Langit Jogja dari kemarin mendung sesekali menumpahkan airnya. Hal yang sama dirasakan oleh Zita kesedihan tengah dia rasakan bulan madunya harus berakhir dihari keenam karena sang suami mendapatkan telfon bahwa harus segera bergabung untuk melakukan latihan bersama timnya untuk menghadapi musim yang akan segera tiba.
"Baik-baik di rumah jangan nakal, sering-sering kabarin mas, kalo ada apa-apa langsung telfon mas, jangan membuka peluang untuk laki-laki lain kamu cuma punyanya mas, jaga diri baik-baik, sampai bertamu kembali tahun depan sayang" pamit Asnawi yang membuat air mata Zita semakin deras.
"Uluh-uluh sayangku" Asnawi segera menarik tubuh istrinya kedalam dekapannya tak memperdulikan dimana mereka sekarang berada. Tak memperdulikan tatapan beberapa orang yang lalu lalang di bandara.
"Mas jaga diri baik-baik ya, jangan cidera sering-sering kabarin tata, hiks kalo ada waktu tata bakalan kesana buat mas nawi, jangan nakal hiks jangan genit tata sayang mas nawi" Zita tak kuasa untuk menahan tangis benar-benar menyedihkan harus berpisah padahal masih suasana pengantin baru belum lagi mereka baru saja melakukan adegan malam pertama yang hingga kini masih menjadi adegan paling mereka inginkan lagi dan lagi namun keadaan memaksa agar mereka berpisah sebentar.
"Jangan nangis sayang, mas gak mau berangkat kalo kamu kaya gini" percayalah suara Asnawi pun mulai serak mata lelaki tersebut memerah bahkan ada air mata yang yang tergenang dipeluk matanya. Dari sekian banyak perjalanan yang Asnawi lakukan baru kali ini terasa begitu berat meninggalkan rumah ah tidak bukan meninggalkan rumah namun meninggalkan istrinya di rumah.
"Sudah-sudah kalian ini" Eko dan Diana maju mendekati kedua pasangan suami istri tersebut. Pengumuman keberangkatan terdengar Asnawi segera mencium kening sang istri dengan sedikit lama setelah Zita lantas mencium tangan sang suami sembari terisak sebelum keduanya menghadap kepada Eko dan Diana.
"Pah mah, Asnawi berangkat Titip istrinya abang ya"
"Hati-hati bang" diana dan eko maju menepuk pundak Asnawi.
"Baik-baik disana bang" pesan Eko yang diiyakan oleh Asnawi.
⚽
Perpisahan yang penuh air mata tersebut berakhir dengan Asnawi maupun Zita yang saling memposting foto keduanya dengan kata-kata penuh cinta. Hari berjalan begitu cepatnya, hari ini Zita sudah diharuskan pergi kekampus untuk mengikuti pelatihan sebelum magang. Biasanya akan diantar suami atau minimal berpamitan secara langsung kini hanya bisa melalui chat karena jam antara korea Selatan dan Indonesia itu berbeda.
"Ta" panggil andin yang membuat zita menoleh dan tersenyum
"Kangen banget sama kamu beb, gila ya mentang-mentang udah nikah akunya dilupakan" protes Andin yang membuat zita tertawa.
"Ya maaf tau sendiri pengantin baru, nanti deh kamu main ke rumah gapapa sering-sering aja"
"Beneran nih gapapa? Ah iya suamimu udah kembali ke sono"
"Udah jangan dibahas akutuh sedang mencoba baik-baik saja meskipun sedihnya minta ampun"
"Okeoke, eh aku bikin akun fansnya pemain bola kaya admin Bola-bola gitu di Instagram, Twitter dan Tiktok followers nya banyak banget gilaa seviral itu mereka" mendengar penuturan Andin mautak mau Zita geleng-geleng kepala.
"Awas aja jangan sampai kamu bocorin rumah tangga ku, oh iya coba aja kamu kepoin atlet futsal, voli, dan badminton pasti lebih rame tuh"
"Oh iya deh aku coba, btw aku ambil magang di Surabaya"
"Lha ngapain jauh-jauh ke sono, enakan juga disini" keluh Zita kepada andin baru juga dia kemarin-kemarin bahagia magang di jogja biar bisa satu kantor dengan andin eh taunya berpencar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Alam || ASNAWI MANGKUALAM BAHAR (END)
FanfictionSemua berawal dari halu -Zita Prasetya . Semua berawal dari penasaran -Asnawi Mangkualam Bahar . Tapi siapa yang tau jika Halu dan rasa penasaran jika dijadikan satu bisa berubah menjadi sebuah kisah antara dua anak manusia yang mungkin saja ditakdi...