Youn1t Fanfiction
Happy Reading
○
○
Semburat jingga telah menampakkan atensinya, sosok tampan itu tersenyum kecil sambil menggoyangkan kakinya pada kursi yang sedari tadi ia duduki. Perlahan ia menoleh ke arah samping kiri dan kanan, sudah pukul enam sore tetapi keadaan kota Jakarta masih sangat ramai.
Ada beberapa anak kecil yang berlari kesana kemari dengan celotehan khas anak-anak. Ia tersenyum hangat memandang dikejauhan, hatinya sedikit terobati hanya dengan mendengar suara itu. Rasanya baru kemarin ia merasakan kebahagiaan kecil bersama sang adik. Berlari dan bermain bersama seperti anak kecil itu.
'Aku rindu padanya Tuhan.' Batinnya menatap langit sore.
Beberapa kali ia menghela napas beratnya, hingga terdengar panggilan dirinya yang mengharuskan ia berdiri untuk memasuki area kereta api yang segera datang.
Ya, Shandy sedang berada di stasiun antar kota. Setiap hari ia selalu melakukan hal itu, sebenarnya ia bisa saja menggunakan kendaraan pribadi miliknya. Tetapi ia hanya ingin menikmati suasana angkutan umum yang telah disediakan pemerintah, pikirnya.
Selang beberapa menit, datanglah kereta jurusan Tangerang kota kelahirannya. Ia mengecek ponsel nya lagi, ternyata ada banyak notifikasi dari Kakaknya yang menanyakan kapan ia pulang. Sebenarnya ia tak begitu dekat dengan sang Kakak, terlebih ia selalu dibanding-bandingkan dengan pria berambut keriting itu. Seolah dia begitu membanggakan keluarga, sedangkan dirinya biasa saja.
Hidup di keluarga yang tak menyukai dirinya, membuatnya merasa tertekan. Apalagi tingkah sang Ayah yang selalu menuntut anak-anaknya untuk dapat meneruskan bisnis keluarganya. Shandy paling tidak suka itu, ia hanya ingin melakukan suatu hal yang menurutnya menyenangkan dan nyaman.
Saat ia memasuki area gerbong kereta, samar-samar ia mendengar seseorang memanggil nama yang selama ini ia cari. Atau mungkin itu hanya halusinasi saja? Entahlah ia tak ambil pusing.
Beruntungnya ia masih mendapatkan tempat duduk, tetapi sayangnya setelah ia duduk gerbong tersebut telah penuh oleh orang-orang disekitarnya. Ia bisa mendengar berbagai keluhan dari orang-orang tersebut.
"Fen, kamu kenapa?" Tanya seseorang sambil menyentuh lengan sahabatnya. Ia melihat betapa pucatnya sang sahabat saat ini.
"Tak apa Ji, tenang saja. Aku hanya sedikit lelah, ternyata jadi mahasiswa itu susah, ya?" Jawab salah satu pemuda dengan balutan jaket merahnya.
"Ini baru permulaan Fen, masa ospek memang sulit." Ujar temannya sambil menatap pemuda berkulit putih yang ia panggil Fen.
Sementara Shandy hanya mendengarkan percakapan dua anak adam itu dengan tersenyum tipis dibalik maskernya. Meskipun ia memejamkan matanya, tetapi ia sungguh paham bagaimana kehidupan sebagai seorang mahasiswa yang sesungguhnya.
Ketika ia membuka mata, ia mendapati seorang pemuda berkulit putih tengah memegang tiang didekatnya ia duduk. Wajahnya terlihat lelah dengan bibir yang pucat, akhirnya ia berdiri perlahan dan menepuk pundak pemuda itu.
"Duduk sini ditempatku." Katanya pada pemuda itu.
"Hah? Tak apa Kak, ini sebentar lagi aku dan temanku turun kok."
"Gapapa Fen, lebih baik kamu duduk. Makasih ya kak." Balas teman dari pemuda bernama Fen itu.
Pemuda bernama Fen tersenyum canggung ke arah Shandy, ia sebenarnya merasa takut akan seseorang dihadapannya itu. Terkesan menyeramkan bila mengingat tindakan kriminal diberbagai internet. Apalagi dengan modus yang berbagai macam.
"Iya sama-sama, aku Shandy. Kalian mahasiswa baru ya?"
"Aku Fajri kak, panggil Aji saja. Ini sahabatku Fenly. Iya kak, kita mahasiswa baru. Ini baru pulang ospek." Shandy menatap sekali lagi pemuda yang sudah duduk itu, terlihat kelelahan sambil memejamkan matanya.
"Dia sakit?" Tanya Shandy yang penasaran kepada Fajri.
"Jika kelelahan saja kak, sebenarnya dia kuat."
Meskipun jawaban dari Aji tak membuatnya lega, tetapi ia senang bisa berkenalan dengan mereka. Hatinya sedikit menghangat ketika menatap pemuda bernama Fenly itu. Entah mengapa ia bahagia bisa melihat Fenly yang tiba-tiba tertidur dengan wajah lelahnya.
"Kalian setiap hari naik kereta?"
"Iya kak, cuma ini akses yang mudah dari tempat tinggal kami."
Shandy dan Fajri terus melontarkan pertanyaan sambil sesekali tertawa. Membicarakan berbagai hal dalam dunia perkuliahan dan masa-masa ospek yang melelahkan. Ternyata Fenly dan Fajri salah satu mahasiswa baru dikampusnya, seketika itu membuat Shandy terlihat senang mengenal juniornya.
Ada banyak hal yang tak terduga Shandy temui hari ini, bertemu dengan Fenly si pemuda berkulit putih dan Fajri yang banyak bicara. Itu sedikit mengurangi rasa rindunya pada adik kecilnya dulu, setidaknya ia bahagia hari ini.
Meluangkan waktu meskipun hanya sedikit, melirik sekitar tak membuatmu kehabisan waktu. Itu yang selalu Shandy pikirkan, ia hanya ingin menikmati waktu berharga dalam hidupnya, sampai di hari ini ia bahagia bisa mengenal dua pemuda yang berada didekatnya. Berbagi kisah dalan kehidupan mahasiswa yang pastinya banyak pelik yang selalu menghampiri.
•
•
Bersambung ~~~
Ya, inilah awal mula Shandy bertemu mereka.
Bagaimana dengan tokoh lain? Menyusul ya. See you 👋
Salam dariku,
yanuesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA FENLY? | UN1TY
FanfictionKisah Shandy yang berusaha menemukan adik kecilnya bernama Fenly. Ia percaya takdir itu ada, takdir yang akan membawanya pada pelukan hangat sang adik.