Pukul enam pagi Deva, Fabian, Nada dan Juna sudah menanti Robert di depan pintu masuk selatan stasiun Tugu Yogyakarta. Mereka kini sedang menunggu Robert dan Senja yang belum datang hingga sekarang.
"Obet sampai mana, sih?" Desis Nada sambil sibuk mencoba menelepon Robert.
"Masih sibuk mandi kembang kali, Nad. Sabar aja."
Nada menghela nafas ketika mendengar kata-kata Deva.
"Lo ngomong gampang, rumah Lo kesini deket. Lha, gue? Gue berangkat dari Temanggung sehabis subuh."
Deva hanya nyengir. Andai Nada tau jika ia dan suaminya seluruh tiket serta akomodasi dibayarkan oleh dirinya, tentu saja Nada akan murka tidak ketulungan.
"Kita tinggal sarapan dulu aja, gimana?" Usul Fabian.
"Mau sarapan dimana?" Tanya Juna sambil mulai duduk di kursi tunggu.
"Hotel depan situ aja."
Juna hanya mendengus mendengar usul Fabian. Memang dibanding dirinya, Robert dan Tom, Fabian adalah orang yang paling pilih-pilih soal urusan makanan, bahkan hanya untuk tempat sekedar makan saja ia harus mengetahui seperti apa tempatnya dahulu sebelum memutuskan akan makan atau tidak di tempat itu.
"Nggak usah. Nanti aja kita makan di restorasi," Kini Nada sudah menjawab Fabian yang membuat Juna beruntung tidak harus bersuara lagi.
Tidak lama setelahnya, Deva menoleh dan melihat Robert sedang berjalan bersama Senja menuju mereka semua.
"Noh, bos kita kali ini yang bayarin semuanya sudah datang," kata Deva yang membuat mereka bertiga menoleh ke arah pandang Deva.
Terlihat Robert sedang mendorong koper milik Senja dan membawa travel bag miliknya. Kali ini senja terlihat cantik dengan style santainya.
"Wow, cantik. Pinter juga si Robert cari gebetan," puji Juna disebelah Nada yang membuat Nada memukul pahanya.
"Hai everybody, sorry gue telat," kata Robert ketika ia sampai di dekat teman-temannya.
"Sudah biasa Lo begitu. Sen, kenalin ini laki gue, Juna. Yang imut itu, degem, suaminya Deva," kata Nada sambil beranjak berdiri dari posisi duduknya dikursi di ikuti Juna.
"Juna."
"Senja."
Kata mereka berdua sambil berjabat tangan. Setelah itu disusul dengan degem, yang akhirnya Senja tau bernama Fabian yang berjabat tangan dengannya. Mereka mengobrol beberapa saat, kemudian ketika keberangkatan kereta kurang 20 menit lagi, mereka mulai berjalan menuju tepat pemeriksaan tiket dan menunggu di peron.
"Bet, Lo pinter juga cari gebetan," kata Juna menggoda Robert ketika mereka menunggu Nada dan Senja yang sedang ke toilet.
"Siapa dulu dong, dokter Robert Aryawilaga gitu lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Robert
ChickLitDia adalah gambaran sempurna dari seorang laki laki idaman untukku sejak aku pertama kali mengenalnya ketika berusia 16 tahun. - Monica Senja Sahanna- 🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋 Hangat, indah dan tak terlupakan itulah gambaran Senja untukku. - Robert...