Satu bulan telah berlalu, hari ini laga semifinal leg kedua Indonesia. Dengan kapten Asnawi, nama lelaki itu berkali-kali disebut-sebut bahkan media sosial mulai ramai panuh dengan video atau foto-foto dirinya yang diedit sedemikian rupa.
Mulai hari dimana Asnawi DM Zita lelaki itu tidak follow akun Instagramnya tapi selalu rajin memberikan like atau menonton instastorynya. Karena hal tersebut akhirnya Zita mengalah dan memfollow akun Asnawi yang untungnya langsung di follback.
"Dek coba telfon mas Nadeo papa mau ngasih selamat atas penyelamatan yang dilakukan di pinalti tadi" perintah Eko yang diiyakan oleh Zita tanpa banyak bicara langsung menghubungi kakak keponakannya tersebut.
"Assalamualaikum" sapa Zita saat panggilan yang dilakukan dijawab oleh Nadeo
"Waalaikumsalam adikku sayang" mendengar sapaan tersebut membuat Zita terkekeh pelan
"Mas, papa mau ngobrolnih sibuk nggak? Btw selamat atas hasil pertandingan hari ini aku terharu liat perjuangannya mas"
"Terimakasih dek nanti kalo bisa keluar mas belikan oleh-oleh deh, mana om Eko katanya mau ngobrol?" Tagih Nadeo yang membuat Zita langsung memberikan ponselnya kepada sang papa
Zita bosen mendengarkan obrolan antara papanya dan Nadeo belum lagi ada banyak taman-taman Nadeo yang ikut bergabung, salah satunya Evan Dimas yang dulu pernah menjadi kapten Timnas Indonesia.
"Dek ini ponsel kamu katanya masmu mau ngobrol lagi" Mendengar panggilan Eko membuat Zita menghentikan makannya dan pergi menghampiri sang ayah untuk mengambil ponsel.
"Kenapa mas?" Tanya Zita sembari berjalan kembali kemeja makan untuk melanjutkan makan yang tertunda.
"Katanya om tadi kamu udah mulai mengerjakan proposal skripsi ya?" Nadeo bertanya disertai dengan suara-suara ramai dari teman-temannya disana
"Iya, bulan depan magang, aduh pusing banget dah mas pengen nikah biar ada yang meluk dan menguatkan" curhat Zita yang membuat Nadeo terkekeh pelan
"Emang udah ada jodohnya?" Pertanyaan yang mematikan diberikan oleh Nadeo
"Belum, cariin dong mas" Zita jujur sembari tertawa pelan
"Siap, ada persyaratan khusus gak?" Zita tergelak mendengar pertanyaan Nadeo yang seakan-akan benar akan dicari kan jodoh
"Gak ada mas, yang terpenting satu agama dan menerima Zita serta keluarga udah itu aja"
"Nah dengar ga capt" teriak-teriak heboh semakin menjadi-jadi diseberang sana membuat Zita menatap layar ponsel dan menghentikan gerakan menyuap nasi kemulutnya
"Udah dulu ya, mas sibuk nih" pamit Nadeo yang diiyakan oleh Zita. Sebelum panggilan berakhir ponsel Nadeo sedikit bergoyang dan memperlihatkan Asnawi yang telanjang dada dan tengah duduk diatas ranjang tak jauh dari Nadeo duduk. Ah lelaki itu membuat Zita mengingat kembali kelancarannya karena sudah menghalukan dia.
"Kapt" panggil Nadeo sembari mendekati Asnawi yang memainkan ponsel melihat instastorynya yang Zita buat lima menit yang lalu berisikan SSan Video callnya dengan Nadeo.
"Lo kenapa sih kepo banget sama adek gue? Suka lo jangan-jangan" Asnawi menoleh dan tertawa garing ah memalukan sekali stalking tapi diciduk oleh Nadeo.
"Apaan sih bang" hanya itu yang Asnawi katakan dia memilih untuk menghindar daripada nanti menjadi bahan bulian seperti hari-hari sebelumnya.
"Kalo iya gue bakalan merekomendasikan elo sama keluarga gue, tapi kalo lo gak suka yaudah gue mau memperkenalkan Zita sama yang lain mungkin aja ada yang mau jadi saudara guekan, produk keluarga gue anti gagal taugak lo" mendengar ucapan Nadeo membuat Asnawi berhenti turun dari rajang dan menoleh menatap lelaki tersebut dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Alam || ASNAWI MANGKUALAM BAHAR (END)
FanfictionSemua berawal dari halu -Zita Prasetya . Semua berawal dari penasaran -Asnawi Mangkualam Bahar . Tapi siapa yang tau jika Halu dan rasa penasaran jika dijadikan satu bisa berubah menjadi sebuah kisah antara dua anak manusia yang mungkin saja ditakdi...