11

3.6K 565 41
                                    

Gita menatap Robert dengan penuh rasa penasaran dan curiga. Jauh di lubuk hatinya ia menyimpan rasa pada dokter kandungan tersebut. Walau ia tau, Robert dan sepupunya, Senja sedang dekat. Namun kini ia harus mulai mengoreksi kedekatan Senja dan Robert karena yang tampak di depan matanya adalah Robert sedang bercengkerama dengan begitu santai bersama seorang wanita dan seorang anak kecil. Mata Gita membelalak ketika melihat Robert membuka mulutnya saat wanita tersebut menyuapinya. Tidak tahan melihat itu semua, ia segera pergi dan menuju ke taman.

Segera ia mencoba menelpon Senja.

"Hallo, Git?" Sapa Senja dari ujung telepon.

Mendengar sapaan Senja, segera Gita mengoceh tanpa basa basi.

"Hallo, Sen. Sen, Lo masih dekat sama dokter Robert?"

Di ujung telepon, Senja mengernyitkan keningnya. Kenapa tiba-tiba Gita menanyakan hubungannya dengan Robert, padahal selama ini Gita terlihat cuek-cuek saja.

"Kenapa Lo tanya gitu?"

Kini Gita mendengus. "Soalnya gue lihat dia lagi lunch bareng perempuan dan anak kecil."

Senja hanya tersenyum, karena ia tau siapa yang sedang bersama Robert.

"Iya, nggak pa-pa. Biarin aja."

"Lo nggak cemburu gitu?"

Kini Senja tertawa cekikikan. "Gue nggak akan bisa cemburu sama Mbak Aline, Salma, Deva dan Nada. Mereka sudah jadi bagian dari diri Robert. Kalo gue memang mau sama dia, ya, gue harus singkirkan perasaan itu. Lagipula gue kenal kok sama mereka dari jaman masih sekolah."

Jawaban Senja yang tidak sesuai ekspektasi Gita membuat Gita kesal. Lalu cepat-cepat ia menutup teleponnya.

"Ya, sudah kalo gitu. Bye."

"Bye."

Setelah Gita menutup teleponnya, Senja hanya bisa menatap layar handphonenya sambil tersenyum lalu ia melihat sebuah pesan dari Robert.

Robert : mini me, ganteng kan?

Robert : *sending picture*

Senja : kamu kalo berkhayal jangan ketinggian, anaknya Salma kamu akuin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senja : kamu kalo berkhayal jangan ketinggian, anaknya Salma kamu akuin. Turun derajat dia.

Robert : nggak pa-pa kali. Siapa tau Alano milih gue buat jadi bapaknya dan kamu buat jadi emaknya dari pada Juminten.

Senja : ketiban durian runtuh beserta pohonnya kalo itu.

Robert : 😁

Bruk.....

Robert mengangkat pandangannya dan ia nyengir ketika melihat Salma sudah memaparkan wajah kesalnya.

"Bet, Lo cuekin gue?"

"Iya, ayang gue lagi bisa di ajak berbalas pesan."

Kini Salma memundurkan tubuhnya hingga menempel pada sandaran kursi. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa Robert masih saja setia pada Senja yang menggantungkan hubungan mereka berdua.

Senja Untuk RobertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang