"Kalian bersedia menjadi suami istri yang saling membagi cerita satu sama lain, ketika bahagia maupun susah?"
"Bersedia." Jawab pria dan perempuan itu bersamaan, mereka sedang berdiri di atas panggung gereja yang sudah di hiasi beberapa hiasan seperti gelas berisikan anggur dan kue berukuran sangat besar.
"Jika begitu, untuk mempelai pria silahkan memasangkan cincin kepada mempelai wanita."
Semua orang di sana seketika heboh saat kedua pasangan suami istri itu benar-benar sah hari ini.
"Tuh liat! Ayah kamu nikah tuh sama mama kamu!" Ujar Heeseung kepada Yena yang berada di gendongan Kirana.
"Diem, Seung! Nanti Yena nangis lagi! Kamu mau tanggung jawab?" Sungut Kirana tajam membuat Heeseung langsung kicep.
"Ran, aku besok harus pulang karena ada urusan kerjaan mendadak dari bunda."
Kirana menoleh terkejut mendengar ucapan Heeseung barusan. "Kok baru bilang? Kebiasaan deh selalu mendadak!"
"Kemarin aku niatnya mau ngomong sama kamu, tapi nggak enak..kamu nya juga lagi sibuk kan ngurus Ryujin."
"Iya, sih..terus perkiraan pulang ke sini lagi kapan? Bakal lama?"
Heeseung menggeleng kecil dengan senyum tulus yang terukir jelas di sisi bibirnya. "Aku nggak bakal lama, janji."
"Aku mau ikut, tapi—"
"Kamu harus kerja? Kan aku udah sering bilang kamu nggak harus kerja, Ran. Aku aja,"
"Tapi kerjaan kamu tuh jauh, Seung!"
"Ya, mau gimana lagi?"
Kirana berdecak sebal sebagai bentuk respon sebalnya terhadap Heeseung. Apa kalian tahu? Kirana belum pernah ikut bersama Heeseung ke Kanada, karena ia masih banyak hal yang harus di kerjakan sebelum memutuskan untuk benar-benar meninggalkan tempat penuh kenangan ini.
Heeseung pun tidak pernah memaksa atau menyuruh Kirana ikut lagi. Karena pria itu pun tahu jika Kirana pasti masih butuh banyak waktu, jadi jika Kirana tiba-tiba ingin ikut bersama nya, pasti Heeseung tahan dulu.
Heeseung tidak mau Kirana menyesali keputusan nya. Ya walau mungkin hanya ke kanada sekitar beberapa Minggu saja, bagai nya persiapan matang adalah hal terpenting.
"Aku mau ikut."
"Kamu yakin?"
"Belum,"
"Yaudah, nanti aja. Jangan buru-buru gitu, aku bakal nunggu kok."
Kirana mendudukan kepalanya menatap kepala Yena yang menurutnya sangat menggemaskan tersebut. "Kamu nggak capek apa? Nunggu aku terus?"
"Ngapain aku capek? Pacar aku yang kejar impiannya kok malah aku yang harus capek?"
"Bukan gitu, maksudnya..kamu nggak capek apa nunggu aku terus kayak gini? Nggak ada niat cari yang lain—"
"Ngomong kayak gitu lagi aku ceburin kamu ke kolam, Ran."
Kirana mengatup bibirnya segera, mata nya kembali menatap ubun-ubun milik Yena yang sangat rapih tersebut.
Tak lama perempuan itu merasakan ada tangan yang bergerak mengelus rambutnya dengan lembut. Dan yang jelas itu perbuatan Heeseung.
Kini mata Kirana kembali menatap wajah Heeseung, "apa?" Sahutnya pelan.
Heeseung tersenyum hingga matanya juga ikut menekuk. "Kerja yang bener ya, Ran. Jangan mikir macem-macem soal kita, aku bakal nunggu kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
After It's Gone || Lee Heeseung
Fanfiction[15+] [BOOK#1] "Gue udah berusaha romantis ya, Ran? Cepet bangun, atau beneran gue gendong." mantan kok tinggal serumah? Rank 5 #enhypen 26-01-22 Rank 3 #enhypen 31-01-22 Rank 2 #shimjake 25-02-22 Rank 1 #engene 11-03-22 Rank 2 #leeheeseung 13-03-22...