6. Ini sangat sakit

4.1K 417 22
                                    

6. INI SANGAT SAKIT

Jeno, "Masak apa kita malam ini?"

Pemuda itu berdiri terlalu dekat, hampir menempel di punggungnya, membuat Renjun gugup.

"Ramyeon." Renjun membuka kabinet sebelah kiri atas dan mengambil beberapa bungkus ramyeon. Dia membuka bungkusnya satu persatu dengan tenang, padahal jantungnya sedang melompat-lompat di dalam.

"Apa... ramyeon lagi??" Jeno menolak, "Tidak! Ayo kita buat menu lain."

Renjun berbalik menatap Jeno dan menunjukan bungkus ramyeon yang sudah dia buka dengan tatapan menyesal, seakan berkata:  'lalu bagaimana dengan nasib ramyeon ini, yang di beli dengan uang hasil kerja keras kita. Hamba yang rendah hati telah bersalah karena membukanya lebih dulu karena terlalu panik. Apakah tuan Lee yang terhormat mau memaafkan ku?'

Tentu saja Jeno tidak bisa membaca pikirannya. Tapi setelah melihat ekspresi Renjun yang lucu membuatnya berhenti mengeluh dan melunak sedikit, "Baiklah. Malam ini kita membuat ramyeon lagi." sambil tersenyum, Jeno mulai menyiapkan panci untuk merebus air. "Apa nasinya sudah siap?"

"Sudah." Renjun memasukan semua mie dan bumbu kedalam air yang sudah mendidih, lalu mengaduknya sebentar.

Jeno berkata sambil mengeluarkan kimchi dari kulkas: "Jangan lupakan minyaknya." Dia tidak bisa menahan tawa dan menutupi mulutnya dengan punggung tangan.

Renjun cemberut, "Ok..."

Jeno tidak salah, pernah suatu hari saat Renjun mendapat tugas memasak, dia lupa memasukan minyak kedalam panci. Waktu itu dia sangat malu dan kesal, tetapi Jeno tetap memuji masakannya dan memakannya dengan lahap. Renjun merasa sangat dihargai. Tidak sekali dua kali dia sering membuat kesalahan saat memasak. Entah karena terlalu asin atau terlalu berminyak, Jeno selalu memakannya dan tidak akan menyia-nyiakan masakannya.

Kepribadiannya ini membuat Renjun semakin menyukainya. Jeno sangat toleran terhadap apapun.

"Renjun, kalau kamu sudah selesai, tolong bawa-" Jeno yang sedang menata kimchi berhenti berbicara saat dia berbalik dan melihat Renjun yang terdiam didepan kompor dengan sepanci ramyeon yang mendidih didepan wajahnya.

Melamun.

Apa yang dia pikirkan? Alis Jeno melengkung dalam kebingungan.

Dia menghampiri Renjun dan diam-diam memperhatikannya saat pemuda itu menatap tidak fokus pada panci sambil sesekali tersenyum.

Ada apa dengan anak ini?

"Hei, Renjun..."

"........"

"Hwang injun,..."

"........."

"Hyung,..."

"!!!!!"

Karena terkejut, Renjun berbalik dengan ceroboh tanpa berpikir hingga sikunya tersengat panci panas yang menyakitkan. Dia berteriak, "Ah!.."

Jeno secara refleks melingkarkan tangannya ke punggung Renjun dan menariknya ke arahnya, lalu mematikan kompor yang masih menyala. Dia tetap menjaga tubuh yang lebih kecil darinya itu ke dalam pelukannya selama beberapa saat. Sebelum dia sadar, jarinya yang menyentuh punggung halus dan pinggang ramping Renjun menegang dan melepaskannya dengan perasaan tidak rela. Dia berbisik lembut, "Hati-hati..."

[𝐁𝐋] 🔞𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐈𝐍𝐆 | 𝐑𝐉𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang