Savoring The Anger

163 11 0
                                    

Xev, Lana kok labil banget si jadi orang? Kemaren udah ngedate sama Al, kok sekarang malah haha hihi munculnya Fred mulu?

Ketika kamu mempertanyakan itu, kawan, saya simpulkan kamu belum pernah punya pacar 6tahun kemudian diputuskan tanpa alasan logis dari sebelah pihak. Coba kamu pacaran 6tahun kemudian putus, baru setelah itu kamu boleh menanyakan pertanyaan itu. Kalau kata iklan, sakitnya tuh di sini! Lempar aja adek, bang! *smooch, xev*

------------------------------------------------------

Ini adalah kali kedua Lana muncul dengan pribadi baru. Bedanya dengan Lana yang lama adalah, kemarahan adalah kawan karibnya kini.

Dulu dia bertekad melupakan Pierre dengan meikhlaskan, dengan mencoba berpura-pura semuanya masih baik-baik saja. Tidak lagi. Sifatnya berubah 180 derajat. Dan itu hanya karena kata-kata dari Fredrick, pria yang bahkan belum lama dikenalnya.

Dahi Al berkerut bingung tiap kali melihat perubahan Lana. Alis Freya menyatu tiap kali melihat Lana yang terlihat seolah PMS setiap saat. Keduanya tak tahu, faktor apa yang kembali mengubah pribadi Lana.

Bukan mereka tak suka dengan Lana yang telah berhenti menangis diam-diam. Tapi, rasanya menjadi Lana yang sekarang pun... tidak lebih baik dari sebelumnya. Lana jadi seolah-olah melampiaskan segala kemarahannya dengan Pierre pada orang lain. Dan karena tahu mereka berdua tak mampu menghentikan masa transisi Lana yang satu ini, mereka terpaksa mencari tahu segalanya sendiri.

"Kalian kenapa, sih?! Hah?!" bentak Lana yang tak sabar melihat kedua sahabatnya melamun sambil menatap satu sama lain.

Al dan Freya yang dibentak begitu hanya bisa diam, tidak berani menjawab. Takut kena semprot lagi. Sedangkan Lana sudah cemberut berat sambil menyilangkan lengan di depan dadanya.

Ternyata bukan cuma lebih sering marah, rupanya Lana juga lebih kenakan dari biasanya.

Hah, Al menghela napas berat. Pekerjaan untuknya. Siapa sangka sahabat yang sangat dia sayangi itu bisa menjadi keras kepala seperti itu? Al tahu Lana keras kepala, tapi tidak pernah melebihi batas seperti akhir-akhir ini. Dan Al mulai sebal dengan perubahan diri Lana yang baru.

Dengan isyarat wajah, Al meyakinkan Freya untuk meninggalkan mereka berdua. Freya yang menangkap maksud Al langsung bangkit, memberikan tatapan 'semangat!' kepada Al lalu pergi secepat mungkin dari tempat itu menuju ruangannya.

"Kok malah ditinggal, sih?!" kejengkelan Lana memuncak ketika dia melihat Freya pergi.

Lana sendiri tidak begitu mengerti kenapa dia lebih sering marah akhir-akhir ini. Namun setelah dia memutuskan untuk marah, dia jadi tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Siapa sangka hanya dengan sebuah pemikiran Lana bisa berubah sedrastis ini?

Al bahkan hampir-hampir tidak mengenalinya lagi.

"Ikut gue," ucap Al tiba-tiba sambil bangkit dan berjalan menjauh meninggalkan Lana.

Lana menatap punggung Al bingung. Heran. Tidak biasanya Al balas marah ketika dia marah. Tidak biasanya Al mendiamkannya. Kecuali, dia sudah keterlaluan. Menghela napas, Lana bangkit dan mulai mengikuti Al, mengharapkan yang terburuk.

Freya yang masih mengintip dari balik pintu ruangannya membisikkan kata semangat tanpa berani keluar.

***

Mobil ini lagi. Suasana canggung ini lagi. Bahu kokoh itu lagi. Wajah seram itu lagi.

Sepertinya akhir-akhir ini Lana sering berada di dalam Niko bersama si pemilik dengan aura gelap menyelubungi pria di balik kemudi Niko. Dia tidak berani berbicara. Dia takut kena marah Al. Dan dia juga, takut tidak bisa mengontrol dirinya dengan kembali membentak Al tanpa alasan yang jelas. Padahal setelah melakukannya, dia pasti menyesal.

Grey SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang