06.05 ⏱

2.2K 276 8
                                    

Selamat membaca, jangan lupa tekan bintang nya!

••••

21 February 2022.

Flashback on!

"APA SUSAHNYA SIH LO LIAT PESAN GUE, SEUNG!" marah Kirana setelah mendapatkan Heeseung pulang dengan wajah berantakannya.

"Ran, gue nggak sempet buka ponsel...seharian ini gue ketemu sama bunda—"

"LO PIKIR GUE NGGAK KHAWATIR NYARIIN LO?! SEKARANG UDAH JAM BERAPA, HAH?!"

Heeseung memijat pelipisnya yang terasa sakit, kenapa di saat-saat seperti ini malah ada masalah yang datang lagi di dalam hidupnya.

"Ran, gue tadi ketemu bunda..ada yang harus gue urus, ini lebih penting dari pada harus ngabarin lo seharian penuh." Jelas Heeseung masih dengan suara pelan.

"LEBIH PENTING LO BILANG?! LO SELALU AJA LUPAIN GUE! GUE TUH KHAWATIR SAMA LO!"

"Ran, cukup."

"NGGAK MAU! DAN APA LO BILANG? KETEMU BUNDA? BUKANNYA KETEMU KARINA? KALAU MAU JALAN SAMA CEWEK LAIN PINTER DIKIT LAH, SIALAN!"

"RANA! GUE TADI KETEMU SAMA BUNDA! DIA SURUH GUE IKUT TINGGAL SAMA DIA DI KANADA, DAN GUE TOLAK TAWARANNYA KARENA GUE NGGAK MAU NINGGALIN LO SENDIRI! APA SUSAHNYA SIH PERCAYA!" Balas Heeseung, kali ini pun suara pria itu meninggi membuat Kirana terdiam sesaat.

"OH! NGGAK BISA GITU DONG! LO NGGAK BISA JADIIN GUE SEBAGAI ALASAN LO TOLAK TAWARANNYA. LO PIKIR GUE INI APA?!"

Tangan Heeseung meremat kuat sampai kertas yang sedari tadi ia pegang saja sampai berubah menjadi tidak beraturan.

"Ikut, gue ke Kanada." Pinta Heeseung membuat Kirana langsung berdecak sebal.

"Lo gila? Gue nggak mau." Jawab gadis itu dingin.

"Ran!"

"Seung! Lo aneh tau nggak?!"

"Aneh lo bilang? Yang marah-marah kayak orang gila pas gue baru pulang siapa?"

Kirana memundurkan langkahnya sedikit, matanya mulai berair karena merasa sedikit tercekat di tenggorokan nya. Sebenarnya ia pun tidak mau marah-marah seperti ini kalau bukan karena Yeonjun mengirimkan sebuah foto ketika Heeseung sedang memeluk tubuh Karina di depan rumah sakit siang tadi.

Setelah itu, Kirana terus menghubungi Heeseung, semuanya terkirim bahkan saat ia menelfon pun tersambung. Tapi tidak ada satupun yang di respon.

Heeseung mengusap air matanya lalu menarik nafas sekuat mungkin agar ia bisa menahan diri di depan Kirana. "Ran, maaf gue udah bentak lo tad—"

"Kita selesain aja sekarang, besok gue suruh Jake bantu lo angkat barang-barang." Potong Kirana cepat.

"Maksud lo apa? Apa yang di selesain sekarang?"

"Kita selesain aja, Seung. Satu lagi, gue usir lo dari rumah gue, mulai besok gue nggak mau liat lo masih ada di sini."

Heeseung terhenyak, semua perasaannya benar-benar tercampur aduk sampai rasanya ia ingin menumpahkan semuanya, walau mustahil di rasa.

"Ran! Dengerin penjelasan gue dulu!" Cegat pria itu seraya mendekat kearah Kirana, namun sayangnya sang gadis menolak dan menjauh.

"Nggak usah minta maaf, lagian ini salah gue kan?"

"KIRANA!"

"APA?!"

Setelah beradu suara, keduanya pun terdiam dengan arah mata yang saling memandang tajam.

"Liat kan?! Sekarang aja lo seenak jidat selesain hubungan ini tanpa pernah mau dengerin penjelasan gue dulu! Lo itu egois, Ran! Selalu!" Ujar Heeseung lalu beranjak pergi dari sana.

































Satu kata buat Kirana?

Satu kata buat Heeseung?

Satu kata buat, aku? Muehehe

After It's Gone || Lee Heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang