Part 24 : Masalah besar

755 36 7
                                    

Part sebelumnya

Dengan kesal Kia segera berlalu pergi meninggalkan Felix. Namun, sebuah tarikan di tangannya membuat tubuhnya terhuyung menubruk keras dada seseorang. Lalu ia merasakan sebuah benda kenyal menyapu lembut bibirnya.

Seketika mata Kia membola terkejut setelah menyadari bahwa Felix dengan lancang mencium bibirnya. Dengan sekuat tenaga Kia mendorong kasar tubuh Felix hingga ciuman paksaan itu terlepas, kemudian disusul dengan suara tamparan yang cukup keras.

Plakk

"I HATE YOU, JERK!!"

------------------------------

"Lo ... Udah ngelewatin batas. Gue benci sama lo," ucap Kia dengan wajah yang memerah menahan amarah.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu kini terdiam bisu. Mereka tidak tau masalah yang sebenarnya terjadi di antara keduanya. Jika mereka beneran punya hubungan, tidak mungkin reaksi Kia akan sangat marah dan terlihat berlebihan hanya karena dicium oleh Felix.

Sementara itu, Felix yang mendapat tamparan tiba-tiba dari Kia terlihat sangat terkejut. Pipinya berdenyut nyeri karena tamparan yang keras dari Kia.

"Lo benar-benar cowo brengs*k. Jangan pernah lo samain gue kaya' mangsa lo yang lain yang rela disentuh gitu aja sama lo." kali ini Kia tidak bisa untuk menahan emosinya lagi. Kia tidak bisa membiarkan seseorang memperlakukan dirinya dengan semena-mena dan menjatuhkan harga dirinya di depan banyak orang.

"Dan jangan pikir karena muka lo yang tampan itu bisa bikin semua cewe mau sama lo, kecuali gue. Karena bagi gue, lo ga lebih dari sampah masyarakat."

Setelah mengatakan demikian, Kia segera berlalu pergi meninggalkan Felix dan orang-orang yang melihat pertengkaran mereka.

"Lo udah buat gue malu, Kia. Lihat aja, gue bakal balas lo lebih dari sekedar tamparan dan bikin hidup lo hancur sehancur-hancurnya." ucap Felix dengan mata yang menatap tajam serta tangannya yang mengepal kuat. Lalu ia segera berjalan menuju fakultasnya.

☁☁☁

Allhatan grub

Pagi ini Leo baru saja sampai di kantornya. Seiring langkah kakinya menuju ruangan miliknya, banyak pasang mata yang memandang aneh pada dirinya. Sebab penampilan Leo sekarang jauh dari kata baik. Rambut yang tidak disisir, dasi yang tidak terpasang rapi dan terlihat kantong hitam dimatanya.

Mata tajam yang selalu menatap dingin ke semua orang kini telah redup. Sekarang hanya ada tatapan kesedihan dan juga rasa putus asa. Ternyata efek dari kejadian kemarin berpengaruh besar pada Leo.

Setelah menaiki lift, kini Leo sudah berada di ruangannya. Ia segera menduduki kursi kebesarannya, namun matanya terhenti menatap ke sebuah figura yang berisi foto Kia disana. Kemudian tangannya terulur untuk meraih figura itu.

"Hanya karena takut kehilanganmu, kau berhasil membuatku merasakan apa arti hidup dalam jiwa yang sudah mati ."

Leo kembali meletakkan figura itu ke tempat semula, kemudian dia beralih ke telepon yang ada di ruangannya.

"Ke ruanganku sekarang!" perintah Leo dari lewat telepon itu.

Tak lama setelah itu, William masuk ke ruangan Leo.

"Ada apa Tuan memanggil saya?"

"Awasi Kia. Aku ingin kau laporkan apa saja kegiatan yang dilakukan oleh Kia dan usahakan jangan sampai ketahuan olehnya."

"Baik, Tuan."

"Dan satu lagi ... awasi juga laki-laki yang bernama Felix itu. Aku merasa ada yang tidak beres dengannya."

LEONARD [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang