09 > Sunset

2.7K 255 6
                                    

Jaemin dan teman-temannya kini menikmati waktu senggang mereka untuk berkumpul. Tentu untuk berkumpul setelah seminggu.

Sebenarnya mereka berkumpul, tapi baru kali ini semua anggota datang dengan lengkap. Biasanya Jaemin dan Haechan terlibat masalah dengan dosen hingga tidak bisa berkumpul. Sedangkan Renjun beralasan sedang berjalan bersama mantan kekasihnya.

Saat ini keenam pemuda itu duduk dengan menaikkan kakinya ke atas meja juga memakan camilan yang baru dibelinya.

Sebenarnya hanya Hyunjin sih.

"Mantan lo siapa dah? Guanlin?" Renjun yang mendengar pertanyaan Hyunjin lalu mendongak menatapnya.

Renjun mengangguk lalu meminum minumannya.

"GUAN? DIMANA TU BOCAH? KULIAH DISINI?" Teriak Haechan saat mendengarkan nama Guanlin dari bibir Hyunjin dan Renjun yang mengangguk.

"Ck, berisik." Kata Hanjis sambil menyumpal mukut Haechan dengan buntalan plastik bekas keripik yang telah habis.

Haechan melepaskannya lalu menatap Hanjis nyalang.

"Bajingan." Sinis Haechan yang tak membuat Hanjis takut.

"Senior gue, gue juga gak tau dia kuliah disini karna gue juga lost contact kan sama dia." Kata Renjun yang membuat semua mengangguk.

"Gue tau kalian balikan." Kata Felix sambil tersenyum menatap Renjun yang langsung melotot.

"Iyakan? Hahahaha gue tau pas Guanlin bikin instastory kemarin, lo berdua liat sunset." Tambahnya yang membuat Renjun tambah melotot.

"Bukannya Instagram Guanlin udah lama gak aktif ya?" Tanya Haechan yang membuat semua orang menoleh.

"Dia bikin ig lagi karna hp nya ilang dan lupa akun, pertama dia nge follow akun gue, tapi setelah gue liat Guan gak nge follow Renjun dan masih berani stalk. Menurut gue dia ga nge follow karena sadar diri dan mending jadi stalker gitu gak sih?" Kata Felix yang membuat Renjun terdiam.

"Maybe?" Hanjis menaikkan alisnya.

"Kok lo bisa tau?" Tanya Renjun yang membuat Felix menjeda kegiatan minumnya.

"Karna, gue dm dia hehe." Cengirnya yang lalu mendapat tatapan tajam dan dengusan kasar Renjun.

Cemburu.

"Aelah biasa aja kali, lo gak kasian sama suami lo?" Renjun mengerutkan keningnya.

"Oh, dia bahkan udah tau tapi diem aja. Gue sama dia gak ada perasaan jadi ya up to masing-masing aja." Yang mendengar penuturan itu justru mengerutkan keningnya.

"Padahal udah setahun." Gumam Hyunjin yang tak dapat didengar oleh Renjun tapi terdengar oleh Hanjis dan Haechan.

Berbeda dengan mereka, Jaemin kini malah tersenyum bodoh mengingat saat dosen sialan nya itu mencium pipi nya kemarin malam.

Dejavu.

Blush.

Semuanya bercampur menjadi satu. Bingung, senang, malu, semuanya. Jaemin tanpa sadar terkekeh dan mengulum bibirnya.

Hyunjin yang melihat tingkah Jaemin yang aneh pun menggebrak meja depan Jaemin dan membuat Jaemin terlonjak.

BRAK!

"BANGSAT!"

"Anjing kenapa sih?!"

"WOI!"

Bukan hanya Jaemin yang terkejut, nyatanya semua orang disana juga terkejut dengan gebrakan Hyunjin.

"Tolol si memble." Kata Haechan sambil memukul lengan Hyunjin keras sambil melayangkan tatapan nyalang.

"Ya sorry, niatnya gue cuma mau nanya Jaemin kenapa senyum-senyum sendiri." Semua lalu memusatkan perhatian pada Jaemin yang bingung.

"Apaan?"

"Lo kenapa senyum-senyum kaya setengah waras gitu?." Jaemin malah kembali tersenyum, membuat yang lainnya bergidik ngeri melihat pemandangan menyeramkan di depannya.

"Kesambet kayaknya deh, lapor om Siwon yuk." Kata Haechan yang membuat Jaemin mencubit lengannya.

Haechan yang dicubit lalu secara spontan berteriak kesakitan karena temannya itu.

"Gue juga gak tau, lagi baper aja." Semua yang disana melotot pada Jaemin.

Walaupun mereka teman dekat, tapi Jaemin bercerita dan tidak pernah mengatakan kalau dia terbawa perasaan.

Yang mereka ketahui, ini first love Jaemin.

Drrttt Drrrtt

Jaemin mengalihkan pandangannya ke benda pipih di atas meja.

Ka Jen </3

Jaemin baru menggantinya semalam. Dengan ciuman yang kalau bisa ia ingin me reply lagi seperti sebuah video, dan pikirin senang yang mengelilinginya, dia tanpa sadar mengganti nama kontak dosen yang dekat baru-baru ini.

"E-eh, gue pamit dulu ya ada urusan." Pamit Jaemin yang langsung membuat semua temannya mendengus kelas. Dan tanpa mendengarkan mereka, Jaemin segera menghampiri parkiran dimana sudah ada mobil Jeno di depannya.

Jaemin tersenyum lalu melambaikan tangannya pada Jeno. Pria itu juga ikut tersenyum mendapati Jaemin yang berjalan ke arahnya.

Jaemin memasuki mobil hitam itu lalu mereka pergi berdua. Jeno mengatakan mereka akan pergi bersama dan meliburkan Jaemin satu hari ini.

"Mau ke mana kak Jen?" Tanya Jaemin yang membuat Jeno menolehkan sebentar wajahnya lalu menatap jalan.

"Surprise, Nana." Panggilnya yang membuat Jaemin melengkungkan bibirnya ke bawah.

Jeno yang melihat itu lantas mencium kedua jarinya lalu menempelkannya ke pipi sang mahasiswa. Jaemin yang melihat itu hanya menunduk menyembunyikan rona nya.

"Kek Jennnnnnnn." Rengeknya yang membuat Jeno terkekeh.

Setelahnya mereka saling bercanda dan mengabaikan hari yang mulai gelap. Jeno membawa Jaemin ke sebuah tempat di dekat bukit dan terdapat kursi panjang disana.

Jeno menggandeng sang murid ke kursi panjang yang berada di sana. Jaemin tak menolak, dia juga ikut merekatkan tangannya pada Jeno

"Ngapain?" Tanya Jaemin yang hanya membuat Jeno tersenyum.

"Sunset." Kata Jeno yang membuat Jaemin menghadap ke arah yang dipandang juga oleh adik Mark itu.

Jeno dan Jaemin duduk di kursi yang terdapat beberapa sepasang kekasih juga.

Mereka melihat sunset. Tenggelamnya matahari itu menjadi pemandangan yang sangat indah bagi para wisatawan itu.

Jaemin menghembuskan nafasnya lalu menatap Jeno yang ternyata menatapnya sedari tadi.

"Kak, itu sunset nya kok dicuekin." Jeno masih diam menatap pemuda di depannya.

"Liat kamu aja cantik." Jaemin merona.

"Kak Jen!" Salah tingkah.

Jeno terkekeh.

"Tapi beneran kok, Na." Jaemin hanya menunduk.

"Gue sayang lo." Celetuk Jaemin pada Jeno yang membuat si pria sedikit terkejut.

Jeno tersenyum lalu menangkup pipi anak didiknya itu. Menatap obsidian yang pertama kali menariknya dalam pesona tersembunyi dibalik sikap urakan nya.

"Saya juga sayang kamu."

Selanjutnya Jeno menabrak bibir Jaemin di tengah pemandangan indah berwarna jingga itu.

Mengabaikan semua pasang mata dan matahari yang menyaksikan aksi mereka di sana.

Jeno tidak peduli, dia mencium bibir tipis Jaemin secara lembut. Jaemin tak menolak, dia menerima ciuman dosennya itu.

Jeno menarik bibirnya dan menatap wajah merah Jaemin. Jeno terkekeh lalu menarik kepala Jaemin untuk berada di dadanya.

"Berandal tapi kok gemesin gini."

"KAK JEN!!"

No, Sir [Nomin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang