takut

943 179 68
                                    

Bayangan Chifuyu yang melayangkan tangan pada Takemichi masih membekas di pikiran Baji. Hampir saja pipi lembut nan mulus milik sang kekasih akan lecet karena kelakukan dari sang mantan.

Pikiran Baji terus berputar ketika Chifuyu berkata bahwa Takemichi merebut dirinya dari manusia titisan dajjal itu. Apa maksudnya itu?

Bukankah Chifuyu sendirilah yang memilih pergi dari hidupnya? Kenapa sekarang manusia itu malah menyesal dan menyalahkan Takemichi.

Memang babi.


Baji melihat Takemichi yang sejak tadi hanya diam dan berjalan di sampingnya. Manik biru itu terlihat bersinar terang ketika melihat sesuatu yang menarik.

Senyum kecil kadang muncul di wajahnya. Sepertinya Takemichi tampak tak mempermasalahkan apa yang baru saja terjadi. Bahkan memikirkannya saja sepertinya tidak.

Namun, beberapa detik kemudian Takemichi mulai membuka mulutnya. "Baji san, apa kau masih menyukai Chifuyu?"

Baji tersentak kecil. Matanya tampak membulat saat mendengar pertanyaan Takemichi.

"Kenapa kau tanya seperti itu? Tentu saja aku sudah tidak menyukainya." Jawab Baji tanpa ragu.

Pemuda manis tadi hanya tersenyum lalu mengangguk paham. Tangannya terlihat mengepal erat seperti menahan amarah.

"Aku kesal ketika Chifuyu mengatakan bahwa aku merebutmu darimu." Ucap Takemichi meremat kaos yang Baji kenakan.

"Dia bicara seolah-olah memang dirinya lah korbannya. Padahal ka-"

Sebelum ucapan Takemichi selesai, Baji sudah terlebih dahulu menyumpal mulut itu dengan ciuman lembut. Pipi mulus sang kekasih ia belai dengan penuh kasih sayang. Mata tajamnya melihat Takemichi yang bersemu merah.

"Berhenti berbicara, Takemichi."

"Kau tidak salah. Kau tidak merebutku, aku menyukaimu sepenuh hatiku. Bahkan jika perlu, kau bisa mencabut jantungku." Ucap Baji tulus.

Tubuh Takemichi saat ini telah berada di dekapan Baji. Suara detak jantung yang keras terdengar di telinganya. Wajah yang sejak awal sudah memerah kini makin memerah.

"Ughh, kau menyebalkan, Keisuke." Lirih Takemichi sambil meremat kaos Baji.

"Ya, aku memang menyebalkan."

Tubuh Takemichi diangkat untuk ia gedong layaknya tuan putri. Tanpa memperdulikan dimana mereka berada saat ini. Banyak pejalan kaki yang melihat betapa romantisnya dua manusia ini.

"Turunkan aku, Baji san!! Ini memalukan!" Teriak Takemichi sambil menutup wajahnya.

"Tidak, dan biarkan saja mereka melihat. Orang yang iri mudah sekali terlihat." Ucap Baji tersenyum bangga.

Sedangkan para manusia yang mendengar itu hanya bisa menahan amarah. Rasa ingin menjengut rambut si kunti itu seketika naik.

Sore yang mendung itu telah berganti, langit senja yang begitu memanjakan mata menemani pasangan ini pulang ke rumah.



























Malam telah tiba, suara jangkrik menemani pemuda manis ini di rumah yang hanya ditinggali satu umat. Baji tak bisa menginap karena harus membantu sang ibu.

Manik biru itu nampak asik melihat siaran televisi yang ia tonton. Pipi berisi itu semakin berisi ketika mulutnya terbuka untuk memakan sepotong biskuit pemberian sang calon mertua.

Tangannya sibuk meremas bantal sofa karena terbawa suasana saat melihat drama ftv. Entah apa yang ia tonton sampai dirinya gila seperti itu.

Saat sibuk dengan acaranya sendiri, tiba-tiba suara bel rumah terdengar dengan nyaring. Membuat Takemichi mendesah kesal, kakinya hentak-hentakan untuk berjalan ke pintu.

Dirinya penasaran siapa yang mengganggunya di malam yang sunyi ini.

Pintu rumah Takemichi buka dengan kasar, seketika matanya membulat saat melihat Mikey yang berdiri di depannya.

Wajahnya nampak datar namun matanya berkilat tajam seakan Mikey dengan marah besar saat ini.

"Apa yang kau lakukan di sini, Sano?" Tanya Takemichi datar.

Mikey hanya diam menatap Takemichi. Lengan kecil itu ditarik kasar agar mantan pujaannya itu keluar dari rumah.

"Akhh, hei lepaskan!!" Berontak Takemichi.

"Diam, Takemichi."

"Bajingan. Lepaskan!! Ini sakit."

"Sudah ku bilang diam, TAKEMICHI!!"

Teriak Mikey yang seketika membuat tubuh Takemichi terhenti. Wajah sang pemimpin Touman itu terlihat merah, bukan tersipu melainkan sedang marah besar.

"Apa maksudmu, Sano? Menarik ku kasar seperti ini. Kau pikir aku ini binatang?" Tanya Takemichi kasar.

"Terserah. Dengarkan Takemichi. Kau ini milikku, bukan milik Baji." Ucap Mikey yang membuat Takemichi naik darah.

Pemuda manis ini menatap nyalang Mikey yang meremas pakaiannya. Merasa jijik dengan apa yang pemuda penyuka dorayaki ini katakan.

Tanpa aba-aba dengan cepat Takemichi menampar pipi tirus Mikey. Membuat wajah tampan itu memerah.

"Kau gila!! Memang bagus kau bersama Chifuyu sekarang! Sifat kalian tak jauh berbeda." Ucap Takemichi tanpa rasa takut.

"Aku menyesal! Aku khilaf, Takemichi."

Khilaf mbahmu!!

Takemichi memandang jijik kearah Mikey. Memukulnya saja sepertinya belum cukup untuk membuat adik Shinichiro ini paham.

Andai saja ada keajaiban yang datang dan membawa sang mantan pergi dari hadapannya. Lebih bagus lagi jika dibawa ke rumah sakit jiwa.















Gak nyambung, tapi nikmatilah.

Sedang mempersiapkan niat untuk membuat adegan 18+ BajiTake🙂

Bantu aing jamal!

Bantu aing jamal!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinterest.

Twisted Friend [Baji x Takemichi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang