memaksa

996 189 31
                                    

Mikey masih kekeh menahan Takemichi agar tak pergi darinya. Pegangan pada lengan sang empu semakin erat dan kasar, membuat Takemichi harus mengumpat untuk menahan sakit.

"Sudahlah, Mikey! Aku tak mau lagi berurusan denganmu!" Bentak Takemichi.

Mikey yang sudah menggelap karena menahan amarah dengan tidak sengaja menampar wajah Takemichi hingga setetes darah mengalir dan membasahi pipi nya.

Dengan gemetar pemuda manis ini menyentuh bekas tamparan. Matanya bergetar dan siap untuk menangis. Bau anyir terasa begitu menyengat meski darah yang mengalir hanya sedikit.

"Takemichi?! S-sungguh, a-aku tak sengaja." Ucap Mikey berusaha mendekati Takemichi.

Namun, dengan cepat pemuda manis ini segera mundur dan menghindari Mikey. Air mata sudah jatuh dan membasahi pipinya. Tubuhnya terlihat bergetar karena takut pada setan yang satu ini.

Mikey pengen tak hih!!

"Hiks....j-jangan mendekat! M-menjauhlah"

Udara malam yang dingin semakin membuat tubuh kecil Takemichi bergetar hebat. Air mata terus keluar dengan deras layaknya air terjun di kaki gunung.

Mikey tak menggubris apa yang pemuda manis ini katakan. Ia terus melangkah maju untuk merengkuh tubuh kecilnya. Senyum menyeramkan sedikit terbit di kedua sudut sang pemimpin Touman.

Membuat Takemichi semakin bergetar dan ketakutan.

"Kemarilah Takemichi, sungguh aku tak sengaja tadi." Ucap Mikey dengan sikap gilanya.

"Menjauhlah!!"

"Kemarilah, sayang."

Sayang bapakmu!

"Hiks.... Menjauhlah."

Kaki Takemichi terus melangkah mundur hingga tubuhnya menyentuh pintu. Ia sudah di ujung jalan. Mikey yang menatapnya penuh nafsu semakin membuatnya takut.

"Ahhhhh..... MENJAUHLAH SIALAN!! "

Takemichi berteriak sambil melempar pot bunga yang berada di dekatnya dengan kasar. Membuat kepala Mikey sedikit terkena noda tanah dan darahnya sendiri.

"Kau-"

"Mikey?! Apa yang kau lakukan?! "

Dari belakang terlihat Mitsuya yang berlari ke arah mereka berdua. Wajahnya nampak marah dan khawatir ketika melihat Takemichi yang sudah pucat dan terpojok.

Napas lega akhrinya bisa Takemichi keluarkan. Ia berlari dan bersembunyi di belakang sang ibu Touman. Harusnya bapak Touman sih, kan lakik!

"Kau gila, Mikey! Kau mau melukai Takemichi?" Tanya Mitsuya kasar.

Mikey hanya diam sebelum menjawab, "itu bukan urusanmu, Mitsuya. Takemichi harus menjadi milikku lagi apapun yang terjadi."

Keduanya sontak terkejut. Kepalan Mitsuya semakin kuat. Bersiap untuk memukul namun, suara penjaga komplek sudah terlebih dahulu menegur mereka.

"Apa yang kalian lakukan malam-malam begini? Sebaiknya kalian segera pulang atau saya seret ke pos penjaga."

Takemichi dan Mitsuya mengangguk paham. Segera meminta maaf atas apa yang terjadi tadi. Sedangkan Mikey hanya diam, matanya masih memandangi Takemichi.

"Sebaiknya kau pulang, Mikey." Ucap Takemichi.

Karena ada Mitsuya yang mengganggu, akhirnya ia memilih untuk pergi dari rumah Takemichi. Namun, sebelum itu Mikey mengucapkan satu kalimat yang membuat kedua manusia ini harus menahan amarah untuk kesekian kalinya.

"Dengar, aku akan tetap merebutmu dari Baji, Takemichi. Bahkan jika aku harus mengurungmu maka itu akan aku lakukan."

Setelah kepergian Mikey, suasana menjadi hening. Mitsuya yang sadar akan luka tamparan tadi segera menoleh.

"Ini harus segera diobati! Ayo ki-"

"Tidak perlu, Mitsuya kun. Ini sudah tidak terlalu sakit."

"Ta-".

" Aku baik, Mitsuya kun. Dan kumohon jangan beritahu Baji san akan hal ini." Minta Takemichi yang membuat Mitsuya tersentak.

Mana bisa ia tak memberitahu Baji masalah genting seperti ini. Namun, melihat wajah sendu Takemichi membuat hatinya luluh. Dengan terpaksa ia menuruti permintaan itu. Tentu saja itu hanya bohong, ia akan tetap memberitahu Baji atas apa yang Mikey lakukan tadi.

".....baiklah. Tapi kau harus segera mengobati luka ini. Dan aku pamit pulang, jika Mikey mengganggu lagi hubungi saja kami" Ucap Mitsuya lembut.

Takemichi mengangguk paham dan tersenyum manis. Tangannya melambai ketika Mitsuya sudah menjauh darinya.


'Apa yang harus aku lakukan.'



















Pagi harinya.

Baji berjalan penuh suka cita melewati lorong yang penuh dengan segerombolan manusia pencari ilmu. Hari ini ia tak bisa menjemput Takemichi karena harus mengantar tetangganya pergi ke pasar.

Rencananya setelah pulang sekolah nanti, ia akan mengajak pemuda manis itu pulang ke rumahnya untuk bermain dan bertemu ibunya.

Ibu Baji terus mengoceh dan memintanya untuk membawa Takemichi datang ke sana lagi. Karena itulah ia akan membawa sang pujaan hati untuk datang ke rumahnya.

Saat tiba di kelas Takemichi, ia sama sekali tak melihat batang hidung pujaan hatinya. Bahkan bangku yang biasa di tempati terlihat kosong, tak ada tas maupun buku di sana.

Karena penasaran ia memilih untuk bertanya pada salah satu teman sekelas Takemichi.

"Tunggu, di mana Takemichi? " Tanya Baji.

"Maksudmu Hanagaki? Dia tak masuk hari ini."

Setelah menerima jawaban, Baji hanya terdiam. Kenapa Takemichi tak memberitahunya jika ia tak masuk hari ini. Saat asik bergelut dengan pikirannya, suara Mitsuya membuyarkan semuanya.

"Baji, aku ingin bicara denganmu." Ucap Mitsuya serius.

"Ada apa? Kau terlihat serius sekali."

Mitsuya menarik napas terlebih dahulu. Setelah itu ia segera menjelaskan apa yang terjadi semalam. Dari bekas tamparan di pipi Takemichi sampai Mikey yang menggila.

"Sebenarnya Takemichi memintaku untuk tak memberitahumu. Tapi aku tidak bisa diam bukan?"

Mata Baji menggelap. Tangannya mengepal dengan erat. Kedua gigi taringnya ia gertakan untuk melampiaskan kekesalannya.

"Mikey!"















Keluarkan emosi kalian!!

Entah kenapa pas musim ulangan begini otak aing malah jadi encer banget😭

Ini semua salah Mikey!!

Ini semua salah Mikey!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinterest.

Twisted Friend [Baji x Takemichi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang