kesal

1.3K 271 53
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, namun pemuda manis ini masih senantiasa menempelkan bokong empuknya pada kursi.

Kepala ia lesehkan pada meja yang datar dan halus, tangan kecilnya ia luruskan hingga menyentuh ujung meja.

Bibir yang sudah tidak suci itu tengah sibuk menggerutu. Meratapi betapa bodohnya seorang Hanagaki Takemichi ini.

Sudahlah tugas tertinggal diatas meja belajar, uang saku pun ikut tertinggal.

Karena itu pemuda manis ini tak keluar untuk menikmati waktu makan siangnya. Biasanya ia akan membuat bekal untuk dirinya sendiri maupun untuk si kunti transgender itu.

Namun sayang, hari ini ia bangun terlalu siang karena terlalu sibuk dengan kerja paruh waktunya. Maklum kadang ada satu atau dua pekerja yang harus izin untuk urusan pribadi.

Maka dari itu Takemichi harus menggantikannya dari sore sampai dini hari.

Sudahlah capek mata pun sepat dibuatnya.

Sibuk melamun menahan lapar, dari luar kelas terdengar jelas suara Baji yang berteriak dengan tak tau malunya sembari memanggil namanya.

"Takemichi?! Dimana kau sayang?! "

Mendengar itu Takemichi hanya bisa menahan malu dan emosi. Ingin rasanya menampar kepala Baji, namun itu tak akan membuat si pria bersurai panjang itu kapok.

Malah mungkin nanti semakin melonjak.

Pintu kelas terbuka, terlihatlah sosok pria dengan tampilan yang bisa dibilang cukup tampan, mungkin. Tangan kanannya tengah membawa sekantong plastik hitam berisi beberapa makanan dan minuman.

Pemuda bersurai panjang layaknya kunti itu mulai berjalan mendekati Takemichi, mengambil sebuah kursi kosong, dan mulai duduk didepan sang kekasih.

Matanya sibuk melihat wajah Takemichi yang terlihat kesal seperti menahan tangis. Pipi gempilnya itu ia gembungkan, terlihat begitu menggiurkan dimata Baji.

Namun, dengan usilnya Baji mulai mencubit pipi Takemichi hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Aghkk, hei!" Protes Takemichi sambil melihat kedepan.

Penampakan yang pertama ia lihat adalah Baji yang tengah tertawa terbahak-bahak hingga hampir terjungkal kebelakang.

Takemichi hanya menatap datar, tangannya sibuk mengelus pipi yang mungkin saat ini sudah berwarna merah.

"Jadi, apa yang kau lakukan di sini m, Baji san? " Tanya Takemichi sambil meletakkan kepalanya pada kedua tangan.

"Melihatmu. Aku tau kau tak membawa bekal hari ini" Jawab Baji dengan kantong plastik yang ia letakkan didepan Takemichi.

"Bagaimana kau bisa tau? "

"Aku ini belahan jiwamu, tentu saja aku tau segalanya tentangmu. " Baji dengan bangganya.

Takemichi hanya tersenyum dan terkekeh pelan ketika mendengar jawaban Baji. Terkesan sedikit lebay mungkin, tapi yang namanya Baji tetaplah Baji.

"Ini untukku? " Tanya Takemichi.

"Tentu saja, aku membawanya khusus untukmu" Balas Takemichi sembari mengelus surai pirang milik pemuda manis.

Takemichi memerah tipis, wajahnya ia sembunyikan dibalik kedua telapak tangannya.

"Tapi kau harus memberiku hadiah nanti" Ucap Baji sembari menampilkan senyum liciknya.

"Hadiah? Kau tak iklhas memberiku ini? " Tanya Takemichi dengan wajah masam.

"Iklhas, tapi aku ingin hadiah darimu"

"Hah, jadi kau mau apa? "

Mendengar itu Baji pun memulai aksinya, dengan jari yang sengaja menyentuh bibirnya sendiri. Pertanda bahwa hadiah yang Baji inginkan adalah sebuah ciuman.

Melihat itu Takemichi hanya memerah padam, kerutan didahinya pun muncul. Namun, dengan gobloknya Takemichi mau memberi kunti transgender ini sebuah servis yang luar binasa.

Tubuh mungil itu berdiri dan memajukan wajahnya ke depan, kedua tangannya telah memegang pipi sang kekasih. Dengan malu-malu, Takemichi mulai mendekatkan bibirnya pada bibir milik Baji.

Tak berselang lama, ciuman tanpa nafsu pun terjadi. Baji terkejut, namun dalam hatinya pemuda bertaring ini tengah berteriak sekencang mungkin.

"Takemichi menciumku?! Ahggghhhk"



Namun ciuman itu harus terhenti kala dua orang pria masuk kedalam kelas tersebut. Belum sempat mendudukkan diri, kedua pria itu sudah lebih dulu menyaksikan sebuah tontonan yang cukup memanjakan mata.

Mikey mengepalkan kedua tangannya, sedangkan Chifuyu menggerakkan giginya.

Aura penuh permusuhan terlihat di sana, para siswa yang lewat hanya pura-pura tak melihat apa yang terjadi di sana.

"Apa yang kalian berdua lakukan disini? " Tanya Chifuyu dengan wajah kesalnya.

"Makan siang" Balas Baji sembari menatap datar kedua manusia itu.

"Lalu tadi, apa yang kalian lakukan? Ciuman di kelas? " Giliran Mikey yang bertanya.

Baji hanya menatap kesal kearah dua manusia itu, Takemichi pun tak memperdulikannya dan lebih memilih memakan apa yang Baji bawa untuk nya.

"Jika itu yang kau lihat, kenapa kau masih bertanya,Mikey." Ujar Baji dengan senyum diwajahnya.

Mikey hanya diam tak bergeming, merasa kesal dengan apa yang Baji katakan. Manik hitam itu mulai melihat Takemichi yang sibuk mengunyah.

Kedua pipinya telah penuh, manik biru itu tampak berbinar seakan mengatakan 'ini enak sekali! ' .

Chifuyu pun hanya bisa menahan emosi untuk tidak mendobrak meja yang Takemichi tempati.

Masih ada Baji di sana. Entah apa yang Chifuyu pikirkan hingga sebuah senyuman licik terbit di sana.

Mungkinkah Chifuyu akan merusak hubungan Baji dan Takemichi?

Atau mungkin pemuda bermanik hijau ini ingin merebut Baji layaknya Mikey yang ingin merebut Takemichi kembali?


Semua itu tidak ada yang tau, bahkan saya pun tidak tau.







Sesi meluapkan emosi tadi harus terhenti kala bel masuk telah berbunyi. Semua murid yang berada diluar pun segera masuk kedalam.

Tak lupa Baji yang berdiri sembari mengelus surai pirang Takemichi dan mulai berjalan menuju kelasnya.










































Anjeng baru ngeh aing pas liat di chapter 'kabar buruk' adopted child .

"Kau adik dari Hanagaki san? "

Sanzu hanya mengangguk.

Anjeng, terlalu terbawa suasana pas ngetik itu😭. Baru sadar pas ada yang komen tentang itu.

Sangat asyu:)

Babai.

Twisted Friend [Baji x Takemichi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang