Selamat membaca! Jangan lupa tekan bintang nya.
Kangen nggak? Maaf ya baru sempet update soalnya beberapa hari kebelakang ada kesibukan yang nggak nentu gitu. Jadi selamat menikmati chapter ini! Bye!bye!
••••
Sepulang kerja Kirana langsung mandi dan makan seadanya, Heeseung juga belum keluar kamar. Kirana jadi penasaran kira-kira anak itu masih hidup atau tidak.
Terlebih lagi Kirana melihat nasi yang di masak tadi pagi masih utuh sebelum ia yang makan. Sudah di perkirakan antara Heeseung memilih makan Ramen atau pria itu belum makan sama sekali.
Tok!
Tok!
"Heeseung!" Panggil Kirana seraya membawa nampan di tangannya.
Ya, walau tangannya penuh dengan piring dan gelas selagi ada kaki yang diam saja mengapa tidak di manfaatkan? Benar kan?
Tok!
Tok!
"Heeseung, tangan gue pegel nih bawa piring sama gelas!"
Tidak ada balasan lagi, Kirana yang geram pun menaruh gelas dan piringnya di lantai dan langsung membuka kamar tamu yang di tempati Heeseung sebulan terakhir dengan tidak santai.
Namun detik selanjutnya, entah mengapa rasanya berbeda.
Semuanya sudah rapih, bahkan baju yang biasanya di taruh sembarangan di atas bangku pun sudah tidak ada.
Meja yang biasanya berisi beberapa buku kecil dan pulpen pun ikut menghilang.
"Seung?" Panggil Kirana lagi sembari membuka kamar mandi hingga selimut yang memang benar-benar sudah rapih.
Detik itu Kirana baru menyadari sesuatu, kalau dirinya baru saja menyia-nyiakan lagi kesempatan yang sama, walau waktunya sudah berbeda.
"Dia beneran pulang?" Tanyanya lalu duduk di atas kasur yang sudah sedikit berantakan karena ulahnya itu.
Kirana menghela nafas berat, kakinya di ayun secara perlahan sembari menatap sekeliling kamar tersebut dengan melas. Sampai dimana matanya tidak sengaja menangkap sebuah kertas yang tertempel di atas lemari.
Dari jarak yang cukup jauh Kirana sudah bisa membaca tulisan itu, walau sedikit buram tapi Kirana tetap bisa membacanya dengan cukup jelas.
Thanks.
Hanya satu kata saja, namun itu berhasil membuat Kirana tersenyum.
"Sama-sama, Heeseung."
♡─✧─✧─♡
Jake mengacak rambutnya karena merasa frustasi melihat Kirana yang sedang duduk di samping Ryujin sambil menangis.
"Udah, Ran." Ryujin memeluk tubuh Kirana dengan tangan yang mengelus lembut punggung temannya.
Jake sedari tadi terus mencoba menghubungi Heeseung namun tidak ada jawaban sama sekali.
"Gue pergi dulu, sebentar. Mau cari Heeseung, mungkin aja kan dia belum berangkat." Pamit Jake buru-buru seraya menggunakan Jaket kulitnya.
"Ish, nyebelin banget!" Marah Kirana seraya mengusap air matanya dengan sebal.
"Ya, pertanyaan gue satu, kalian abis ributin apa lagi sih? Sampe Heeseung pulang gitu."
"Soal, waktu itu."
"Nikah?" Kirana mengangguk pelan memuat Ryujin memutar bola matanya dengan malas.
"Kan gue udah bilang, kenapa nggak di terima aja kalau lo mau?"
"Gue mau, tapi gue belum si—"
"Belum siap?" Potong Ryujin dan Kirana lagi-lagi mengangguk. "Yaudah, mau gimana lagi? Mungkin aja Heeseung malu, atau marah gitu, kan? Udah terlanjur juga."
"Tapi, Jin. Kayaknya gue udah ngulang kesalahan yang sama kayak dulu."
"Jadi mau gimana?"
Kirana dengan yakin berdiri dari duduknya, tak lupa mengambil tas dan juga ponselnya yang berada di atas meja. "Gue siap," ucapnya dengan sangat semangat.
"Telat, Heeseung nya aja udah pulang." Sungut Ryujin membuat Kirana kembali terduduk dan melanjutkan tangisnya.
Ting!
Ting!
Ponsel Ryujin berdering menunjukkan pesan yang terkirim dari seseorang yang akhir-akhir ini sering bertemu dengannya.
Setelah beberapa saat membalas pesan tersebut, Ryujin pun menepuk pundak Kirana agar perempuan itu segera menoleh kearah nya.
"Apa?!"
"Santai, dong! Ini Karina mau ajak lo ketemu. Katanya ada yang mau di omongin."
"Kenapa gue? Kan itu urusan lo, Jake, sama dia."
Plak!
Kirana meringis ketika Ryujin dengan entengnya malah memukul kepalanya gemas.
"Dia mau omongin sesuatu,"
"Nggak mau! Gue lagi males kemana-mana. Bilang ke dia, Kirana nya lagi tidur bareng Lala, terus—"
"Ini soal, Heeseung, Kirana!" Potong Ryujin dengan penekanan di setiap katanya membuat Kirana langsung menyerit bingung.
"Soal apa?"
"Ya, mana gue tau lah, Ran!"
"Yaudah,"
"Apa?"
"Di cafe yolo, jam 3 sore, bilang Rana nya mau mandi dulu."
Makasii banyak yaa buat yang masih nunggu cerita ini update. Kalau gitu...
See you di next Chapter!
Babay!!
KAMU SEDANG MEMBACA
After It's Gone || Lee Heeseung
Fiksi Penggemar[15+] [BOOK#1] "Gue udah berusaha romantis ya, Ran? Cepet bangun, atau beneran gue gendong." mantan kok tinggal serumah? Rank 5 #enhypen 26-01-22 Rank 3 #enhypen 31-01-22 Rank 2 #shimjake 25-02-22 Rank 1 #engene 11-03-22 Rank 2 #leeheeseung 13-03-22...