Keesokan harinya, di malam minggu ini Jaemin menghabiskan waktu bersama teman-temannya di klub kemarin. Lagi.
Jaemin sebenarnya sedang dalam mood buruk, tapi karna bujukan manis Renjun dan traktiran Hyunjin membuatnya semangat.
Jaemin kini berjalan sambil bersenandung ria memasuki klub itu. Tapi dirinya justru menabrak seseorang.
Jaemin berdecak malas dan menatap tajam orang bermasker hitam itu.
"Maaf." Ucap si pelaku penabrakan sambil sedikit membungkuk. Jaemin lalu menatapnya malas.
"Punya mata dipake yang bener dong!" Ujar nya lalu membuat si pelaku sedikit membungkuk lagi.
"Sekali lagi maaf." Tuturnya sopan lalu berjalan menjauh tapi tak merubah pandangan Jaemin sedikitpun.
Mood nya sudah hancur, kini harus lebur karena insiden barusan. MENYEBALKAN.
Jaemin memasuki tempat laknat tersebut dengan kasar dan tidak sabaran. Dirinya ingin cepat-cepat menyesap rasa wine traktiran Hyunjin. Dan berharap Hyunjin tidak datang terlambat.
Jaemin menuju meja yang biasa ia gunakan bersama para temannya. Meja bundar besar dengan sofa merah melingkar. Seperti meja untuk judi.
Tidak ada yang berani menduduki meja milik pemuda Na itu. Mereka bahkan sangat brutal dan akan mengancam serta menyerang siapa saja yang berani mendudukkan bokong nya ke sofa merah mereka.
Brutal dan keras.
Jaemin menduduki tempatnya, di depannya sudah ada Renjun yang merokok dan mengepulkan asap putihnya bebas ke udara.
Renjun yang lagi-lagi berangkat paling awal dan melihat wajah kusut sahabatnya itu menukikkan alisnya bingung.
Anak ini kenapa lagi?
"Kenapa lagi lo?" Jaemin melirik Renjun dengan malas.
"Ada orang nabrak gue pake masker item sama topi item putih. Anjing tu orang ga punya mata apa gimana!" Katanya kesal dan membuat Renjun menaikkan alisnya. Tapi tak lama Renjun menatap Jaemin datar.
"Oh, suami gue paling." Katanya lalu kembali menyesap rokok yang tersisa setengah itu. Menyisakan Jaemin dengan tatapan bingungnya.
"Lo gak cinta gitu sama dia?" Renjun yang mendengarnya lantas terkekeh.
"Ngapain? Buang waktu banget." Perkataan itu membuat Jaemin semakin bingung.
"Kok bisa? Biasanya ujung-ujungnya cinta gitu." Renjun kembali terkekeh mendengar penuturan Jaemin. Memang anak ini.
"Denger ya, gue sama dia nikah karna perjodohan dan gak ada yang namanya cinta Jaem. Lagian tu dosen culun ga ada menariknya." Jaemin berpikir lalu menatap lagi temannya ini.
"Tapi masa sih? Lo udah setahun nikah loh sama dia, belum ada rasa?" Renjun menggeleng. Tidak mungkin dirinya menaruh rasa pada dosen nerd yang menjengkelkan dan membosankan itu.
"Oke oke, gue ngerti sekarang." Ucap Jaemin sambil menyalakan rokok yang ia bawa dari rumah tanpa sepengetahuan keluarganya.
- - -
Ini adalah hari pertama Renjun dan Jaemin berkuliah. Sebenarnya keempat temannya- Haechan, Hanjis, Hyunjin, dan Felix juga ikut berkuliah. Dan dengan alasan berbeda-beda tentu saja.
Huang Renjun berkuliah karna suruhan suaminya karna sang suami adalah dosen disana. Renjun awalnya menolak keras perintah dari suaminya karna baginya ini adalah waktunya dia beristirahat dari materi yang memuakkan. Tapi karna paksaan sang suami dan Renjun yang jengah mendengar hal tersebut terlontar banyak kali dari mulut suaminya, dia memilih menurutinya daripada dilaporkan ke mertua dan orangtuanya yang super duper galak dan mengerikan.
Na Jaemin tentu kalian sudah tau. Jaemin dipaksa sang ayah berkuliah karna akan menjadi penerus perusahaannya. Jaemin sama dengan Renjun, menentang keras perintah ayahnya. Tapi akhirnya dia mau berkuliah karna paksaan Renjun dan ancaman ayahnya yang mengatakan akan mencabut semua fasilitas yang Jaemin miliki, mulai dari kartu kredit, motor, mobil, hingga apart pribadi milik anak semata wayangnya itu.
Lee Haechan, anak ini sungguh berbeda dari yang lain. Jika kalian pikir Haechan menempuh pendidikan kuliahnya untuk bekal masa depan, itu salah besar. Haechan hanya ingin menemukan pria idaman yang akan dia kejar hingga menjadi kekasihnya. Katakanlah dia gila dan aneh karna memang itu kenyataannya. Pikiran Haechan hanyalah mahasiswa tampan yang akan ia pacari nanti saat sudah masuk universitas.
Hwang Hyunjin berkuliah karena pacarnya. Hyunjin adalah lelaki posesif yang bahkan sangat posesif dari pasangan posesif pada umumnya. Hyunjin berkuliah bersama kekasihnya di kampus yang sama untuk mengawasi sang pacar takut-takut ada yang menggoda atau centil pada kekasih imutnya.
Lee Felix, mungkin ia yang paling waras dari yang lain. Dirinya berkuliah untuk benar-benar memperbaiki masa depannya. Eits, tapi dia juga bisa lebih gila karna dirinya berkuliah juga untuk mencari uang. Bagaimana caranya? Selain belajar, Felix juga akan mencari lawan untuk balapan. Taruhannya juga menguntungkan bukan jika Felix yang menang? Cerdik sekali.
Selanjutnya Han Jisung. Pemuda ini menempuh kuliahnya untuk membalas dendam sekaligus menemani teman-temannya. Jisung dengar mantan kekasihnya berkuliah disini, kesempatan bagus jika dirinya memanfaatkan hal ini untuk membalaskan dendam nya karna dikhianati dulu?
Keenam pemuda berandal tersebut mempunyai alasan sendiri-sendiri untuk melanjutkan pendidikannya yang tentu kalian tau tidak benar-benar dilanjutkan dengan belajar.
Ingat, mereka sudah terlalu muak dengan yang namanya belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
No, Sir [Nomin]✓
Fanfiction[SELESAI/SHORT STORY] Jaemin si berandal yang tidak ingin kuliah malah berurusan dengan dosen hingga membuat perasaannya goyah, sialnya dosen itu sudah beristri terlebih itu orang terdekatnya. BXB, GAY, HOMO, LGBT, NOT GS.