Satu bulan kemudian
Hari-hari Zita dan Asnawi tidak ada yang berbeda selain rasa rindu semakin membuncah. Untung saja jaman sekarang Video Call sudah bisa dilakukan bayangkan jika belum bisa dilakukan entahlah yang pasti Asnawi dan Zita akan tersakiti rindu. Selama jauh dari asnawi membuat zita kembali menjadi wanita mandiri iyaa mandiri kemana-mana sendiri bedanya ada yang bertanya bagaimana harinya. Ada yang memanggilnya sayang dan ada yang memberikan perhatian. Pokoknya membahas tentang mas Asnawi membuat rasa rindu semakin kuat dan bertambah.
Ada lagi yang berbeda segala sesuatu yang zita post di akun media sosialnya maka akan banyak yang memberikan respon bahkan followers di akunnya berkembang dua kali lipat. Bahkan banyak fans dari mas Asnawi yang melakukan DM agar Zita melakukan live bareng dengan sang suami tak jarang mereka juga minta link pertandingan yang dijalani oleh Asnawi.
"Ta, gak istirahat?" Perempuan berusia pertengahan 30 tahun membuat segala lamunan Zita buyar dibuatnya.
"Duluan aja kak, aku gak nafsu makan" jawabnya dengan lembut bahkan memberikan senyuman kecil meskipun tertutup masker.
"Kalo gitu kita duluan, mau nitip apa?" Bergantian dengan resti teman magangnya yang berkuliah di Solo.
"Boba aja"
"Oke" seketika kantor kosong kesempatan tersebut zita gunakan untuk merebahkan kepalanya diatas meja. Dia benar-benar mengantuk dan juga lelah karena semalam begadang bikin laporan dan juga video call dengan sang suami.
15 menit telah berlalu zita yang awalnya sendirian kini ada Resti yang Memasuki ruangan sembari menenteng plastik berisikan makanan, yang membuat Zita membuka mata terbangun dari tidurnya. Demi tuhan akhir-akhir ini dia sering tidur diatas meja dan juga kursi awal-awal memang pinggang sakitnya Masya Allah namun lama-kelamaan ya terbiasa.
"Nih, tadi aku beli burger didepan beli dua gratis satu lumayanlah aku bisa makan dua kamu satu aja" Ujar Resti sembali meletakkan boba dan juga burger dimeja Zita sembari tertawa renyah.
"Terimakasih" Zita lantas menyantap burger dan juga boba taro kesukaannya.
"Gak berasa kita udah satu bulan disini, bentar lagi balik ke kampus nih kembali lagi ke skripsi" keluhnya yang membuat zita terkekeh memang berteman dengan Resti membuat dia kembali mengingat Diana sahabat baiknya yang terlempar di ibukota Jawa Timur.
"Mikir laporan dulu baru ke skripsi, yatuhan aku udah gak sabar cepet-cepet lulus biar bisa menyusul mas Asnawi"
"Please jangan bikin gue pengen kawin ya lo" ancam Resti dengan bahasa gaul namun medoknya masyaallah hampir saja Zita tersedak jika tidak bisa menahan diri.
"Idih baperan" ledeknya seraya menatap ponsel dimana sang suami melakukan panggilan Video call.
"Gue ke pulang ke asal usul bisa nangis darah gara-gara pengrn kawin melihat keuwuam kalian" teriak Resti sembari ngecir kembali ke meja kerjanya.
"Assalamualaikum mas" senyum ceria zita tunjukkan sangat jarang bisa video call dengan sang suami di siang hari seperti ini.
"Waalaikumsalam sayang, kok udah di kantor apa gak istirahat dek?" Tanyanya dengan suara lembut yang sangat zita rindukan.
"Ini makan burger sama minum boba mas" zita menunjukkan burger dan boba yang telah dia makan.
"Yatuhan jangan kebanyakan makan kemasan kaya gitu dek, gak baik buat kesehatan kamu" omelnya yang membuat zita tersenyum lebar bahkan dia menurunkan maskernya agar sang suami juga bisa melihat wajah cantiknya.
"Sekali-kali gapapa ih masss jangan ngomel aku makin rindu" rajuknya dengan imut yang membuat Asnawi luluh seketika.
"Insyaallah mas bakalan ada TC di Bali tapi gak tau kapan soalnya ini Timnas TC kesini dulu, doain aja kita bisa satu negara nanti kalo mas ada waktu pulang ke jogja" mendengar ucapan Asnawi yang belum pasti namun membuat Zita tersenyum lebar.
"Iyaa amiin, aku juga berharap mas bisa ke Indonesia di daerah manapun gapapa aku bakalan kesana"
"Iya Sayang, sambil makan aja gapapa" mendengar perintah Asnawi membuat Zita kembali melanjutkan melahap burger miliknya.
"Eh mas tumben banget telfon siang-siang begini?" Zita telah menyelesaikan makannya dan kini menikmati boba sembari menatap wajah sang suami yang memenuhi layar ponselnya.
"Iya soalnya nanti malam mau ada pertandingan di Seoul"
"Wahhh"
"Kamu pengen dibeliin apa gitu gak dek?"
"Nitip atribut EXO dong" teriak Resti yang kini sudah berlari mendekati Zita.
"Siapa sayang?"
"Biasa mas si resti"
"Kalo bisa sama tanda tangannya juga"
"Kalo itu mungkin tidak bisa karena saya tidak jalan-jalan mungkin nanti kalo saya mau pulang baru bisa beli" Asnawi berbicara formal yang membuat Resti mengiyakan dengan semangat bahkan memeluk tubuh Zita dengan erat.
"Nanti duitnya saya kasih ke Zita aja ya,hitung juga sama ongkosnya, terimakasih kalo kaya gini kan gue gapapa mendengarkan ke uwuan kalian setiap saat" Resti berujar sembari tertawa sendiri semacam orang gila namun ya begitulah adanya dia adalah EXOL garis keras dan biarnya Sehun. Kalo aku semua yang main drama adalah biasku.
"Kalo aku gak mau apa-apa mas, mungkin nanti kalo aku udah disana baru kita keliling disana dan mencoba semuanya yang ada di drama"
"Oke sayang" Asnawi mengedipkan sebelah matanya genit membuat otak Zita langsung tercemar hal-hal kotor tapi bikin nagih diatas ranjang.
"Mas ih" raut wajah malu-malu Zita tak bisa dia sembunyikan hal tersebut membuat Resti begidi ngeri dan juga jijik
"Hayo mikir apaa?" Goda sang suami dengan jail
"Apaan ih gak ada" ketusnya sembari menyembunyikan wajahnya malu
"Mas tau apa yang kamu pikirkan dan bayangkan mas juga sama" jawabnya dengan tawa menggeler diujung telfon.
Satu persatu senior Zita memasuki ruangan hal tersebut membuat Video call keduanya harus berakhir karena Zita butuh sholat dhuhur sebelum waktunya istirahatnya selesai.
"Kamu tadi vc sama Asnawi ya?" Tanya mbk niken yang duduk didepan zita
"Iya mbk, kenapa?"
"Anakku minta link buat pertandingan dia nanti biasalah fans nomor satunya Asnawi, bahkan dia udah minta didaftarkan ke SSB atau apa gitu gak paham aku" keluh niken yang membuat Zita terkekeh geli selalu saja seperti itu gadis kecilnya mbk niken dulu bahkan saat zita mulai magang bocah kelas 2 sd tersebut selalu datang ke kantor seusai pulang sekolah.
"Iya nanti aku minta ke mas Asnawi buat dek kalken"
"Maaf ya selalu merepotkan"
"Iya mbk santai aja, yuk kerja lagi"
"Iya" keduanya ah tidak semuanya mulai kembali menghidupkan komputer dan mulai bekerja kembali sampai jam pulang.
Seperti biasa Zita akan membawa mobil sendiri tidak seperti teman-temannya yang dijemput oleh sang suami atau sang tambatan hati. Menjadi pejuang LDR beda negara memang sama seperti jomblo yang harus mandiri hah sudahlah jangan mengeluh mari bersyukur dengan jalan yang diberikan tuhan.
"Ayo pulang, hati-hati dijalan" gumam Zita sembari melangkah kan kakinya menuju ke mobilnya terparkir.
Bersambung
.
Hai ada yang masih memiliki cerita ini?
Aku kembali ((:
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Alam || ASNAWI MANGKUALAM BAHAR (END)
FanfictionSemua berawal dari halu -Zita Prasetya . Semua berawal dari penasaran -Asnawi Mangkualam Bahar . Tapi siapa yang tau jika Halu dan rasa penasaran jika dijadikan satu bisa berubah menjadi sebuah kisah antara dua anak manusia yang mungkin saja ditakdi...