6🌸

382 53 13
                                    

Gadis bersurai pendek itu melamun. Dengan piring cucian ditangan. Air keran tak henti mengalir. Tidak tau kemana arah pikirannya sekarang. Sampai suara pria jangkung itu menghentikan lamunannya.

"Senju."

Senju tersadar, lalu dengan cepat gadis itu mematikan keran, mendapati air cucian piring hampir melimpah. "Eh, iya kak Shin?"

Ada rasa khawatir yang Senju tangkap dari wajah Shinichiro. Penasaran melanda Senju, tapi Shinichiro langsung menjawab rasa penasarannya.

"Kayaknya Manjirou demam Nju." kata pria itu lirih.

Tanpa pikir panjang, Senju langsung menyudahi kegiatan mencuci piring dan berjalan ke kamar Mikey. Saat membuka pintu ia dikejutkan oleh Mikey dengan tubuh ditutupi selimut. Mikey kini sedang terbaring menggigil di atas kasur.

Senju langsung menyentuh kening pemuda itu. Panas sekali. Mungkin gara-gara mereka kehujanan saat perjalanan pulang kemarin malam. Senju segera mengambil air hangat untuk mengompres dahi Mikey sebagai tindakan awal. Berharap demam pemuda itu bisa turun.

"Kayaknya kakak gak buka bengkel dulu hari ini" ucap Shinichiro. Dia khawatir dengan kondisi adiknya.

"Apa kita bawa aja ke rumah sakit, Nju?" Tanya Shinichiro kepada Senju. Tapi Mikey menggeleng, ia menolak.

"Enggak! Enggak mauu!"

Memang sedari kecil Mikey tidak suka pergi ke rumah sakit. Karena sudah tau Mikey akan terus menolak, Shinichiro menyetujui permintaan adiknya.

"Tapi kamu harus minum obat ya Manjirou." Daripada ia ke rumah sakit, lebih baik ia menyetujui perintah kakaknya.

"Kak Shin, kakak pergi kerja aja, biar Senju yang ngerawat Mikey."

Awalnya Shinichiro menolak tapi Senju bersikeras menyuruhnya apalagi ini hari minggu dan mereka tidak sekolah. Shinichiro akhirnya menyetujui perintah Senju.

"Tolong jaga Manjirou ya Senju."

***

Masuk ke kamar Mikey, Senju membawa semangkuk bubur yang barusan ia buat. Lalu mengambil posisi duduk di pinggiran kasur, dimana Mikey masih berbaring lemah disana.

"Bangun Mik, makan dulu biar nanti bisa minum obat" titah Senju yang membuat Mikey membuka matanya pelan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Mikey langsung duduk bersandar dengan tumpuan bantal.

"Suap" Senju sedikit terkejut dengan perintah Mikey. Tapi ia langsung menurutinya. Ia langsung menyuapi Mikey dengan perlahan. Satu per satu suapan Mikey terima, sampai akhirnya mangkuk buburnya habis tak bersisa. Tapi yang membuat Senju merasa agak aneh kenapa suasananya malah jadi begini. Apa cuma dia yang merasakannya karena dari tadi Mikey hanya diam melihatnya.

"Lo bisa minum obat sendiri kan?" Tanya Senju. Mikey mengangguk, lalu mengambil obat dan meminumnya.

Setelah dirasa urusannya sudah selesai, Mikey juga sudah minum obat, dan juga sudah mengganti kompresan di dahi Mikey, Senju lalu beranjak dari kamar pria itu membiarkannya beristirahat.

Tapi saat Senju hendak berdiri, tangannya malah diraih oleh Mikey. Mengenggamnya dengan kuat. Rasa panas dapat Senju rasakan dari sentuhan tangan pria itu. Senju pun menoleh.

"Temenin gue Nju, jangan pergi dulu." Ucap lirh Mikey. Senju merasa genggaman tangan Mikey semakin kuat dan sedikit ditarik olehnya yang membuat Senju tidak bisa menolak.

Senju mengambil posisi duduk bersandar di kepala ranjang. Genggaman tangan tadi juga belum dilepaskan oleh mereka, rasanya tak berniat untuk melepas. Tangan Senju yang satunya bergerak sendiri mengelus surai pirang Mikey dengan lembut membuat pria itu merasa nyaman.

Love Scenario || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang