makan"
Si galak <3
"Good boy, makan yang banyak ya sayang, love you"
You
"Love you toooooo"
Jeno lalu melempar ponselnya, kakinya melangkah keluar, turun menuju meja makan, suasana rumah sepi sekali saat ini, hanya ada dirinya, Kak Mark seperti biasa mengerjakan skripsi di café, Jeno juga tidak tau alasannya, padahal di rumah ini juga ada wifi, suasana juga cukup tenang karena tidak ada orang di dalamya selain dirinya dan Mark.
Selesai dengan urusan perut, Jeno masuk kembali ke kamarnya, matanya mejelajah keseluruh sudut kamar, memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukannya sebagai pembunuh waktu, bermain game lagi?, menonton youtube?, ahhh Jeno sangat bingung sekarang.
Pandangan matanya jatuh pada tas kuliahnya yang tergeletak begitu saja di atas kursi santai yang berada di kamarnya, senyum cerah Jeno tercetak di wajah tampannya, tanpa menunggu Jeno menghampiri tempat tas nya berada, membuka dan mengambil sesuatu di dalamnya.
"Untung gue kemaren sempet nyolong ini dari kamar Renjun"
Jeno membolak balikan benda serupa penis yang terbuat dari bahan plastik dan karet itu, sebuah dildo yang dapat bergetar, dengan bentuk yang sama persis seperti penis manusia, hanya ukurannya tidak terlalu besar.
Jeno ingat betul saat dirinya membelikan benda itu untuk Renjun, sebagai pemanis permainan sex mereka yang ketiga kali, ingat bukan jika Jeno senang bereksperimen dengan aktivitas seksualnya dengan Renjun, termasuk kinky kinky aneh yang random ingin Jeno lakukan
Pernah sekali waktu Jeno memesankan Renjun satu stel pakaian sekolah wanita dengan rok pendek dan stocking panjang, atau membeli seperangkat alat BDSM yang membuat Renjun mengomel dan marah pada Jeno selama satu minggu.
Jeno juga sering membeli sextoys sextoys yang menarik perhatiannya, semua benda laknat itu tersimpan rapih di kamar Renjun, hampir semuanya pernah dipakai, ada juga yang belum pernah tersentuh sama sekali, kebanyakan hanya dipakai satu kali, itupun bukan saat sesi bercinta, namun saat mereka sedang cuddle dan tidak ingin melakukan penetrasi, maka tubuh Renjun yang menjadi korban percobaan mainan mainan itu.
Kembali kepada Jeno yang kini mengotak atik dildo yang dipegangnya, mengisi baterai benda itu dan menyalakannya.
"Anjing kaget gue"
Jeno tersentak saat getaran penis palsu itu cukup kuat, bahkan membuat tangannya seperti kebas, dildo itu juga bergerak berputar putar, seperti pengaduk kue yang dulu sering mamanya pakai jika membuat kue ulang tahun untuk dirinya.
"Cobain nggak ya, takut gue, tapi penasaran, sama nggak ya rasanya kaya tititnya Renjun"
Jeno bermonolog sendiri, dirinya ingin namun ada keraguan disana, ditambah janji kepada Renjun jika dirinya jangan mencoba coba lagi menjadi pihak bawah, bukan apa apa, Jeno sendiri juga takut ketagihan dan beralih haluan menjadi pihak yang ditusuk .
"Gapapa deh, sama aja kan kaya gue coli biasa, ini cuma ditambah titit bohongan di lubang gue"
Jeno lalu meraih lube yang terdapat di laci nakas dekat ranjangnya berada, lalu dirinya melucuti sendiri celana dan dalamnnya, memperlihatkan penisnya yang masih lemas.
"Langsung masukin aja nih"
Jeno lalu melumuri dildo tersebut dengan lube hingga basah dan licin setelanya tombol getar yang terdapat disana dinyalakan, Jeno meneguk ludahnya saat ujung dildo itu bersentuhan dengan pintu lubangya, getaran yang dihasilkan dildo itu berhasil membuat penis Jeno menegang seketika.
"Shhhhh....perih anjing"
"Jeno tolol kenapa nggak pake jari dulu yaiyalah perih"
Jeno lalu meletakkan kembali dildo yang dipegangnya, menggantinya dengan jarinya yang sudah dilumuri lube, satu jari berhasil masuk, bergerak keluar masuk, menggesek dinding rektumJeno yang masih sempit.
Kejadian tukar posisi nya dengan Renjun sudah berlalu dua minggu yang lalu, tapi masih sangat membekas di pikiran Jeno, kadang dirinya tanpa sadan mengelus lubangnya sendiri, karena rasa ingin dimasuki yang tersimpan baik di alam bawah sadarnya.
"Akhhh...shhhh....udah kali ya"
Jeno menarik keluar dua jarinya yang ia gunakan untuk melonggarkan lubangnya.
"Anjing ngaceng hahahaha"
Jika saat ini ada yang melihat apa yang Jeno lakukan mungkin orang itu akan menganggap Jeno gila, melakukan kegiatan seksual sendirian dengan racauan dan tawa yang kadang keluar
"Ahhhh....shit shit...enak juga ini titit plastic"
Dildo itu berhasil masuk seluruhnya, bergetar dan berputar di dalam lubang anal Jeno, Jeno sendiri menbiarkan benda itu bergerak di dalanya, kini tangan Jeno sibuk memanjakan penisnya yang mengacung tegak.
"Ahhhhhhhh....fuck enak banget"
Jeno mengetat- ngetatkan sendiri lubangnya, merasakan lebih dalam getaran dildo yang berada di dalam lubangnya, tangannya ikut bergerak konstan, mengocok dan mengurut penisnya sendiri, sesekali mengusap puncak penisnya yang akan memberikan sensasi tersengat listrik yang dapat membuat dirinya bergetar.
Jeno berganti posisi, duduk dengan posisi sedikit mengangkang, membuat dildo itu semakin dalam menyentuh prostatnya, kocokan pada penisnya juga semakin cepat, hingga tak lama sperma menyembur dari lubang penis Jeno, menembak hingga mengenai sedikit wajahnya.
Jeno terengah, tersenyum puas saat dirinya mendapat pelepasan hebatnya, ternyata dildo lubangnya menambah rasa nikmat yang dia dapatkan,Jeno lalu mencabut dildo yang masih bersarang di lubangnya, meringis kecil saat lubangnya harus beradaptasi Kembali setelah meregang.
"Ahhhhh....kalo pake titit beneran pasti lebih enak"
Tanpa Jeno sadar, sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan kegiatannya masturbasi dengan bantuan dildo, ikut mengocok penisnya dari luar saat disuguhi adegan langsung secara Cuma Cuma, salahkan saja Jeno yang tidak menutup rapat pintu kamarnya.
To Be Continue

KAMU SEDANG MEMBACA
CURIOUS
Fanfiction"Ketika rasa penasaran membawa mereka ke dalam masalah besar" cerita berisi materi dewasa 18+ ada beberapa chapter yang aku lock karena sebelumnya ini merupakan pdf yang aku rilis tahun lalu silahkan akses chapter yang dikunci melalui tautan berikut...