Nara terus mendiaminnya setelah pertemuan kemarin, gadis itu memilih menjauh tak mau bertemu sama sekali dengannya, di tambah dengan kelakuannya yang terus menghindar kalau mereka tidak sengaja bertemu di jalan, Nara akan langsung berbalik arah berpura-pura seakan mereka tidak saling mengenal. Keenan tau trik gadis itu, ia sudah malas jika harus terus mengalah, biasanya jika Nara sudah mulai bersikap seperti itu Keenan akan mengalah, membiarkan gadis itu menginap di tempatnya sampai kedua orang tuanya kembali pergi. Tapi untuk kali ini Keenan tidak akan mengalah kembali, gadis itu memang sudah seharusnya berdamai dengan kesalah pahaman di masa lalu. Dia sudah berada di depan kelas Nara dan juga Keana, ya mereka memang satu kelas, ia tidak akan melepaskan Nara sampai gadis itu sudah mengumandangkan kata damai dengan kedua orang tuanya, kelasnya sudah selesai lebih awal makanya ia sudah berdiri di depan kelas gadis itu
“Keenan kamu ngapain di depan sini?” pertanyaan itu mampu membuatnya terkejut, di lihatnya guru yang mengajar Nara sekarang sudah ada di hadapannya dengan senyum yang mengembang sangat manis, Keenan membalas senyum itu bersama dengan badannya yang sedikit membukuk pertanda hormat
“Nungguin Nara miss”
“Anaknya tadi masih beres-beres mungkin sebentar lagi, miss tinggal yah Keen” Keenan hanya mengangguk sebagai jawaban, guru perempuan itu pergi meninggalkannya, beberapa murid sudah keluar dari kelas hanya tersisa beberapa saja. Keenan bisa melihat Nara yang keluar bersama dengan geng nya, gadis itu berdiri di samping Keana melindungi dirinya agar tidak terlihat oleh Keenan, tapi sayangnya tangannya sudah di tarik telebih dahulu oleh laki-laki itu. Ingin menghindar tapi akan berakhir dengan sia-sia, Nara hanya pasrah sementara beberapa temannya langsung melihat binggung ke arah keduanya, gadis itu hanya mendengus kesal dengan kelakuan Keenan kali ini
“Gua pinjem Nara nya dulu yah” Keenan mengucapkan itu dengan nada yang sangat dingin, bahkan pandangan laki-laki itu sangat tajam, Nara yang melihatnya benar-benar membatu, sementara Keana hanya menghela nafas lelah
“Di kira barang kali” celetukkan Haikal itu mendapat lirikan tajam dari Keana, gadis itu tau Keenan sedang dalam mood yang buruk, walaupun laki-laki itu tidak akan melakukkan hal buruk terhadap orang di sekitarnya
“Gua pergi ya guys” Nara langsung mengikuti kemana Keenan menariknya, biarkan kali ini ia pasrah dengan apa yang laki-laki itu lakukan, Nara bisa melihat Jevian yang menatapnya kasihan, ia hanya menganggukkan kepalanya pertanda semuanya akan baik-baik saja. Nara masuk ke dalam mobil dengan kekesalan terhadap laki-laki ini, seperti biasa pintu mobil Keenan menjadi sasarannya
“Pakai seatbelt nya” Nara diam enggan untuk mengikuti kata-kata itu gadis itu berusaha untuk pura-pura tidak mendengarnya, biarkan saja Keenan tau kalau ia kesal di perlakukkan seperti tadi. Keenan memajukan tubuhnya untuk memasangkan seatbelt gadis itu, jangan tanya gimana perasaan Nara saat ini, jantungnya sudah berdetak tak karuan, detakkan yang selalu sama jika ia berdekatan dengan laki-laki ini. Dua belas hari tidak bersama dengan laki-laki ini membuat Nara seperti baru pertama kali bertemu Keenan, tangganya terulur untuk mengelus rambut hitam pekat itu, wangi rambut itu selalu berhasil membuat Nara tenang, tapi ketenangannya terusik saat di tangannya ada beberapa rambut Keenan yang rontok
“Lo baik-baik aja kan Keen?” Keenan tak langsung menjawab laki-laki itu masih sibuk dengan seatbelt nya, Nara tidak memutuskan pandangannya saat Keenan sudah kembali pada posisinya. Laki-laki itu tersenyum mengelus surai rambutnya dengan lembut, tapi kelembutan yang laki-laki itu berikan ternyata tidak mempan, Nara takut jika perpisahan benar-benar akan terjadi sebentar lagi
“Lupain ketakutan lo Ra, semuanya akan berjalan dengan semestinya jadi tolong mulai berdamai sama semua hal yang pernah terjadi. Temuin mamah lo untuk sekarang jangan lagi menghindar, gua pengen orang yang deket sama gua baik-baik aja”
KAMU SEDANG MEMBACA
Auriga
FantasyKristal Jung x Kim Doyoung x Go Youn Jung x Jung Jaehyun Ada luka yang hanya ingin di rasakan oleh hati tanpa mau di lihat oleh mata, di dengar oleh telinga, apalagi di ucapkan dalam kata-kata, hanya terus terpendam tanpa niat untuk di bicarakan Ran...