[Vol.3] 24. Mengubur perasaan

1.5K 146 8
                                    

VOL.3
24. MENGUBUR PERASAAN

8 tahun yang lalu,

"Chenle, kamu take selanjutnya, ya ..."

"Ok."

Chenle remaja mengangguk patuh pada sutradara tua berambut putih yang duduk di depan monitor, memberitahunya.

Sambil duduk di kursi malas, Chenle kembali membaca dialognya. Saat ini mereka sedang melakukan syuting drama keluarga tiongkok, dengan alur sedih yang bisa membuat penonton mengeluarkan air mata sepanjang cerita.

Ini sudah hari keempat Chenle Syuting bersama kru film dan para aktor pemeran utama. Dia hanyalah pemeran pendukung kecil yang jarang disorot tetapi karakternya sangat penting seperti yang sudah di jelaskan di naskah.

Dia akan menjadi anak pemeran utama yang dibunuh dan akan membuat ayahnya balas dendam untuk mendapatkan keadilan untuknya. Kisah ini sangat sedih dan mengharukan, Chenle telah selesai membaca naskahnya dan dia benar-benar dibuat kagum dengan perjuangan sang ayah.

Ayah aslinya, Papa Zhong; merekomendasikan naskah ini saat Chenle sedang bosan dirumahnya. Sejak pertama kali melihat dan membaca artikel tentang karakter dari peran yang akan dia perankan Chenle sudah tertarik dan langsung menyetujui untuk ikut bergabung bersama tim produksi. Dan disini lah dia berada sekarang, duduk dengan tenang menunggu gilirannya.

"Chenle." Seorang staff memanggil.

Untuk sementara waktu Chenle tetap diam sambil menatap staff itu dengan tatapan bingung dan ragu. Sebenarnya dia tidak terlalu mengenal staff ini dan entah untuk urusan apa memanggilnya ditengah-tengah syuting hari ini. Tetapi demi kesopanan dia tetap mengikuti paman yang berjalan lebih dulu hingga dia dibawa ke sebuah ruangan kosong yang tertutup debu.

Chenle melihat seluruh ruangan dengan bingung. Dia menyentuh meja kayu yang paling dekat dengannya dan menatap ujung jarinya yang menghitam tertutup debu.

"Paman, anda membawa saya ke sini bukan untuk membersihkan gudang kotor ini kan?"

Memangnya siapa dia? Zhong Chenle.

Dia harap paman ini tidak buta untuk menyuruhnya membersihkan gudang kotor dengan banyak kecoa. Sedangkan di rumahnya sendiri Chenle bahkan tidak perlu repot-repot menuangkan air karena selalu ada pelayan yang melakukannya.

Chenle mencibir dalam hati.

Tiba-tiba paman itu membentak, "Kamu anak kecil yang sombong!" wajahnya terlihat sangat menakutkan.

Tapi Chenle tidak takut. Dia menilai paman ini dari atas ke bawah. Sebagai seorang anak, mentalnya sudah terbilang kuat dan berani. Dia bahkan masih menunjukan ekspresi sombong dan angkuh tanpa jejak ketakutan, membuat siapapun yang melihatnya akan dibuat sebal oleh ekspresinya.

"Anda sepertinya tidak terlalu menyukaiku. Ngomong-ngomong, apakah Papa ku pernah membuat bisnis anda bangkrut?" Chenle benar-benar tengil.

Pria yang mendengar kata-kata pedasnya terlihat sangat tersinggung hingga wajahnya menghitam.

Dia berkata keras, "Ya! Aku ingin membalas dendam! Apakah kamu takut anak kecil?!"

Orang gila...

Chenle melirik pintu dibelakang orang itu. Dia sedang menghitung berapa langkah untuknya bisa melarikan diri dengan cepat. Kalau dilihat-lihat sepertinya paman ini serius dengan dendamnya dan jika orang itu nekat membunuhnya di sini maka kehidupan kecil Chenle akan berakhir hari ini.

Sejujurnya menjadi seorang anak kaya raya tidak selalu beruntung, ada saatnya terkena sial sepertinya sekarang.

"Lalu Paman ingin memukul ku? Atau membunuh ku?" Chenle membuat ekspresi setenang mungkin, "Ada sekitar seratus orang di luar sana. Kalau aku berteriak sekarang, mereka akan langsung mendengarnya. Pada akhirnya tetap anda yang akan sengsara. Anda akan di pukuli tanpa ampun hingga menjadi bubur."

[𝐁𝐋] 🔞𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐈𝐍𝐆 | 𝐑𝐉𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang