21

1.7K 110 14
                                    

Eko menatap Asnawi sembari tersenyum lembut dengan susah payah Asnawi berusaha bangkit duduk padahal baru beberapa jam yang lalu dia keluar dari ruangan operasi.

"Ayah" sapa Asnawi sembari menyalami ayah mertuanya

"Gimana, sakit banget ya?" Eko duduk dikursi dekat ranjang Asnawi

"Hehe" Asnawi tertawa garing rasanya aneh berdua dengan ayah mertuanya tapi dia bersyukur setidaknya bukan sang ibu mertua yang ada disini bisa terasa lebih aneh lagi.

"Jangan sedih apalagi sungkan kalo butuh apa-apa biar ayah bantu kamu" tutur Eko yang membuat Asnawi tersenyum dan menganggukkan kepala.

"Tata gak bisa kesini ya yah?" Tanya Asnawi yang membuat Eko menghela nafas dia bingung harus memberitahu Asnawi tentang Zita atau tidak.

"Kenapa yah?" Asnawi bertanya kembali saat melihat gelagat ayah mertuanya yang seperti menyembunyikan sesuatu.

"Istri kamu itu harus istirahat total selama satu Minggu sekarang masih di rumah sakit karena darahnya naik yang menyebabkan janinnya berbahaya" Eko akhirnya bercerita mengenai putrinya kepada Asnawi.

"Astaghfirullah yaallah" seru Asnawi sembari menutup matanya dengan lengan

"Yaallah jadikanlah anugerah yang kau titipkan didalam tubuh Zita sebagai rezeki kami" batin Asnawi berdoa bahkan tanpa sadar dia meneteskan air matanya. Sungguh sakit membayangkan jika dia berada diposisi Zita saat ini. Memiliki suami yang tidak bisa berjalan dan hampir kehilangan anaknya.

Proses pemulihan Asnawi berjalan dengan baik dia mengikuti semua saran dokter hari ini hari ketiga dia dirawat di rumah sakit akhirnya pihak tim dokter mengizinkan Asnawi pulang dari rumah sakit. Dengan tekat bulat Asnawi memilih untuk kembali ke Indonesia bersama ayah mertuanya yang sudah habis masa liburnya. Mungkin disana dia menjadi beban baru tapi itu lebih baik setidaknya Asnawi bisa mendapatkan pelukan dari sang istri.

"Lo yakin mau pulang ke indo?" Sadil dan yang lainnya mendatangi Asnawi di rumah sakit bahkan kini mengantarkan ke bandara bersama beberapa pemain yang lain.

"Iya gue mau pulang, temen-temen terimakasih ya kalian udah mensupport gue, jujur gue gak tau masa depan gue gimana entah bisa kembali merumput atau tidak tapi yang jelas gua mau pulih dulu demi bisa jagain bini sama calon anak gue"

"Gue yakin lo bisa sembuh dan pulih seratus persen, kita tunggu lo di lapangan capt" Nadeo memberikan semangat kepada Asnawi yang duduk diatas kursi roda.

"Kita duluan ya" pamit Asnawi dan juga Eko saat pemberitahuan keberangkatan terdengar

"Hati-hati capt, om juga hati-hati" Ucap Nadeo, Sadil dan Arhan. Kepulangan Asnawi kali ini selain dengan Eko ada juga dokter Timnas khusus yang akan mengantar dirinya sampai ke Indonesia.

Perjalanan menuju Indonesia terasa sangat lama bagi Asnawi sepanjang perjalan tersebut pikirannya penuh akan segala hal tentang masa depannya dengan Zita dan calon buah hati mereka.

"Mikirin apa bang?" Tanya Eko yang membuat Asnawi tersadar dari lamunannya

"Gak ada yah" jawab Asnawi sembari memaksakan senyumnya.

"Jangan sedih apalagi kecewa, yakinlah bang allah punya rencana dibalik ini semua" pesan Eko yang membuat Asnawi tersenyum kepada ayah mertuanya tersebut.

"Di Indonesia ada istri cantiknya abang yang sudah menanti pah, abang yakin hikmah dari cideranya abang ini karena allah memberikan kesempatan pada abang agar bisa mendampingi Zita selama kehamilan" ungkap Asnawi yang disetujui oleh Eko.

Kapten Alam || ASNAWI MANGKUALAM BAHAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang