Bagian 18

303 52 8
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading

Shandy kecil terus menerus berlari mengejar sang Adik yang ternyata sudah lebih dulu keluar rumah. Mereka sering sekali keluar rumah jika kedua orang tuanya pergi, dan itu menjadi tugas berat bagi Farhan sang Kakak tertua diantara mereka untuk menjaga kedua Adiknya dengan benar.

Fenly kecil mengitari taman didekat rumahnya sambil berteriak memanggil nama sang Kakak dengan nyaring, itu membuat Shandy tak tinggal diam. Ia mengejar Fenly dengan cepat, tetapi nyatanya ia tak melihat bebatuan yang besar hingga akhirnya ia tersandung kemudian kepalanya terbentur batu besar didepannya.

Saat Shandy merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya, Fenly mendekat sambil menangis memegang kepala sang Kakak. Ia gemetar ketakutan ketika melihat darah yang mengalir deras dikepala Kakaknya.

"Kakak.... bangun." Panggil Fenly dengan isakan kecilnya.

"Kak, maafin Fen ya. Sakit ya, Kak? Kak, Fen takut hiks hiks...." Fenly masih senantiasa menggenggam erat jemari Shandy. Seakan sihir, Shandy tersenyum menatap Adik kecilnya mengatakan jika dirinya baik-baik saja.

Sampai sang Kakak tertua datang menghampiri mereka dengan paniknya. Meskipun masih terbilang anak-anak, Farhan tahu apa yang harus ia lakukan. Berteriak meminta tolong pada orang-orang sekitar untuk membawa Adiknya kerumah sakit.

Sementara Fenly hanya terdiam saat mata Shandy tertutup sempurna, ia menatap wajah Farhan dengan ketakutan. Pasalnya saat ini Farhan tak mengatakan hal apapun padanya, ia hanya mengenggam jemari Fenly mengikuti orang-orang yang membawa Shandy kerumah sakit.

Sampai Shandy sadar dari pingsannya pun, Fenly enggan beranjak sedikitpun. Ia menatap mata indah sang Kakak yang perlahan membuka matanya. Farhan yang tahu Adiknya sudah sadar, ia memanggil dokter supaya segera memeriksa sang Adik.

Fenly menatap polos sang Kakak sambil menyentuh kepala Shandy yang terbalut perban.

"Kak, ini sakit ya? Maafin Fen ya." Shandy hanya tersenyum menatap Adik kecilnya.

"Fen nggak salah kok, Kakak aja yang nggak hati-hati."

"Fen, mulai besok jangan main diluar lagi ya. Kak Farhan nggak mau hal ini terjadi lagi." Ucap sang Kakak bersamaan dengan dokter yang memeriksa Shandy.

"Maafin Fen ya Kak, gara-gara Fen Kak Shandy sakit. Kak Farhan pasti marah ya sama Fen?"

Farhan hanya tersenyum sambil mengacak pelan rambut sang Adik. Farhan yang hampir memasuki sekolah menengah pertama itu memangku Adiknya, mencoba memberikan nasehat pada Fenly yang masih belum tahu apa-apa.

"Fen tahu kan kalau Kak Farhan dan Shandy khawatir sama Fen?" Fenly hanya mengangguk mengiyakan ucapan Farhan.

"Fen tahu kan kalau Fen jatuh pasti sakit?" Lagi-lagi Fenly hanya mengangguk sambil menatap kedua mata milik Farhan.

"Karena kalau jatuh sakit, makanya kenapa Ayah dan Mama selalu peringati Fenly supaya hati-hati main diluar. Kalau Fen jatuh pasti ada diatas kasur itu gantiin Shandy, mau?" Kali ini Fenly menggelengkan kepalanya.

"Nah, sekarang Fenly ngerti kan?"

"Fen ngerti Kak." Balasnya sambil memeluk erat tubuh Farhan dengan sayang.

DIA FENLY? | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang