LARANG MENJIPLAK, MENGCOPY ATAU MEMUBLIKASIKAN KARYA SAYA TANPA IZIN.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Selamat membaca.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
⛄⛄
Pukul tujuh pagi, Luna baru saja selesai mandi. Ia tadi juga sempat meminum teh yang ia seduh di kamar penginapannya untuk menghangatkan badan. Sekarang Luna sedang berjalan ke ruangan makan dimana baru ada beberapa orang saja yang sudah berada di sana. Namun sejak tadi sepertinya ia belum melihat sosok Jaehoon sama sekali.
“Jaehoon-ssi, aku disini!” seru Luna. Ia melambaikan tangan pada Jaehoon yang baru saja memasuki ruangan.
Jaehoon berjalan mendekat lalu duduk di depan Luna.
“Kau darimana, Jaehoon-ssi?”
“Dari luar.”
Luna mengeluh dalam hati. Dirinya juga tau jika Jaehoon dari luar barusan. Tapi yang ia tanyakan kan bukan itu maksudnya.
“Oh iya aku sebenarnya ingin mengatakan ini dari tadi malam.”
Jantung Luna sempat seperti berhenti berdetak saat Jaehoon tiba-tiba berkata demikian, ia mendongak. Jaehoon kembali melanjutkan perkataannya.
“Karena ponselmu mati, kau bisa memakai ponselku jika ingin mengabari orang tuamu atau temanmu.”
Luna menghembuskan nafas pelan, jantungnya kembali berdetak normal. Ia kira Jaehoon mau mengatakan apa.
“Apakah tidak masalah jika aku menggunakan ponselmu?”
“Tidak. Sementara pakai ponselku dulu tidak apa-apa, kita akan meminta tukang service ponsel untuk memperbaiki ponselmu saat kembali ke Seoul nanti.”
Ada sedikit rasa sedih dalam benak Luna karena ia terpaksa harus berpisah dengan ponselnya karena insiden tempo hari. “Hm, baiklah. Kau sudah sarapan atau belum?”
“Sudah, kau silahkan sarapan. Aku keluar sebentar.” Jaehoon kembali berbalik dan meninggalkan Luna sarapan sendirian.
Luna hanya mengangguk saja. “Baiklah,” jawabnya.
Tapi belum juga Luna menyuapkan satu suapan ke dalam mulutnya, Jaehoon terlihat muncul lagi dari balik pintu dan langsung duduk di kursi di depannya seperti tadi.
“Kenapa kembali lagi?”
Jaehoon hanya diam saja. “Selesai sarapan langsung bawa keperluanmu, kita akan ke Petite France dan Garden of Morning Calm hari ini.”
“Kita akan naik apa untuk kesana, Jaehoon-ssi?”
“Naik bus.”
Luna tidak menjawab sebab mulutnya sibuk mencerna makanannya, ia mengacungkan jempolnya tanda setuju. Ia tidak tahu tadi Jaehoon sarapan dengan menu apa, tapi kalau pagi ini dirinya sarapan dengan semangkuk miyeokguk²⁶ dan beberapa hidangan pendukung lain. Kuah yang terbuat dari kaldu tulang sapi dan kecapnya cukup enak dan terasa lebih kaya akan bumbu dari miyeokguk di tempat lain yang pernah ia rasakan.
“Iya. Eh tunggu!” Luna memperhatikan wajah Jaehoon yang nampak pucat tidak seperti biasanya. “Apakah kau sakit, Jaehoon-ssi?”
“Tidak.”
“Tapi wajahmu pucat,” celetuk Luna. Ia spontan mengatakan itu karena dari yang dilihatnya sekarang memang Jaehoon sedikit pucat dan tidak bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
14 Days With You in South Korea
RomanceLuna mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Korea Selatan dari kantornya bekerja selama dua minggu guna melakukan research tempat wisata di negara itu untuk diperkenalkan pada wisatawan Indonesia. Dalam perjalanannya selama di Korea Selatan ia men...