Bagian 19

332 53 7
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading

Langit seakan tahu perasaannya saat ini, ia berdiam diri di balkon kamar seseorang sambil memeluk salah satu kaos milik Adiknya. Menatap ruangan yang terlihat rapi dan bersih, sudah sebulan ia tak melihat pemilik kamar ini. Rasa rindunya kian menyeruak, menggerogoti dada yang semakin sesak. Ingin menangis pun percuma, ia hanya bisa berharap Adiknya kembali lagi kerumah ini.

"Fen, Abang kangen. Kapan kamu pulang?" Tanyanya pada ruangan yang kosong itu, ia kembali menaruh pakaian milik Adiknya dan melangkah pergi dari kamar sang Adik.

Saat ia menuju dapur, ia melihat sang Bunda yang sedang berkutat dengan masakannya. Nampaknya wanita paruh baya itu tengah bersedih, ia bisa melihat raut wajah sendu bahkan beberapa kali tak fokus saat memasak.

"Bunda lagi apa?" Tanyanya pada sang Bunda.

"Rick, panggilin Fenly sama Abangmu ya. Kita makan bareng." Mendengar ucapan sang Bunda membuat dirinya terpaku. Sudah kesekian kali ia mendengar sang Bunda yang selalu menanyakan keberadaan Fenly bahkan untuk sekedar memanggilnya saja.

Ia berpikir bahwa sang Bunda masih tidak mengerti jika Fenly telah pergi dari rumah ini. Hatinya sakit setiap kali menatap kosong wajah Bunda yang terlihat bingung. Sudah ribuan kali ia mencari keberadaan Fenly pun tak bisa, rasa putus asa itu ada. Tetapi saat mengingat sang Bunda, ia menjadi bersemangat kembali lagi untuk bisa menemukan Adiknya.

"Bun, Gilang berangkat dulu ya." Ujar seseorang dari arah tangga sambil mendekati sang Bunda yang hanya terdiam.

Pemuda berkulit tan itu memeluk sang Bunda sambil tersenyum mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

"Gilang janji sama Bunda akan bawa Fenly pulang." Ucapnya lagi mencium pipi sang Bunda yang terlihat basah oleh air mata.

Setelah itu ia pergi melangkah, sesekali ia menoleh ke arah Ricky yang masih terdiam dan enggan untuk menyapa Gilang. Ia tahu ia salah, bahkan sekarang Adiknya pun tak ingin menyapa dirinya. Dirinya berjanji akan bawa Fenly pulang supaya keluarga ini kembali utuh, ia sudah kehilangan sang Ayah. Ia tak mau kehilangan Fenly juga. Baginya seorang Fenly itu anugerah yang Tuhan beri untuk dijaga. Adik kecil yang cukup manja bila ia tak berada dirumah, selalu memintanya pulang saat ia sedang bekerja. Bahkan sering memintanya pergi bersama, karena ia memang jarang sekali berada dirumah.

"Fen, Abang kangen. Dulu Fen selalu bilang minta Abang pulang kerumah, sekarang Abang selalu dirumah kenapa Fen yang pergi?" Tanyanya sambil memukul stir mobilnya, ia meneteskan air matanya.

Untuk pertama kali bagi Gilang menangis, hanya karena Fenly ia lemah. Hari ini ia bertekad tidak akan ke kantor, ia akan mencari keberadaan Fenly ke beberapa tempat. Semoga pencariannya membuahkan hasil.

Meskipun ia juga sudah menyewa beberapa orang untuk mencari Fenly, tetapi nyatanya sampai sekarang tak pernah ada hasil. Ia kehilangan jejak Fenly, tak mungkin kan jika Adiknya pergi keluar kota? Itu pasti tak mungkin terjadi, ia mempercayai hal itu.

Gilang menyusuri jalanan kota, setelah ia kerumah Fajri, Fiki dan Zweitson yang ternyata nihil, ia bergegas mencari kembali ke beberapa tempat seperti sebuah taman atau tempat hiburan. Karena ia sering mendengar bahwa Fenly dan sahabatnya sering menyanyi di taman yang ramai pengunjungnya.

Teriknya mentari tak menyurutkan semangatnya, ia meminum kembali air mineral yang ia bawa tadi. Sudah tiga jam ia mencari Adiknya, tetapi nyatanya tak membuahkan hasil.

DIA FENLY? | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang