Deen (Khaotung Thanawat Rattanakitpaisarn)
Tha keluar dari tempat parkir setelah memarkirkan motornya di sana, hari ini terakhir sekolah karna hari minggu libur lalu kembali masuk pada hari senin.
Biasanya Jay selaku kakaknya itu hanya akan pulang ke rumah pada sabtu sore, tapi kemarin pria itu pulang pada jum'at sore bersama sang kekasih.
Berjalan seorang diri dengan ekspresi datar seperti biasa, Tha tersentak saat merasakan dua tangan merangkul bahu kiri dan kanannya bersamaan, meski tanpa menoleh pun ia sudah tahu siapa orangnya.
"Lu masih utang cerita sama kita, Tha." San yang ada di sisi kirinya bicara.
"Cerita apaan?" tanya Tha cepat.
"Kemaren lu tiba-tiba balik tanpa nyelesaiin balapannya, mana bonceng cowok lagi, cowok lu, ya?" Tha sontak mencubit perut Sun akibat pertanyaan sang pria yang menurutnya tidak masuk akal, sehingga membuat pria itu meringis.
"Itu temen gue waktu masih di Chiang Mai, katanya sih, dia udah ada disini dari SMP cuman baru ketemu sama gue sekarang," jelas Tha yang tidak ingin dua pria kembar itu salah paham.
"Lah, lu kan balik ke sini juga waktu mau masuk SMP, masa baru ketemu sekarang?" pertanyaan Sun membuat Tha menghentikan langkahnya.
"Lah, iya juga, ya? walaupun beda SMP setidaknya bisa aja papasan di tempat lain, kan?" San menambahkan.
"Lu kira Bangkok itu kecil apa?! udah nggak usah bahas itu!" Tha berjalan mendahului si kembar dan tentu saja dua pria itu langsung menyusulnya.
Menurut Tha dua teman kembarnya itu aneh, sudah tahu Bangkok itu besar jadilah kemungkinan berpapasan pun pasti kecil, terlebih tempat main Tha hanya di situ-situ saja.
.
.
.
Di SMA lain :
Khan turun dari mobil Pha lalu berjalan beriringan dengan sang gadis, mereka sudah berumur 18 tahun jadi sudah punya SIM dan di perbolehkan membawa mobil sendiri.
Sebelumnya Khan dan Pha akan di antar oleh supir Pha, karna orang tua mereka adalah rekan bisnis juga bertetangga jadilah Pha dan Khan berteman baik dari SMP hingga sekarang.
Kalau di tanya, memangnya Khan tidak punya mobil? Jawabannya tentu tidak punya, mereka hanya punya satu mobil yang di gunakan oleh Kiki selaku ibu Khan itu untuk pergi bekerja, dan juga keluarga Khan tidak sekaya keluarga Pha.
Sebuah motor yang melewatinya membuat Khan menoleh ke belakang, memperhatikan mulai dari sang pengendara melepas helm dan membenarkan rambutnya hingga turun dari motor.
Pria itu menyampirkan tali tasnya di bahu kanan, lalu tersenyum lembut saat melewati Khan dan Pha.
Melihat Khan yang masih diam memperhatikan sang pengendara yang telah menjauh, Pha mendorong pria itu hingga terlonjak ke depan. "Kejar gih! Jiwa Khan ngikut dia kayaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE GIRL (HIATUS)
Ficção Adolescente(Proses Revisi) Hidup di lingkungan keluarga penuh laki-laki membuat Thanyana atau biasa di panggil Tha mempunyai jiwa maskulin, sifat bar-bar, ceplas-ceplos dan badas meskipun ia adalah perempuan, berbeda dengan Khan, hidup berdua dengan ibunya mem...