KRING!!
Bruk.
Gedebug
"ANJING!"
Bugh
Grep
Jaemin membuka matanya perlahan. Menatap dosen dulunya itu dan bergantian melihat bawah. Dia hanya menangkap karpet merah dan dia di atasnya.
Kejadian bermula saat jam itu berbunyi nyaring dan langsung menembus pendengaran Jaemin hingga bantal yang jatuh dan langsung ke kolong kasur. Kemudian Jaemin terjatuh dari atas ranjang dan langsung mengenai lantai yang untungnya dilapisi karpet Jeno.
Kemudian Jeno menyenggol guling hingga jatuh menimpa Jaemin. Tapi sekarang yang dirasakan Jaemin hanya pelukan Jeno dengan posisi menindihnya. Tapi hanya ada bantal, itu artinya Jeno tadi ikut terjatuh ke atasnya.
"Berat kak!" Protes Jaemin saat jeno mengeratkan pelukannya. Jeno mendongak menatap Jaemin lalu mengecup singkat bibir submisif nya itu.
Jeno bangkit lalu menyodorkan tangannya ke arah Jaemin, bermaksud membantu Jaemin berdiri.
Jaemin menerima uluran tangan Jeno dan berdiri perlahan. Oh badannya sakit karena tertimpa Jeno. Menyebalkan.
Jaemin melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, ia ingin mandi dan membersihkan tubuhnya yang sangat lengket akibat semalam.
Iya, karena Jeno dan Jaemin membersihkan kamar mereka. Kamar mereka. Mereka.
Karena Jeno melihat pemuda Na itu kurus kerempeng walaupun kaya, makanya Jeno ingin Jaemin sedikit berotot. Ya ingin sedikit saja dan tidak ingin melebihi ototnya.
Jeno kan dominan nya.
"Mau ngapain?" Kata Jeno yang membuat Jaemin terhenti.
"Mandi lah kak, udah jam sembilan ini- WHAT JAM SEMBILAN?!?!" Teriak Jaemin yang baru menyadari jam berapa pagi ini.
Oh astaga, ibunya akan kemari dan dia tidak mau dijejali berbagai pertanyaan aneh nantinya.
"ADUH KAK GIMANA INI ANJING YA TUHAN BENTAR LAGI MAMA KESINI ASTAGA YA GUSTI!" Racau nya sambil berteriak-teriak membuat Jeno menatapnya jengah dan berusaha menenangkan Jaemin yang kini malah panik mondar-mandir dari luar kamar mandi dalam kamar Jeno.
"Ssttt, santai aja Na."
"GAK BISA LAH KAK, ADUH GAWAT BANGET AKSJAKSJ!"
"Yaudah ayo mandi berdua."
"APA? GAK!"
"Biar cepet Nana."
Setelah itu Jeno menggeret Jaemin dan terdengar suara guyuran shower setelahnya.
Mengabaikan para orang tua yang terkekeh geli menguping mereka dari kamar Jeno.
"KAKAK JANGAN PEGANG-PEGANG DONG!"
"KAKAK DIH ANJING BANGET"
"KAK JEN CEPET MANDI JANGAN REMES PINGGANG AKU!"
"KAK JEN MAMA UDAH OTW"
"SAYANG JANGAN TERIAK TERUS, KUPING AKU SAKIT"
"BODO AH, BURUAN- ANJING JANGAN DISITU"
"JAEMIN ADUH!"
"KAK JEN APASIH GAK JELAS!"
Jaemin dan Jeno sudah selesai membersihkan diri dan berniat turun. Jeno sempat aneh karena dia merasa ada banyak suara langkah kaki yang seperti cepat-cepat turun.
Jeno lalu turun dengan Jaemin. Jaemin terburu-buru dan menahan nafas ketika orang tuanya dan orang tua Jeno sudah terduduk sambil mengobrol ringan.
Ibu Jeno memandang ibu Jaemin dengan terkikik geli dan Jeno mengerutkan keningnya.
"Mama kenapa?"
"Tadi kamu ngapain teriak-teriak sama Jaemin di kamar mandi? Tadi mama denger Jaemin protes pas kamu remes pinggang dia."
Sepasang manusia itu bertukar pandang dan panik.
"Mama denger?"
"Denger lah, wong kedengeran dari atas."
Jaemin menunduk karena malu.
"Tapi bagus kan ya, Jeno minta ke istrinya." Kata mami Jeno sambil terkekeh cantik membuat Jaemin melotot dan menginjak kaki Jeno tak lupa dengan lirikan tajam yang meminta suaminya untuk menjelaskan semuanya.
"Semalem gak ngapa-ngapain kok mi, aku sama Jaemin cuma bersih-bersih makanya bangun telat." Jelas Jeno yang membuat ibu Renjun menaikkan alisnya.
"Loh? Padahal mami gak nanya kamu abis ngapain semalem." Jeno gelagapan Jaemin menatap jengah suaminya yang tidak pandai berbohong.
"Udah udah, kalian kan udah menikah jadi mungkin kalau mami ganggu privasi kalian." Kata mami Jeno yang membuat pasangan baru itu menghembuskan nafasnya lega.
Astaga menyeramkan.
"Udah ya, mami sama papi mau pulang dulu. Lagian papi masih ada kerjaan jadi kita kesini buat jenguk kalian aja." Kata mami Jeno masih dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.
"Iya." Katanya lalu menghampiri para orang tua dan memeluk mereka. Tak lupa dengan mertua mereka.
Papi Jeno mendekatkan bibirnya ke telinga Jeno dan mulai membisikkan sesuatu.
"Bikin anak yang banyak ya Jen." Katanya yang membuat Jaemin melotot.
Setelah mereka pergi Jaemin memandang Jeno yang juga menatapnya.
"Awas kalo sampe kamu turutin kata papi." Desisnya lalu berlalu meninggalkan Jeno yang memegang selangkangannya.
Ia masih sayang dengan si kecilnya ini.
"Aduh, bingung mau nurutin yang mana."
Jeno berbalik menatap punggung Jaemin yang menaiki tangga.
"Nanti buat lima aja ya."
"KAK JEN MAU AKU POTONG PUNYA MU GAK?"
E N D
Segitu aja deh ya, aduh aku ngetik ini cepet-cepet karena deadline tugas yang numpuk banget. aku juga udah kelas akhir, kemungkinan kalau aku publish cerita baru dalam waktu dekat itu pun slow update karena bener bener sibuk.
Thanks ya udah ngikutin cerita gaje ku inie, aku luv kalian deh :)
KAMU SEDANG MEMBACA
No, Sir [Nomin]✓
Fanfiction[SELESAI/SHORT STORY] Jaemin si berandal yang tidak ingin kuliah malah berurusan dengan dosen hingga membuat perasaannya goyah, sialnya dosen itu sudah beristri terlebih itu orang terdekatnya. BXB, GAY, HOMO, LGBT, NOT GS.