—DADDY'S CRIMINAL—
Untuk pertama kali, ia bangun di ranjang kosong. Dengan mata setengah terbuka, Jaemin menoleh kanan kiri mencari sang kekasih. Entah siapa yang membopongnya karena terakhir kali Jaemin yakin ia ketiduran di meja makan saat menunggu Jeno.
"Daddy.."
"Daddyy!!"
Tak ada yang menyahut. Rumah terlihat rapi seperti biasa, berkat para pelayan yang setiap pagi bekerja merawat villa sang CEO Lee.
Ya, sejak tinggal bersama, mereka memang memilih villa Jeno. Rumah besar kediaman keluarga itu ditempati sang adik yang terkadang datang berkunjung jika bosan.
"Bi, Jeno mana?" tanya lelaki manis itu.
"Ah, Tuan Lee sudah pergi dari tadi pagi"
Pagi? Astaga! Jaemin mendengus ketika matanya menangkap jarum jam dinding sudah menunjukkan pukul 11. Pantas saja. Tapi tak bisakah Jeno membangunkannya untuk sekedar berpamitan?
Cepat-cepat Jaemin mengambil ponselnya.
"Maaf sayang, Daddy pergi dulu. Tidurmu pulas sekali. Aku tak tega membangunkan bayi. Love you ❤️"
Ada setitik lega di hati Jaemin. Pikirnya, ia melakukan kesalahan. Namun helaan napas itu kembali terdengar ketika Jaemin membuka kulkas. Makanan kemarin belum disentuh sama sekali.
Jadilah siang itu semua pelayan berkumpul dihadapan Jaemin. Duduk rapi di sekeliling meja makan karena lelaki itu membeli makanan cukup untuk 10 pelayan villa Lee.
Berulang kali ucapan terimakasih ia terima. Mungkin karena para pelayan itu tak pernah merasa dimanusiakan oleh majikannya. Jaemin tak malu berteman dengan mereka. Lagipula ia tak sanggup makan sendiri saat kepalanya terus memikirkan Jeno yang bahkan dari kemarin tak muncul di hadapannya.
"Awh!" Jaemin sontak memegangi perutnya sembari mengusap.
Pekikan sang nyonya besar sempat membuat beberapa pelayan khawatir. Namun Jaemin berkata bahwa hal itu biasa terjadi. Pasti dede bayi merindukan ayahnya, pikir Jaemin.
—DADDY'S CRIMINAL—
"Jen!"
Pria itu tersentak saat Mark sedikit membentak. Kesal, sebab sedari tadi ia sudah berbicara panjang lebar tapi nyatanya pikiran pria itu tak ada disini.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau begitu tak fokus hari ini?"
"Bagaimana bisa fokus?! Semuanya kacau. Aku tak tahu harus bagaimana. Jaemin.. Jaemin pasti kesepian di rumah" Jeno menyugar rambutnya sembari memejamkan mata.
"Sorry dude, aku tak tahu kau sedang ada masalah rumah tangga"
Tak biasanya pria itu seperti ini. Bengong, mengetuk-ngetuk meja. Seperti jiwa nya sudah lepas saja. Padahal Jeno yang Mark tahu, selalu profesional.
"Kalau begitu kenapa kau tak pulang saja? Kau bisa mengerjakan segalanya dirumah. Aku akan mengurus yang disini"
Jeno menggeleng. Bukannya tak mau, ia tak bisa. Bayangan ketika Jaemin terluka jika berada di dekatnya adalah yang terburuk. Ia tak akan bisa memaafkan dirinya jika Jaemin dan bayinya kenapa-napa.
"Mark, ayah akan membunuh Jaemin"
"Apa-"
"Dan kau tahu tidak ada yang bisa menghentikannya"
Mark terdiam. Bukan pertengkaran rumah tangga biasa seperti yang terpikir olehnya. Masalah hidup dan mati, terlebih menyangkut Jaemin. Pantas saja CEO Lee itu seperti manusia tak bernyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Criminal [NOMIN] ✅
RomanceWarning 🔞🔞pokoknya, risk on your own. ⚠️Jangan ada yg salpak⚠️ ⚠️ Sadism ⚠️ Harsh word ⚠️ Bxb Jaemin yang niatnya bermain main sebelum membunuh Jeno, malah terjebak dalam permainannya sendiri. Start: 08/08/2021 End: 25/02/2022 #1 nctzen