Hii Readers !!
enjoy this part and don't forget to VOTEMEN Readers!!
DON'T SIDERS!!
HAPPY READING READERS🙌
•
•
•
•
•
•
•
•"Apakah di antara kalian berdua tidak ada yang ingin menjelaskan semuanya kepada bunda?"
Kini ruang tengah terasa sangat tegang. Setelah memergoki kegiatan dua insan itu, Helen menyuruh keduanya untuk menemuinya diruang tamu untuk menjelaskan semuanya.
Helen dan Aston baru saja kembali dari Swiss. Awalnya mereka ingin berlama-lama di negara itu. Namun karna rasa cemas Helen, ia meminta Aston agar pulang lebih cepat. Hingga pagi ini juga mereka berangkat menggunakan pesawat pribadi milik Aston dan baru saja tiba siang ini.
Kembalinya Helen dan juga Aston, sama sekali tidak diketahui oleh keduanya. Mereka kira sepasang orang tua itu tidak mungkin pulang hari ini. Kia terus saja menunduk sambil menggigit dalam bibirnya. Rasa resah, gelisah, dan juga panik bercampur menjadi satu. Kejadian ini benar-benar diluar dugaannya.
Gadis itu melirik ke samping dimana Leo berada. Dia Kesal. Disaat suasana tegang, pria itu malah terlihat tenang. Seakan-akan disini hanya dialah yang dalam masalah.
"Kenapa kalian hanya diam saja? Bunda butuh penjelasan dari kalian. Apakah benar yang bunda pikirkan sekarang bahwa kalian berdua ... mempunyai hubungan?"
Hening.
"Benar. Kami memang mempunyai hubungan. Dan itu jauh sebelum pernikahan kalian."
Leo tiba-tiba bersuara untuk menjawab pertanyaan ibu tirinya itu. Sontak jawabannya mampu membuat Helen menganga lebar dengan mata yang melotot.
"Apakah benar yang dikatakan oleh Leo? Jawab bunda Kia!" desak Helen.
Kia semakin menundukan kepalanya tanpa ingin melihat bagaimana raut kecewa diwajah bundanya.
"I-iya bunda," cicit Kia.
"Oh Tuhan! Bagaimana semua ini bisa terjadi? Bahkan hubungan kalian terjalin sebelum pernikahan kami," lirih Helen.
Suatu kebetulan yang sangat menyedihkan. Di dunia yang luas dan memiliki banyak umat ini kenapa harus mereka yang mengalami hal tak masuk akal ini. Helen juga menyesal setelah mengingat awal pertemuan mereka. Ia cuma acuh dengan ke anehan yang terjadi saat itu. Ketika Leo yang langsung pergi serta Kia yang juga mengejar, hanya meninggalkan raut bingung untuk Helen tanpa ingin mencari lebih tau apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang menyesal pun sudah tidak ada gunanya lagi.
"Kenapa ... Kenapa Kia ngga ngasih tau bunda soal ini?" Helen menatap sendu ke arah Kia dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Kia cuma ngga mau bikin bunda sedih. Tapi jujur, Kia juga tidak tau kalau papa Aston adalah ayahnya kak Leo. Semuanya benar-benar diluar dugaan Kia, bunda. Kia ingin mengatakan yang sebenarnya namun sayang, bunda terlihat sangat bahagia ketika menyampaikan pernikahan itu," jelas Kia. "Dan Kia tidak mungkin membuat pernikahan bunda batal."
Aston. Pria paruh baya itu malah menyunggingkan senyum miring. Tidak ada yang tau apa yang tengah dipikirkan olehnya. Namun itu semua terlihat jelas oleh Leo.
Aku tau, kalau kau pasti sangat senang dengan apa yang terjadi. Dasar iblis! - batin Leo.
"Bunda minta maaf, Kia. Karna bunda hubungan kalian menjadi rumit," sesal Helen.
"Untuk apa meminta maaf. Tidak ada diantara kita semua yang menginginkan hal ini terjadi," ucap Aston memotong pembicaraan.
"Untuk itu ... Akhiri sekarang juga hubungan kalian," lanjut Aston.
Leo menggeram marah. Enteng sekali pria tua itu mengatakannya - pikir Leo.
"Brengsek! Aku sudah pernah mengatakannya pada mu hari itu. Aku membiarkan mu menikah tapi tidak dengan memutuskan hubungan kami," pungkas Leo.
"Tapi sekarang kalian berdua bukan orang asing lagi. Kalian berdua sudah menjadi saudara tiri. Hubungan kalian hanya akan membuat keluarga ini malu."
"Cihh kalau begitu kalian saja yang mengalah. Bercerailah dan--"
Plakkk
Sebelum Leo menyudahi perkataannya, tangan Aston lebih dulu menamparnya dengan keras. Helen dan Kia dibuat terkejut dengan tindakan Aston yang tiba-tiba.
"Dasar anak tidak tau diri! Mulutmu seperti tidak pernah di ajar. Ternyata sikap wanita gila itu juga ada pada dirimu," guman Aston.
Leo menatap nyalang ke arah Aston. Mendengar ibu nya dibawa-bawa, membuat laki-laki itu naik pitam.
"Jangan pernah mengatakan ibu ku wanita gila! Dari dulu, ibu lah yang selalu menemaniku. Ia lebih baik dalam caranya menjadi orangtua dibandingkan kau. Dan perlu kau tau ...."
"Kau lebih gila dari pada anjing."
Leo berlalu begitu saja dan tidak lupa menarik Kia untuk ikut dengannya.
Helen hanya menatap sendu stelah kepergian mereka. Sekarang ia tidak tau apa yang harus dilakukan.
"Mas. Bagaimana ini?" resah Helen.
"Tenanglah. Aku akan mengurusnya nanti."
• • • • • • • • • • • |
Suara bantingan pintu terdengar. Leo sendirilah pelaku yang melakukannya. Urat-urat di leher serta rahang yang mengeras menjelaskan bahwa laki-laki itu tengah emosi.
Kia memberikan usapan lembut dipundak Leo sekedar meredamkan emosinya.
"Yang dibilang papa Aston itu benar, kak. Kita ... Bersaudara. Dan saudara tidak bisa lebih dari itu. Sebaiknya kita akhiri semua ini kak," Kia mencoba membuat Leo mengerti akan status mereka yang sekarang. Mereka bukan lagi hanya sepasang kekasih tapi kini mereka juga bersaudara.
Aura disekitar ruangan mendadak menipis. Sekedar bernafas saja terlalu sulit. Semuanya berasal dari amarah Leo yang memuncak. Tangannya terkepal kuat seakan kuku tajam itu bisa menembus kulitnya.
"Kau melakukannya lagi, dear," desis Leo.
Ingatkah saat dimana Kia juga mengajukan kalimat yang sama tentang mengakhiri hubungan ? Ya Gadis itu sudah berjanji bukan untuk tidak mengungkitnya lagi. Tapi sekarang Kia mengatakannya lagi dan melupakan janji yang dibuat olehnya sendiri.
Dengan langkah perlahan Leo menghampiri Kia dan memojokannya ke pintu. Leo mengukung Kia dengan kedua tangannya dan semakin merapatkan tubuhnya ke Kia. Tatapan merah padamnya tertuju sepenuhnya ke arah Kia. Membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Sungguh menakutkan jika berhadapan dengan sisi Leo yang sedang marah.
"Katakan sekali lagi, maka detik ini juga aku akan membuatmu lemah dibawah ku," sarkas Leo.
Dan pada akhirnya keputusan mengenai hubungan mereka tetap sama. Apapun yang terjadi, hubungan yang sudah terjalin sangat lama itu tidak akan bisa di akhiri begitu saja. Karna Leo sangat membutuhkan Kia begitu juga sebaliknya. Dan Leo tidak akan pernah melepaskan sesuatu yang sudah menjadi miliknya sedari awal.
Tbc__
Gaje memang. Tapi aku harap kalian suka :)
Btw, sifat Leo jangan ditiru ya. Ga baik :vSpam next👉
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARD [ ON GOING ]
RomanceRank story : #1 in possesive #1 in psycopat #11 in percintaan "Jangan pernah menyentuh milik ku dengan tangan kotor mu atau aku akan mematahkan tanganmu bahkan mengakhiri nafasmu," Leonard Leonard Allhatan. Seseorang laki-laki yang merupakan ketua...