"One...Two...Theree...Go!"Ngeng...Ngueng...Ngung... Tiga motor melaju meninggalkan tempat start setelah aba-aba dari wasit, saling menyalip dan mem-blokade jalan agar bisa sampai ke tempat biasa yang di klaim sebagai finish hingga kembali ke tempat awal.
Sebuah motor laki dengan perempuan sebagai pengendara yang awalnya tertinggal jauh di belakang akhirnya menyalip dua motor yang semula berada di depannya, membuat smirk penuh kemenangan tercetak pada wajahnya yang selalu bebas dari sentuhan make up.
Garis finish sudah dekat ketika ia melihat seorang pria tampak membungkuk di tengah jalan, demi menghindari tabrakan ia membelokkan stang dan mengerem mendadak.
Srakk! Ia jatuh dengan motor yang menimpanya, beruntung ia gadis dengan kekuatan ekstra, dengan mudah ia melepaskan diri dari motor yang sebelumnya menimpanya.
"Ai sat! (Bangsat!)" sang gadis membanting helm yang ia lepas dengan kasar serta tinju yang siap melayang, tapi gerakannya terhenti ketika merasa familiar dengan wajah pria di depannya itu. "Khan?! Khandakirn Atasapol?!" tanyanya penuh penekanan efek terkejut.
"Tha? Thanyana Thitiya?" balas pria itu tak kalah terkejut, membuat gadis yang di panggil Tha tadi mengangguk antusias.
Tidak bertemu selama lima tahun dengan perubahan yang cukup drastis, ternyata tidak membuat mereka kesusahan mengenali wajah satu sama lain.
"Ah aku kaget banget, tau." pria yang di panggil Khan tadi mengusap dadanya.
"Lah, lu sendiri ngapain woy, jongkok tengah jalan nyari mati?!" Tha berkacak pinggang.
"Mungutin ini, tadi aku beli buku tapi kantong belanjaannya jebol." Khan mengangkat plastik dan buku yang di maksud.
"Ya tapi jangan diam di tengah jalan juga! Untung nggak ketabrak, kan?" Tha dengan kebiasaan bicara bernada tinggi dan cukup kasar sudah merupakan ciri khas tersendiri untuk gadis itu, karnanya Khan sudah biasa. "Lah kamunya ngapain? Balapan? Disini? Ini ilegal Tha." Khan mengerjab polos.
"Ck sebodo amat lah!" pertanyaan sekaligus peringatan Khan membuat Tha berdecak malas."Eh tapi lu ada disini, lu pindah?" tanyanya lagi.
"Iya, dari SMP aku udah di sini."
Melihat sekeliling jalanan ini memang sepi, karna itu lah Tha dan teman-temannya menjadikan tempat ini sebagai tempat balapan liar karna memang jarang ada kendaraan lain yang melintas.
Tha berjalan menuju motornya, membangunkannya kembali serta memungut helm yang sempat ia banting tadi. "Gue anter pulang deh, lama juga nggak ketemu, kangen gue sama tante Kiki."
Khan berjalan mendekat dan reflek menangkap lalu menatap kunci yang di lempar Tha padanya.
"Lu yang bawa, gue mana tau rumah lu dimana," jelas Tha yang mengerti dengan tatapan penuh tanya yang di layangkan oleh Khan.
"Aku-" Tha mengangkat sebelah alisnya menunggu kelanjutan Khan. "Nggak bisa bawa motor."
Tha refleks menganga menatap Khan dari ujung kepala hingga kaki. "Yaudah, naik!" merampas kunci motor dari tangan Khan lalu segera menghidupkan motornya.
Khan menaiki motor Tha dan memegang pundak sang gadis dengan ragu.
"Dimana?" tanya Tha yang sudah siap melajukan motornya.
"Putar balik!" dengan segera Tha menjalankan motornya, bahkan melewati dua teman yang baru berhasil menyusulnya setelah tertinggal darinya sejak tadi.
Sama-sama berhenti dan melepas helm masing-masing mereka bertatapan bingung.
"Eh Tha, Woy lu mau kemana?!"
"Percuma, orangnya udah ilang." pria satunya menggaruk kepala bingung.
"Yaudah, gih balik aja!"
"Bentar gue kirim chat dulu, bilang kita balik ke rumah."
Setelah selesai mereka kembali menjalankan motor meninggalkan jalanan yang kini bertambah sepi karna hari sudah menjelang malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE GIRL (HIATUS)
Teen Fiction(Proses Revisi) Hidup di lingkungan keluarga penuh laki-laki membuat Thanyana atau biasa di panggil Tha mempunyai jiwa maskulin, sifat bar-bar, ceplas-ceplos dan badas meskipun ia adalah perempuan, berbeda dengan Khan, hidup berdua dengan ibunya mem...