05.04

2K 313 5
                                    

Selamat membaca, jangan lupa tekan bintang nya!

••••

"Eh, Kirana sama Heeseung udah dateng tuh!" Heboh Ryujin ketika sadar dua orang yang sudah di tunggu sedari tadi baru saja sampai di kediaman Jake.

"Sini kalian duduk," Dengan tiba-tiba Ryujin dan Jungwon mendekat lalu mendorong tubuh kedua temannya itu agar segera duduk di bangku yang memang sudah di sediakan.

Dua bangku yang sengaja di tempatkan bersebelahan tentunya.

Setelah Kirana dan Heeseung duduk, semuanya mulai kembali sibuk. Namun tidak dengan Heeseung, sekarang pria itu sedang sibuk memperhatikan Kirana yang masih memegangi pergelangan kakinya yang terasa nyeri.

"Apa?" Tanya Kirana sewot ketika sadar orang di sampingnya terus memperhatikan segala gerak-geriknya.

"Kaki lo, kenapa?"

"Gue juga nggak tau, tadi sehabis mau jatuh di motor kaki gue tiba-tiba sakit."

"Tapi gapapa?"

"Nggak sih, kayaknya."

Tunggu, apa itu barusan? Kenapa Kirana dan Heeseung malah berbincang layaknya sudah berbaikan?

Kirana yang tersadar pun langsung menggeser posisi bangkunya sedikit menjauh dari Heeseung. "Ngapain lo nanya-nanya?!"

"Jangan galak, sini mana kaki lo biar gue liat dulu." Tawar Heeseung sedikit memaksa, awalnya Kirana menolak tapi pada akhirnya Heeseung langsung mengangkat kakinya perlahan dan di taruh di atas paha pria itu.

Heeseung melepas sepatu dan kaos kaki milik Kirana dan menaruhnya dengan rapih di atas rumput tipis tersebut.

Oh iya, sampai lupa. Mereka semua sedang merayakan pulangnya Heeseung setelah empat tahun lamanya berada di Kanada. Dan saat ini mereka semua berkumpul di rumah Jake untuk melakukan BBQ di taman.

"A-ah! Sakit, Seung!"

Jungwon, Ryujin, Jake dan juga Sunoo langsung menoleh kearah Heeseung dan Kirana dengan wajah terkejut.

"Kenapa itu?" Tanya Sunoo bingung.

Heeseung mendongak menatap kearah teman-temannya sedikit terkejut. "A-anu, kaki Kirana sakit, katanya."

Keempat orang itu sontak saling melirik dan tersenyum nakal seolah-olah bisa membaca pikiran satu sama lain.

"Oh, kaki Kirana yang sakit? Gue kira kalian lag──" dengan cepat Ryujin menutup mulut Jake karena ia tahu akan kemana arah pembicaraan anak itu.

Benar, anak itu. Walau hampir semuanya sudah berumur 25 tahun, tidak ada satupun dari mereka seutuhnya benar-benar dewasa.

"Kalian lanjut aja ngomong-ngomong nya."

♡─✧─✧─♡

Bruk!

"Eh, astaga Ryujin!" Jake sangat panik ketika melihat Ryujin baru saja terjatuh karena linglung sehabis minum.

Bukan hanya Ryujin, Sunoo pun sudah tak kalah linglung sekarang.

"Ran, gue mau bawa Ryujin ke atas dulu, ya..lo tolong jagain Sunoo, Seung lo juga jagain dulu."

"Hm," Kirana tak menjawab, namun Heeseung yang masih duduk sambil memegang gelas berisikan minuman beralkohol tersebut hanya berdeham singkat untuk bentuk respon nya pada suruhan Jake tadi.

Jake dengan cepat membopong tubuh Ryujin di punggungnya dan langsung membawa gadis itu ke lantai atas dimana kamar tamu berada.

Soal, Jungwon. Pria itu memilih tidak ikut minum karena menurut nya bermain game sambil memakan daging bakar lebih menarik dari pada harus menghabiskan waktu untuk minum dan ujung-ujungnya melantur tidak jelas.

Srek!

"M-mau muntah!" Sunoo bangkit dari duduknya panik, karena di rasa perutnya seperti di campur aduk secara tiba-tiba.

"Eh! Sebentar, kamar mandi ada di depan." Kirana berjalan mendekat kearah Sunoo berniat membantu pria itu mencari kamar mandi, namun niatannya tersebut menjadi terhenti ketika orang di sebelahnya sekarang langsung menarik tangannya hingga ia kembali terduduk seperti semula.

"Mau, kemana?" Tanya Heeseung.

"Mau bantu Sunoo,"

"Nggak perlu, nanti juga Jungwon turun."

Belum satu menit Heeseung berbicara seperti itu, benar saja Jungwon langsung turun dengan terburu-buru lalu menuntun dengan cepat tubuh Sunoo membawanya ke kamar mandi.

"Seung, lo antar Kirana pulang aja, kasian kalau dia ikut tidur di sini, pakai motor gue dulu sana! kuncinya ada di atas meja dapur!" Teriak Jungwon dari arah kamar mandi.

Kirana mendesis sebal, lagi-lagi harus berboncengan dengan orang ini? Cih, malas sekali. Pikirnya.

"Gue mau pulang sekarang."

"Sebentar, gue masih agak pusing."

"Ck, salah lo ngapain ikut minum?"

Heeseung mendongak menatap Kirana yang sedang berdiri di sampingnya dengan tatapan tajam. "Diem,"

Kreak!

"Terserah!" Kirana kembali menarik bangkunya dan mendudukan bokongnya lagi di bangku tanpa ada niat melirik kearah Heeseung sedikitpun.

Heeseung menundukan kepalanya sembari memutar gelas yang ia pegang perlahan, "gimana keadaan lo?" Tanyanya.

"Nggak penting."

"Penting buat gue,"

"Kenapa emangnya?"

"Karena gue merasa nggak adil aja, kenapa lo bisa baik-baik aja, sedangkan gue merasa sebaliknya."

Kirana menyerit kan kedua alisnya bingung, "maksud lo?"

Heeseung menatap lekat kearah Kirana, lalu tak lama ia berdiri dan mengambil ponselnya yang ia taruh di atas meja. "Ayo pergi,"

"Jawab dulu, maksud lo apa barusan?"

"Cepet, takut makin malem."

Kirana bedecak sebal, "ngomong kok setengah-setengah,"

Heeseung yang mendengar gumanan Kirana barusan langsung menyapu rambutnya ke belakang. "emang, lo mau tau?"

"Nggak jadi, gue mau pula──"

"Karena gue masih sayang sama lo, Ran. Itu alasannya, kenapa gue nggak pernah baik-baik aja."
























To be continued~

After It's Gone || Lee Heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang