Renjun terlihat mondar-mandir di depan sebuah ruangan yang ia yakini adalah ruangan kelas Jaemin. Dia seharusnya ada di dalam, tapi Renjun justru tak menemukan jejak pemuda Na itu.
Renjun sedari tadi juga menelfon dan mengirimkan pesan pada Jaemin, tapi selalu ditolak oleh sang lawan hingga membuatnya khawatir.
Sebenarnya dimana Jaemin dan dia sedang melakukan hal apa hingga menolak telfonnya?!
Renjun yang jengkel akhirnya mengetikkan chat kepada Jaemin kalau dia pulang duluan. Karna Renjun juga lelah menunggu selama dua jam di depan kelas sahabatnya itu.
Gembel
Gua balik duluan.
Good bye my baby bunny sweetie mamy poko pants ( ◜‿◝ )♡ !Setelah mengirimkan pesan singkat namun tak bisa juga dibilang singkat itu, Renjun segera keluar dari area kampus dan menumpang pada Hyunjin yang membawa mobil sendiri tanpa memikirkan lebih lanjut dimana Jaemin.
- - -
Jaemin benar-benar tidak bisa berkutik kala dia mendapat hukuman yang menguras energinya dua kali lipat dari apel tadi pagi.
Salahkan dosen tidak jelas yang menyuruhnya untuk mengerjakan pekerjaan berat apalagi sebanyak dua puluh kali. Ruangan ini bahkan sudah mengkilap, apa lagi yang perlu dibereskan?
Dosen bajingan.
Jaemin diawasi cctv dan sesekali mendapati dosen tinggi itu melewati ruangan yang Jaemin bereskan. Tentu untuk mengecek Jaemin mengerjakannya sebanyak dua puluh kali atau tidak.
Jaemin sesekali juga bergumam mengumpati segala hal yang membuat mood nya di hari pertama kuliah ini hancur lebur. Mulai dari pak tua yang berceloteh menyampaikan pidato tata tertib hingga membahas mentri, mendapatkan waktu istirahat yang super sedikit, ditinggal Renjun, menabrak dosen sialan itu, hingga hukuman melelahkan yang ia kerjakan ini.
Jaemin akhirnya selesai setelah memakan waktu sekitar tiga jam. Dirinya berdiri di depan pintu dengan nafas terengah-engah sambil memegang gagang pel. Dia sudah mengelap, menata buku, membersihkan debu, membersihkan sudut ruangan, mengepel, menyapu, merapikan vas bunga, hingga tak ada debu sedikitpun.
"Sudah selesai?" Jaemin berbalik badan saat mendengar suara berat dosen tampan tapi sangat sialan itu.
Jaemin mengangguk sembari menatap datar sang lawan bicara. Tetapi nafasnya masih belum teratur karna bekerja tiga jam secara nonstop. Bisa kalian bayangkan itu, Jaemin yang pemalas tiba-tiba mengerjakan suatu hal selama berjam-jam tanpa henti. Itu sangat melelahkan.
Menambah kesan buruk di hari pertama kuliahnya.
"Masuklah dulu." Ajak si pria berjas hitam tapi tak membuat Jaemin menggerakkan tubuhnya mengikuti sang dosen. Sedangkan dosen itu sudah terduduk di kursinya.
"Kemarilah." Ucapnya lalu membuat Jaemin menggeleng.
"Itu saya udah bersihin pake kerja keras buat bapak, kalo saya nginjek lantai nanti kotor lagi terus suruh bersihin lagi." Kata Jaemin yang membuat si dosen malah terkekeh.
Pemandangan itu tak luput dari Jaemin yang menatapnya penuh kagum. Jaemin menatap kagum dosennya tapi tak merubah ekspresi datarnya. Kekehan tampan itu mengalun dengan indah menyapa indra pendengaran si mahasiswa Na.
"Hei, tidak mungkin saya menyuruhmu membersihkan ruangan saya lagi. Kemari." Katanya lalu Jaemin memilih melangkahkan kakinya menuju meja si dosen.
"Baiklah Na Jaemin, kamu sudah menjalankan hukuman kamu dengan baik dan saya puas dengan hasilnya. Maka dari itu saya memberikan kamu makan siang karna kamu melewatkannya tadi." Dosen yang diketahui bernama Jeno itu menyerahkan paper bag pada Jaemin yang membuat si penerima mengedipkan matanya polos.
"Saya masih memikirkan kamu, jadi makan aja. Tenang saya gak kasih racun ke situ." Jaemin beralih menatap Jeno lalu mendecih pelan. Membuat kekehan halus keluar dari Jeno.
Jaemin mengeluarkan sebuah box berisi makanan yang Jeno belikan. Porsi yang cukup banyak terlebih ada es krim, wafel coklat, dan sebuah salad yang sangat Jaemin sukai.
Jaemin menatap binar pada isi dari paper bag tersebut. Jaemin tentu sangat kelaparan setelah bekerja, ternyata Jeno masih memikirkan dirinya untuk memberikan setidaknya makan siang padanya.
Jeno hanya melihat Jaemin yang lahap dan fokus pada makanannya. Hingga tak menyadari dirinya bergumam saat melihat pemandangan menggemaskan di depan matanya.
"Menggemaskan." Gumam nya yang tentu tak dapat didengar oleh pemuda Na karna dia sedang menyantap makan siangnya.
Setelah menghabiskan makanan pokok disana, Jaemin menyentuh salad buah yang sedari tadi menggoda untuk di makan. Sedangkan Jeno sedari tadi hanya melihat Jaemin dan sesekali melihat jam serta ponselnya.
"Kenyang?" Tanya Jeno pada Jaemin yang membuat pemuda na menggeleng. Jeno yang tau hal itu membiarkan Jaemin memakan salad buah sebagai penutup makan siangnya kali ini.
Jeno sebenarnya sempat mengecek Jaemin saat pemuda itu masih mengepel, Jaemin tau dirinya berdiri di depan pintu dengan wajah datarnya. Jeno sempat menyuruh Mark mengawasi cctv dan berjaga di depan ruangannya untuk mengawasi berandal tersebut.
Dengan waktu dua puluh menit, Jeno melesat ke sebuah restoran dan membeli makan siang beserta makanan penutup yang sekiranya pemuda berambut sama dengannya itu sukai.
Tebakannya benar ketika Jaemin memakan lahap makanan yang ia belikan.
Jaemin yang sedang menikmati salad buah pemberian Jeno itu tiba-tiba teringat ponselnya. Dia membuka ponselnya dan terdapat banyak misscall dari Renjun dan Haechan.
Prik : Gua balik duluan.
Prik : Good bye my baby bunny sweetie mamy poko pants ( ◜‿◝ )♡ !Jaemin hanya mendengus melihat pesan menjijikkan itu. Najis sekali melihat Renjun yang sok imut seperti ini.
"Maaf, saya sepertinya terlalu berlebihan memberikan hukuman. Sebagai ganti saya yang akan mengantar kamu pulang, bagaimana?" Tawar Jeno yang membuat Jaemin mendongak sambil mengunyah kembali buah di mulutnya.
"Oke pak Jeno!" Seruan Jaemin itu membuat Jeno tersenyum hingga menampakkan eyesmile nya.
"Di luar kampus kamu cukup panggil saya Kak, saya tidak setua itu untuk dipanggil pak omong-omong." Keluhnya saat mendengar respon Jaemin tadi.
"Emang umur bapak- kak Jen berapa?"
"Baru 24 tahun."
HEY MANA ADA DOSEN SEMUDA ITU?!
KAMU SEDANG MEMBACA
No, Sir [Nomin]✓
Fanfiction[SELESAI/SHORT STORY] Jaemin si berandal yang tidak ingin kuliah malah berurusan dengan dosen hingga membuat perasaannya goyah, sialnya dosen itu sudah beristri terlebih itu orang terdekatnya. BXB, GAY, HOMO, LGBT, NOT GS.