Terhitung tiga hari seusai Asnawi datang kerumah bersama Nadeo hari ini laki-laki itu kembali datang bersama dengan orangtuanya. Zita yang awalnya akan pergi kekampus rapat persiapan magang di pemerintahan kabupaten Pacitan pun harus ditunda. Zita dan keluarganya tanpa persiapan apapun akhirnya berdandan sendiri dengan gamis berwarna putih sama dengan kemeja yang digunakan oleh Asnawi melakukan simbolis pertunangan. Terlalu cepat bahkan puasa dan solat yang Zita lakukan pun belum sepenuhnya mendapatkan jawaban.
"Pernikahan kalian ingin dilakukan secepatnya atau menunggu tahun depan saja?" Kali ini pertanyaan datang dari ayah Asnawi
"Kalo bisa secepatnya saja, Asnawi tak ingin menambah dosa dengan merindukan atau memikirkan Zita yang belum sah untuk Asnawi" jawab Asnawi dengan tegas sedangkan Zita hanya diam mengikuti keputusan karena sejujurnya dia masih bingung belum mencerna semuanya dengan sedemikian rupa. Ah ini terlalu mendadak dan juga cepat tak pernah sedikitpun dia berfikir dunia nyatanya akan berada disituasi ini dilamar dan membahas pernikahan bersama dengan tokoh halunya, jika boleh memilih dia ingin yang berada diposisi Asnawi itu Kevin Sanjaya jika terlalu berlebihan dikasih Jombang saya tak apa eh tapi kasian Ribka, intinya dikasih pemain badminton saja tak apa jangan pesepakbola astaghfirullah.
"Kalo abang mau tahun ini, waktu yang abang miliki tidak sampai dua bulan loh" tegur bunda Asnawi yang membuat Zita diam-diam melirik Asnawi yang tengah berfikir.
"Kalo kita menikah tanpa pesta bagaimana?" Tiba-tiba Asnawi menoleh dan membuat tatapan mata keduanya bertemu dengan cepat Zita menunduk tak ingin terlalu lama bertatap mata selain berdosa hal tersebut membuat detak jantungnya tak sehat.
"Bagaimana?" Ulang Asnawi
"Tidak apa-apa, jika tidak ada pesta lebih baik dihadiri keluarga saja" jawab Zita dengan lembut. Berdasarkan jawaban tersebut pernikahan keduanya ditentukan dua Minggu lagi tanpa pesta dan juga tanpa kehebohan seperti yang dia halukan selama ini, Ah tak apa niatnya mau beribadah.
⚽⚽
Kehebohan persiapan pernikahan yang harus bolak balik ke kantor desa, KUA bahkan ke Puskesmas untuk cek kesehatan. Banyak yang mengira jika Zita tengah berbadan dua oh ayolah berbadan dua dari mana bertemu saja bisa dihitung jari itupun langsung dilamar dan dinikahkan. Hari ini di rumah keluarga Prasetya putri tunggal mereka akan melepas masa lajang.
"Gila ya kamu, kok bisa-bisanya" Andin geleng-geleng kepala sembari menatap Zita yang sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan make-up serta aksesoris lainnya.
"Ini awalnya main ToD sama kamu eh aku justru menikah sama Asnawi" celetuk Zita yang membuat Andin terkekeh pelan
"Gapapa, eh btw kamu udah cinta sama dia beb?"
"Belum lah, ketemu aja bisa dihitung jari" ketus Zita disertai dengan pintu kamar mandi yang terbuka muncullah Asnawi yang keluar dari sana kemungkinan besar lelaki tersebut mendengarkan ucapannya. Bodo amat emang itu adanya ya mau gimana lagi. Tak ingin ambil pusing Zita segera berdiri dan mengikuti sang mama yang akan membawanya kedepan penghulu karena ijab qobul akan segera dimulai.
"Sah" teriak keluarga menandakan bahwa mulai kini Zita telah resmi menjadi bagian dari keluarga Bahar.
Seusai menandatangani berkas dan buku nikah, serta menerima segala macam mahar tibalah dimana untuk pertama kalinya Zita menyentuh tangan Asnawi dan mencium punggung tangan lelaki tersebut dengan tangan bergetar.
"Menjadi istri yang sholehan sayang" bisik Asnawi sembari mencium kening Zita tak ingin istrinya bergerak menghindar Asnawi memegangi kepala Zita. Jujur aaja Zita salah tingkah saat mendengar bisikan dari Asnawi ah lelaki itu ternyata sok romantis.
Keduanya lantas melakukan sungkem kepada kedua orang tua mereka sebelum akhirnya duduk dimeja panjang untuk makan bersama dan mengakrabkan diri kedua keluarga yang kini disatukan.
"Kalian istirahat saja, nanti malam ada pengajian dengan anak yatim" perintah Eko yang diiyakan oleh Zita beda halnya Asnawi memilih untuk tinggal namun ditentang oleh Eko. Alhasil kedua pengantin baru tersebut kini berada didalam kamar Zita berdiri kaku dan juga canggung tak tau harus bagaimana dan melakukan apa.
"Aku mandi dulu ya" ucap Asnawi sembari berjalan kearah koper dan mencari peralatan mandi sebelum akhirnya pergi memasuki kamar mandi meninggalkan Zita yang memegangi dadanya.
"Apa yang harus kulakukan?" Tanyanya kepada dirinya sendiri. Sebelum akhirnya tersadar bahwa poster besar berwajahkan Kevin Sanjaya masih berada ditembok kamarnya, tak ingin membuat suaminya marah meskipun mustahil Zita memilih untuk menarik kursi dan naik keatas kursi guna melepas poster tersebut.
"Hati-hati" hampir saja Zita jatuh ke lantai akibat rok kebayak yang sempit membuat dia kesusahan turun dari kursi.
"Kamu ngapain sih naik kursi segala?" Tanya Asnawi sembari membantu Zita berdiri ternyata dia tadi berada didalam pelukan suaminya oh hehe
"Anu itu melepas posternya Kevin, maaf" cicit Zita yang tak sengaja menatap tatapan tajam dari Asnawi.
"Kamu mandi sana terus ganti baju sama yang lebih nyaman ini biar aku aja yang melepaskan dan juga membereskan" perintah Asnawi dengan tegas tak ingin dibantah. Zita melangkah kekamar mandi seusai mengambil gamis dan juga hijab, meninggalkan Asnawi yang menghela nafas pelan. Belum juga jadi suami sehari sudah melihat foto lelaki lain di kamar istrinya oke gapapa masih baru.
Hampir satu jam Zita didalam kamar mandi bahkan poster tadi sudah selesai Asnawi bereskan. Heh jika yang didalam kamar mandi itu Witan, Arhan, Abi, Nadeo atau teman-teman yang lain di Timnas mungkin sudah jebol pintunya karena dia ketuk sembari mengomel panjang lebar seperti jalan tol. Ah berbincang tentang teman-teman Timnas mereka heboh memberikan ucapan dan juga membulinya mulai dari grub timnas u-16 sampai u-23 yang baru saja dia ikuti kemarin.
Jogja hari ini panas padahal Asnawi berharap jika dihari pernikahannya akan turun hujan agar mendapat rezeki yang berlimpah tapi nyatanya tidak. Saat mendengar pintu terbuka Asnawi segera menoleh melihat istrinya yang tampil polos tanpa make-up terlihat lebih seger dan terlihat jauh lebih muda.
"Kalo orang gak tau usia istriku pasti mengira aku nikah sama anak-anak SMA nih" batin Asnawi sembari melihat istrinya yang berdiri di samping ranjang Sedangkan dia sudah rebahan diatas ranjang.
"Aku boleh gabung gak?" Mendengar pertanyaan istrinya Asnawi menaikan sebelah alisnya, kan aneh mereka suami istri tapi mau tidur saja harus izin dulu.
"Ya gapapa, ini kan kamar kamu seharusnya aku yang minta izin" jawab Asnawi sembari tersenyum kecil dan merasa tak enak karena sudah lancang main rebahan aja.
"Gapapa, kita kan udah menikah" gumam Zita tapi didengar dengan jelas oleh Asnawi.
"Kalo tau kita udah nikah kenapa masih pakai hijab?" Gumam Asnawi yang membuat zita menegang dia masih belum terbiasa namun, harus belajar karena lelaki itu adalah suaminya.
"Anu"
"Gak usah difikirankan aku tadi cuma asal, tidur gih nanti malam kita ada pengajian, oh iya kalo aku post foto pernikahan kita boleh?" Izin Asnawi yang membuat Zita berfikir
"Iya gapapa" hanya itu yang Zita berikan kalo boleh jujur dia juga bingung akan memberikan respon bagaimana.
"Ok" Asnawi sibuk dengan ponselnya hingga tanpa sadar Zita terlelap dalam tidurnya. Asnawi yang melihat wajah damai istrinya pun tersenyum dan mendekatkan bibirnya kekening sang istri memberikan kecupan singkat sebelum akhirnya bangkit menuju gantungan baju dan melepas kaosnya dan meletakkan disana dan ikut merebahkan diri disamping sang istri. Asnawi sempat tersenyum miris saat melihat guling menjadi penghalang keduanya.
"Ah macam belum sah saja" batinnya protes namun apa boleh buat istrinya masih belum terbiasa bukan hanya istrinya tapi dia juga sebenarnya. Tak terasa statusnya kini sudah menjadi suami tanggung jawab pun semakin tinggi. Ah hampir lupa Minggu depan dia harus kembali ke korea karena baru saja memperpanjang kontrak yatuhan baru juga nikah udah LDR.
⚽⚽⚽
Seandainya segala sesuatu bisa secepat proses didalam cerita ini 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Alam || ASNAWI MANGKUALAM BAHAR (END)
FanficSemua berawal dari halu -Zita Prasetya . Semua berawal dari penasaran -Asnawi Mangkualam Bahar . Tapi siapa yang tau jika Halu dan rasa penasaran jika dijadikan satu bisa berubah menjadi sebuah kisah antara dua anak manusia yang mungkin saja ditakdi...