7

3K 610 43
                                    

"Finally, kita sampai di Malang," kata Deva dengan cerianya ketika keluar dari kereta Malioboro ekspres

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Finally, kita sampai di Malang," kata Deva dengan cerianya ketika keluar dari kereta Malioboro ekspres.

Senja hanya tersenyum mendengar kata-kata Deva, sedangkan Robert hanya mendengus.

"Kamu kenapa mendengus gitu?" Tanya Senja pada Robert yang mulai berjalan di sampingnya.

"Aku cuma berharap kamu sabar ngadepin mereka berempat."

Kini senja hanya cekikikan disamping Robert.

"Aku sudah biasa ngadepin mereka sejak SMA apalagi Deva. Dulu malah sampai pingin muntah lihat kebucinan Deva sama Lionel."

Kini Robert tertawa cekikikan disamping senja.

"Apalagi yang lucu?" Tanya Senja sambil terus berjalan mengikuti Deva yang sudah jalan didepan mereka, sedangkan Juna dan  Nada ada dibelakang mereka berdua.

"Nggak lucu tapi tragis."

"Apanya yang tragis?"

"Siapa sangka dari ucapan asal mangap mulut aku justru dikabulin sama Tuhan," kata Robert setelah itu ia tertawa cekikikan.

Senja menaikkan kedua alisnya mendengar perkataan Robert.

"Sen, ini rahasia kita ya, jangan sampai Deva tau. Bisa hilang tanpa jejak nanti aku," kata Robert didekat telinga Senja. Senja hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Aku pernah bilang ke Lionel, awas aja kalo dia asal ngomong, nanti dia nggak jodoh sama Deva. Beneran mereka putus, tapi butuh 15 tahun lamanya."

Kini ketika mereka telah sampai didepan stasiun Malang kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini ketika mereka telah sampai didepan stasiun Malang kota. Mereka menunggu jemputan dari karyawan hotel milik Fabian.

"Supir hotel Lo mana, Bi?" Tanya Robert sambil celingukan.

"Katanya lagi cari parkiran, sabar."

"Gue mah sabar, noh, bini Lo sudah cemberut."

Fabian hanya tersenyum kecil mengetahui Deva cemberut karena sebenarnya bukan alasan sang supir telat menjemput, tetapi dirinya ingin berwisata ke alun-alun kota Malang, sayangnya sang suami melarang, Fabian berfikir untuk langsung menuju ke  tujuan mereka yaitu daerah Batu, Malang.

Senja Untuk RobertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang