4

3K 641 35
                                    

Robert berusaha untuk fokus pada misa malam Natal kali ini walau sejujurnya mulutnya sudah ingin terbuka dengan lebar dan bertanya tentang samua kepada Senja mulai dari dimana ia tinggal selama ini, apa kabar keluarganya dan lainnya. Hingga akhirnya misa malam ini selesai barulah Robert memalingkan wajahnya untuk menatap Senja.

"Sen...."

"Ya," jawab Senja sambil menoleh ke arah Robert.

"Marry Christmas Senja."

Senja tersenyum dengan manisnya di sebelah Robert.

"Selamat natal juga Bet buat kamu dan keluarga."

Robert hanya nyengir di depan Senja. Setelah ratusan purnama berlalu, tapi hanya kata itu yang sanggup Robert keluarkan dari mulutnya. Sungguh sesuatu yang amat sangat di sayangkan, tapi lidah Robert sudah kelu duluan ketika berhadapan dengan Senja.

"Sendirian aja Bet?"

"Gue?"

"Iya, Lo?"

"Sama keluarga tapi mereka di dalam. Lo sendiri?"

Senja hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Iya, Mama sudah meninggal 2 tahun yang lalu, papa meninggal 6 bulan lalu. Sekarang gue anak Yatim Piatu Bet," kata Senja berusaha menutupi kesedihannya .

Belum sempat Robert menjawab suara seorang wanita sudah menginterupsi.

"Bet, buruan yuk balik," suara Rosaline sang kakak yang sudah berdiri di dekat kursi Robert.

Robert hanya menghela nafasnya dan menatap Aline panggilan dari Rosaline dengan malas.

"Eh, kaya pernah lihat siapa ya?" Tanya Rosaline sambil menatap Senja dengan tatapan ragu.

Senja bangkit dari kursi dan menyalami Rosaline.

"Hallo Mbak Aline, ini Senja Mbak, teman Robert jaman SMA."

"Owalah, pantesan gue pernah lihat, kan foto Lo ada di kamar adek gue," kata Rosaline sambil menjabat tangan Senja.

Robert hanya bisa mengeluarkan sumpah serapahnya di dalam hati. Sedangkan Senja yang baru saja melepas jabat tangannya dengan Rosaline hanya bisa mengangkat kedua alisnya saking kagetnya dengan informasi yang baru saja ia dapatkan.

"Sen, pulang bareng saja yuk, rumah Opa Oma Lo kan satu daerah sama kita beda kompleks doang."

Senja hanya tersenyum sambil mengatakan, "gue bawa mobil Mbak, ketemu besok saja gimana?"

"Oh boleh, mampir saja ke rumah, besok teman-temannya Robert pada datang kecuali Salma karena dia di Positano."

Senja hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum sebagai tanda persetujuan. Bagaimanapun ia salut pada Robert yang bisa bersahabat dengan teman teman perempuannya bahkan lebih dari 14 tahun.

"Sen, gue duluan ya. Itu Mama sama Papa sudah mau sampai di sini."

"Okay, Bet. Hati-hati di jalan."

Tidak lama setelahnya Robert berlalu dari hadapan Senja bersama keluarganya. Benar benar tidak terlihat jika Robert dan keluarganya adalah keluarga dokter. Mereka terlihat sederhana dalam kesehariannya.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Bugg.....

Bug.....

Bug.....

"Bangun Lo, Natal-Natal begini molor aja," kata Deva sambil memukul Robert dengan bantal yang ada di kasur.

Senja Untuk RobertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang