CHAPTER 12

2.4K 74 0
                                    

Suara derit pintu membangunkan Renjun dari tidurnya, di depan pintu berdiri Jeno yang memegang nampan berisi susu dan roti, tersenyum manis , membuat siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta, dan betapa beruntungnya Renjun, lelaki itu adalah kekasihnya.

"selamat pagi sayang, bagaimana tidurnya? Nyaman?"

"badanku sedikit sakit"

Suara Renjun sedikit serak, setelah semalam mendesah dan menangis, Jeno menaruh makanan itu di sisi nakas tempat Renjun berbaring, tangannya menggapai dahi sang kekasih yang nampak berkeringat.

"kamu demam, istirahat saja dulu, nanti aku ambilin obat"

Mengangguk patuh, Renjun kini bersandar di headboard ranjang, dengan Jeno yang duduk di sisinya, menyuapi potongan roti.

"Jeno..."

"hmmm...kenapa sayang?"

"boleh aku minta tolong...."

Jeno melihat pergerakan Renjun yang tak nyaman dengan duduknya, Jeno paham, lubang anal kekasihnya terluka, mungkin itu juga yang membuat Renjun demam sekarang.

"nanti aku obati, sekarang habiskan dulu ya makanannya"

Jeno menutup pelan pintu kamarnya, Renjun sudah selesai makan dan diobati, kini kekasihnya itu Kembali tidur, Jeno tidak tega sebenarnya, hari ini juga Jeno dan Renjun sudah izin tidak kuliah karena sakit.

Langkahnya gontai menuruni tangga, membawa peralatan maka bekas Renjun ke dapur, di bawah ada Mark dan Lucas yang sibuk dengan laptop masing masing, Lucas juga menginap semalam, membantu Jeno mencari siapa orang yang sudah mengagahi kekasihnya.

"gimana Renjun Jen? Udah bangun?"

"udah Kak, sekarang tidur lagi, demam"

Mark mengangguk mengerti, dia sempat melihat bagaiana kacaunya Renjun semalam, hamper sama seperti waktu itu, namun kemarin sepertinya orang yang meniduri Renjun sangat kasar.

Suara ketukan pintu memecah konsentrasi dua orang yang sedang mengerjakan skripsinya di ruang tengah, Jeno masih di dapur mencuci piring dan gelas kotor yang Renjun pakai tadi, Mark bangkit dari duduknya, berjalan kearah pintu. Tangannya menggapai gagang pintu dan membukanya, disisi luar Haechan berdiri, menunduk.

"mau apa kemari?"

"gue mau lihat Renjun"

Mark bergeser, mempersilahkan Haechan masuk , baru beberapa Langkah Haechan memasuki rumah, Jeno tiba tiba datang dan menonjok Haechan tepat di wajahnya, membuat Haechan tersungkur sambil menahan sakit yang mendera.

"BANGSAT! MASIH BERANI LO DATANG HAH! MAU APA LAGI LO, MAU JUAL RENJUN KE OM OM HAH!"

Mark mencoba menahan Jeno, dibantu Lucas yang ikut memgangi Jeno yang ingin menyerang Haechan Kembali, wajar saja Jeno semarah ini jika kekasihnya yang sangat dicintai dijual menjadi pemuas orang asing

"BANGUN LO BANGSAT! GUE NGGAK PEDULI LO MAU SEBAR VIDEO SEKS GUE, LO KELEWATAN HAECHAN!"

Haechan hanya diam, tubuhnya bergetar, menangis, menyesal telah menuruti perintah Johnny dan Jaehyun, jika begini apa arti perjuangannya memberikan tubuhnya agar Renjun aman dari jangkauan dua pria bRengsek itu.

"Pukul gue, PUKUL GUE LAGI JEN!"

'BUKK!'

Jeno melayangkan tendangannya di perut Haechan. Mark dan Lucas bahka tidak sanggup menahan Jeno yang kini sedang terbakar amarah.

Suasana sedikit terkendali setelahnya, kini keempat lelaki itu duduk bersama di ruang tengah, Jeno masih menatap nyalang pada Haechan, rasa marahnya belum reda, palagi jika mengingat keadaan Renjun saat ini, Jeno ingin sekali membunuh Haechan sekarang juga.

"Jadi...ada yang mau lo omongin?"

Mark membuka percakapan, Mark tau Haechan tidak mungkin berani datang kesini jika hanya ingin menJenguk Renjun, pasti ada sesuatu yang mau dia bicarakan juga mengenai aksinya yang kelewatan.

"gue mau minta maaf ke Renjun, gue salah bawa dia ke club kemarin"

"basi bangsat!"

"Jen..." Mark menenangkan.

Sebenarnya alasan Haechan datang ke rumah Jeno karena ingin meminta maaf kepada Renjun dan melepaskan Renjun darinya, namunHaechan tau hal itu akan sulit, mengingat Jeno yang kini sangat protektif jika hal itu menyagkut Renjun.

"please....gue mau ketemu Renjun, gue mau minta maaf sama dia, setelah itu gue janji nggak akan muncul lagi dihadapan Renjun dan juga kalian"

Mendengar itu Jeno menautkan alisnya, sedikit tidak yakin Haechan akan benar benar melakukan hal itu, Jeno masih takut Haechan akan melakukan hal macam macam lagi di kemudian hari.

"lo serius...mau lepas Renjun?" Mark melayangkan pertanyaan.

"gue serius... gue nggak akan ganggu Renjun lagi, tapi gue mohon...izinin gue ngomong dan minta maaf untuk yang terakhir"

Mark dan Jeno saling berpandangan, berdiskusi dalam diam, mata mereka sesekali melirik Haechan yang menunduk, dan dengan ragu ragu Jeno bangkit berjalan mendahului menuju kamar tempat Renjun beristirahat.

"ikut gue"

Haechan segera mengikuti Jeno, pintu berwarna putih kini terlihat, Jeno membuka pintu itu, di dalam sana terlihat Renjun yang tertidur, Jeno mendekat, mengusap sayang kepala Renjun.

"sayang, bangun dulu yuk sebentar, ada yang mau ngomong sama kamu"

"eungg...siapa Jen?"

Haechan masuk, kapalanya masih menunduk, tidak berani menatap Renjun yang berbaring di ranjang milik Jeno. Dengan perlahan Haechan mendekat, lalu tiba tiba bersimpuh di samping Renjun sambil menangis.

"Chan...kenapa nangis"

"maaf...maafin aku Ren"

"sakit yaa Chan...aku yang semalam aja sampai demam...kamu satu tahun...sakit ya Chan"

Tangis Haechan semakin pecah, mengingat dirinya yang satu tahun ini menjadi budak seks Johnny dan Jaehyun agar Renjun aman, sakit hatinya saat dirinya sudah berjuang namun tidak dipandang sama sekali, hingga puncaknya, rasa sakit hati itu menjadi sebuah pisau yang justru menyakiti Renjun dan dirinya.

"kamu kenapa ngelakuin itu Chan, saat kamu tau aku diincar buat dijadikan pemuas orang orang itu, kenapa kamu malah nyerahin diri kamu sendiri"

"aku sayang kamu Renjun aku cinta sama kamu..."

Jeno hanya diam, tidak paham maksud dari perkataan Haechan dan Renjun.

"aku udah maafin kamu, tapi...lepas aku ya Chan...biarin aku Bahagia sama Jeno, kamu tetap sahabat terbaik aku dan hanya sebatas itu....aku cinta sama Jeno"

Jeno diam diam menyungging senyum, senang saat Renjun mengatakan jika dirinya hanya mencintai Jeno.

"terimakasih...terimakasih Renjun...aku akan pergi jauh dari kamu sekarang...Bahagia ya...sama Jeno"

Renjun melotot kaget, tiba tiba berdiri dan menubruk Haechan ke dalam pelukan, Jeno yang duduk di dekat Renjun pun terkejut, sementara Haechan menangis semakin keras.

"nggak kamu nggak boleh kemana mana...aku bisa bantu kamu lepas dari dua orang itu...Jeno, Kak Mark, pasti bisa bantuin kamu Chan"

Ketiga orang itu kini turun ke ruang tengah dimana Mark dan Lucas masih menunggu, Renjun berada di gendongan Jeno di punggungnya, sementara Haechan mengikuti dari belakang, setelah adegan mellow tadi di kamar Jeno, akhirnya Haechan bersedia menceritakan semuanya, kejadian satu tahun lalu yang melibatkan Haechan dan Renjun, juga dua pria bernama Johnny dan Jaehyun.

Kini semuanya sudah berkumpul, duduk melingkar di karpet lembut yang memang digelar di sana, Renjun yang duduk di pangkuan Jeno, Mark dan Lucas di sebelahnya, menunggu Haechan menceritakan awal dari semua ini, sampai bagaimana Renjun terlibat dan berakhir seperti kemarin malam.

"Jadi.....lo bisa certain semuanya?"


To Be Continue

CURIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang