Bagian 2

543 60 12
                                    

Youn1t Fanfiction

Happy Reading

Rembulan menyinari disetiap langkah sosok tampan itu, ia berjalan menyusuri komplek perumahan elit yang banyak sekali pepohonan menjulang disekitarnya. Membuat kesan menyeramkan bagi setiap orang yang melewatinya.

Shandy, sosok tampan itu menikmati setiap langkah malam ini. Ia tahu saat ini sudah semakin larut, bahkan ia rela berjalan kaki dari stasiun kerumahnya. Seharusnya ia sudah bergelung dengan kasur empuknya tepat dua jam yang lalu, tetapi ia mengulur waktu demi menikmati setiap detiknya dengan pemuda berkulit putih itu.

Ya, Fenly nama pemuda itu. Pemuda yang berhasil membuat Shandy mengalihkan atensinya pada dunianya. Dunia yang selama beberapa tahun ini selalu hampa, meskipun hidupnya telah sempurna dengan adanya kedua orang tua dan Kakaknya. Tetapi tak dapat ia pungkiri bahwa ia juga merindukan adik kecilnya yang telah lama hilang.

Meskipun ia tak yakin juga jika Fenly yang ia kenal itu adalah adik kandungnya. Sekilas senyumnya merekah kala mengingat terakhir percakapannya dengan dua pemuda yang ia temui dikereta.

Flashback

"Kalian turun disini?" Tanya Shandy melihat keduanya tampak sedang bersiap-siap.

"Iya Kak," jawab Fenly tersenyum.

Sementara Fajri hanya menganggukkan kepalanya saja, ia begitu lelah karena seharian beraktifitas seperti ini. Rasanya ia tak sanggup jika harus setiap hari menaiki kereta dan pulang larut.

"Ji, kenapa?" Tanya Fenly menatap sahabatnya yang terlihat bingung.

"Lelah, Fen." Sedangkan Fenly terkekeh geli melihat sang sahabat mengeluh karena lelah. Siapa yang mengajaknya naik kereta setiap hari jika Fajri sendiripun lelah.

"Sekarang ngeluh? Kemarin siapa yang semangat banget mau naik kereta setiap hari? Padahal ada Bang Ricky."

"Kasihan Bang Rick, Fen. Dia harus bolak-balik anter kita ke kampus."

"Iya juga sih. Terus kamu mau pulang ke kost atau kerumah?"

"Kost aja, lebih deket dari stasiun." Jawabnya.

"Ikut ya."

"No, nanti Bang Rick marah sama aku, Fen. Dia kalau marah galak banget."

Lagi-lagi Fenly terkekeh, karena jika Fajri sangat takut pada salah satu kakaknya itu. Sebenarnya orangnya tegas, tetapi terlihat galak jika baru mengenalnya.

"Jangan ketawa, Fen." Ketusnya sebal.

Shandy terus-menerus tersenyum melihat interaksi keduanya. Apalagi melihat wajah Fajri yang kesal ditambah dengan godaan Fenly yang garing. Menggemaskan sekali menurut Shandy.

"Maaf, yaudah turun yuk." Ajak Fenly pada sahabatnya.

"Kak Shandy, kita duluan ya." Ujarnya ketika melihat Shandy masih berada dekat dengannya.

"Ikut ya." Jawab Shandy kepada keduanya tanpa dosa.

Keduanya hanya terdiam sambil saling berpandangan, dalam benak Fenly ia takut karena baru mengenal Shandy, tetapi tidak dengan Fajri. Ia begitu senang ketika ada temannya yang mampir ke kost selain Fenly.

"Yuk, Bang. Jarang-jarang ada orang lain selain Fenly ke kostan ku." Panggilan Fajri berubah, itu membuat Shandy senang. Setidaknya ia tak canggung lagi ketika berbicara dengannya.

DIA FENLY? | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang