A Dumb Sacrifice

8.5K 854 37
                                    

—DADDY'S CRIMINAL—

"Daddy peyuk"

Jeno menghela napas, lantas beralih dari kegiatannya untuk menuruti keinginan si manis. Lega, sebab kekasihnya sudah kembali tenang. Tapi tetap saja, lelaki itu enggan bercerita sedikit pun.

"Soal yang tadi.."

"Sttt.. Aku tidak ingin mendengar kata maaf lagi, okay?"

Jaemin mengangguk, mengeratkan pelukannya saat sang kekasih mengecup pucuk kepalanya lembut. "Aku.. aku hanya teringat masa lalu yang buruk. I'm fine now"

"Should I take a day off tomorrow?"

"Kau kan CEO nya, kau bahkan bisa libur sesukamu.
But.. no"

Jaemin memutar bola mata nya malas saat melihat ekspresi Jeno yang memelas seperti anak anjing.

"Why not? Aku hanya tidak ingin 2 bayiku ini kenapa-napa"

"Ayolah, Daddy. Nana bukan bayi-
Ugh, fine!" Sejak kapan muka memelas —pria berumur 4 tahun lebih tua darinya— itu terlihat begitu menggemaskan?

"Daddy tetap kerja. Tapi pulang cepat. Nana mau masak untuk makan malam"

"Siap, madam!" Keduanya tertawa geli. Entah sampai kapan Jeno akan memperlakukannya seperti nyonya, padahal ia tidak selemah itu. Mengandung Jeno kecil tidak akan membuatnya terbaring di ranjang seharian tanpa bisa melakukan apapun, tidak. Apalagi Jeno selalu saja mempunyai cara untuk memenangkan tuyul yang mulai memberontak di dalam perut Jaemin.

"Nana masih mau makan?" Jeno membalikkan posisi mereka sehingga ia berada di atas Jaemin dengan tangan menumpu pada ranjang, tak mau menindih si manis.

Jaemin menggeleng pelan. "Daddy masih lapar?"

"Hm" ucap Jeno sambil mendusal di ceruk leher Jaemin, menghirup aroma khas tubuh sang kekasih. Tak lupa mendaratkan kecupan-kecupan lembut di leher mulus itu, membuat sang empunya mendesah pelan.

"Kalau begitu Daddy awas dulu. Nana buatkan makanan"

Dan benar saja, gelagat-gelagat cabulnya sudah terlihat. Jaemin membelalak saat tiba-tiba Jeno menahan kedua tangannya di atas lalu membuka kancing piyama satin yang ia kenakan. "Makananku ada disini, honey"

Tanpa ragu Jeno menjilat, mengulum, menghisap puting Jaemin bak bayi yang kelaparan, membuat Jaemin nya menggelinjang keenakan.

"Eat well, Daddy"

Ia tak tahu saja, perkataannya barusan akan membawanya kemana, mengingat bayi dugong yang sedang menyusu itu tak ada puasnya.

—DADDY'S CRIMINAL—

Berulang kali Haechan mengecek ponsel nya hanya untuk melihat jam. Juga notifikasi yang lenyap tiba-tiba saat ia bertanya 'sampai mana?'. Ia yakin oknum yang mengajaknya bertemu itu baru mau jalan, atau lebih parahnya lagi masih bersiap-siap. Atau mungkin..

Arghh!! Haechan menangkup kepalanya dramatis. Kalau sampai bocah itu baru bangun, ia bersumpah akan-

Huh? Haechan mengerjap saat matanya menangkap seseorang yang cukup aneh di depan café sebelah. Bukan gerak geriknya, hanya saja memakai lengan panjang, celana panjang serba hitam, kacamata hitam, topi dan masker di siang terik begini? Apa tidak salah? Untuk turun dari mobil saja Haechan ogah.

Tepat saat orang itu menoleh, mata mereka bertemu. Haechan langsung memalingkan wajahnya, menunduk. Aneh sekali, padahal kaca mobilnya itu dilapisi kaca film sampai 70%. Bikin deg-degan saja.

Daddy's Criminal [NOMIN] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang