Seusai menutup telfon dengan Nadeo tanpa menunggu lama Irfan segera mencari Asnawi yang tengah bercanda dengan Witan dan Abimanyu.
"Lo disuruh telfon Nadeo dari nadanya marah besar tuh orang" bisik Irfan yang membuat Asnawi segera merogoh kantong celananya guna mencari ponsel.
"Lah ponsel gue kok gak ada ya bang" ucapnya sembari membuka tas kecil dan juga mengecek beberapa kantonya yang lain.
"Coba lo cek di sofa tempat kita ngobrol sama pihak KBRI tadi" usul Witan yang diiyakan oleh Asnawi. Tanpa menunggu lama Asnawi segera pergi kesana mencari ponselnya dan benar ponselnya ada ditangan salah satu anak staf KBRI perempuan yang akhir-akhir ini menempel pada Asnawi.
"Itu ponsel gue" ucap Asnawi yang membuat perempuan tersebut tersenyum lebar tanpa rasa bersalah telah berusaha membuka sandi ponsel Asnawi.
"Oh tadi ada telfon dari cewek, siapa kamu?" Tanyanya sembari menyerahkan ponsel Asnawi yang seketika membuat tubuh Asnawi menegang dia yakin jika yang menghubunginya ada Zita.
"Lo jawab?" Tanya Asnawi dengan ketus
"Iya" jawabnya dengan santai yang membuat Asnawi langsung emosi apalagi riwayat panggilan menunjukkan sang istri yang menghubunginya.
"Lancang" desis Asnawi sembari meninggalkan perempuan tersebut dan berusaha menghubungi sang istri namun tidak ada jawaban.
"Lo gapapa?" Arhan bertanya saat Asnawi berjalan mendekatinya dengan wajah tak bersahabat sama sekali.
"Kayaknya bini gue salah paham, mana akhir-akhir ini gue jarang menghubungi dia karena mau ngasih kejutan ulangtahun eh ada cewek gila yang menjawab telfon dari bini gue" rutuk Asnawi sembari sibuk menghubungi sang istri.
"Mending lo langsung telfon Nadeo aja" saran Irfan yang membuat Asnawi menghela nafas
"Bakalan di omelin nih gue" gumam Asnawi sembari menghubungi Nadeo yang langsung dijawab.
"Heh, akhirnya lo telfon juga, udab gila ya lo?" Teriak Nadeo yang membuat Asnawi segera menjauhkan ponselnya dari telinga
"Lo salah paham bang, tadi ponsel gue jatuh disofa dan guenya gak tau" jawab Asnawi apa adanya
"Adik gue nangis gara-gara jawaban wanita itu, mandi-mandi gila aja lo, lagian lo ngapain sih gak telfon zita lebih satu Minggu?"
"Kan bini gue mau ultah bang, rencananya gue mau pulang ke rumah sekalian kan bakalan ada TC di Indonesia sebelum ke Vietnam"
"Yaudah jangan macem-macem lo, kalo udah gak suka sama adik gue lebih baik lo pulangin aja dia ke keluarga gue yakin banyak yang mau secara zita gak jelek-jelek amat"
"Bang kalo ngomong jangan ngaco deh" ketus Asnawi yang merasa kesal akan ucapan Nadeo.
"Oh iya Zita mana?"
"Di kamar"
"Boleh minta tolong gak bang?"
"Iya bentar" seakan-akan nadeo paham akan maksut Asnawi. Tak berselang lama diujung telfon nadeo berbicara dengan zita yang untung saja tidak ditolak.
"Assalamualaikum" lirihnya yang membuat Asnawi tersenyum kecut istrinya menangis karena salah paham
"Waalaikumsalam sayang, mas mau ngomong kamu mau dengerin?" Bujuk Asnawi sembari keluar dari ruangan tersebut menuju ruangan lain yang lebih sepi. Tidak ada jawaban selain suara sesenggukan sang istri.
"Mas minta maaf gak menghubungi kamu, jujur rencananya mas mau bikin kejutan tapi bukan ini. Sumpah demi tuhan mas gak selingkuh yang difikiran mas itu cuma kamu dan rindunya mas juga cuma kamu, kalo seluruh perhatiannya mas udah kamu sita lalu mana mungkin mas akan melirik atau merespon wanita lain hem?" Dengan suara lembut Asnawi menjelaskan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Alam || ASNAWI MANGKUALAM BAHAR (END)
FanfictionSemua berawal dari halu -Zita Prasetya . Semua berawal dari penasaran -Asnawi Mangkualam Bahar . Tapi siapa yang tau jika Halu dan rasa penasaran jika dijadikan satu bisa berubah menjadi sebuah kisah antara dua anak manusia yang mungkin saja ditakdi...