22th page's

38 15 4
                                    

DILARANG MENJIPLAK, MENGCOPY ATAU MEMUBLIKASIKAN KARYA SAYA TANPA IZIN.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Selamat membaca.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

⛄⛄

"Pak Kim?"

Luna terkejut melihat sosok Pak Kim yang berdiri di belakang dirinya dan Jaehoon.

"Kebetulan sekali bisa bertemu di sini." Lelaki dengan jaket hitam itu tersenyum manis, bergerak lebih dekat pada Luna dan Jaehoon.

Kedua sudut bibir Luna tertarik ke atas. "Iya pak, kebetulan sekali."

"Apakah perjalanan kalian berjalan dengan baik?" tanya Pak Kim.

Jaehoon mejawab lebih dulu saat Luna baru akan membuka suara. "Cukup baik."

"Kenapa Pak Kim bisa ada disini?" Luna bertanya.

Pak Kim tersenyum hingga menampilkan deretan gigi rapinya. "Tentu untuk menyaksikan festival tahunan ini, Luna-ssi," jawabnya.

"Ah, benar juga sih."

Luna memperhatikan gadis kecil dengan jepit rambut biru muda yang menggenggam erat jari telunjuk Pak Kim menggunakan tangan mungilnya, menggemaskan sekali.

"Ini siapa, Pak? Anak bapak?" tanya Luna sambil berjongkok, mencoba berkenalan dengan gadis kecil berpipi chubby itu.

"Benar, Luna-ssi. Ini anak pertama saya," jawab Pak Kim. "Namanya Kim Yeobin, umurnya baru dua tahun."

"Ah cantik sekali," puji Luna. "Sudah bisa diajak berbicara belum, Pak?"

"Sebenarnya sudah sedikit-sedikit, tapi dia ini pemalu seperti mamanya."

Hal itu bisa dilihat Luna saat gadis kecil Pak Kim bernama Yeobin itu bersembunyi di belakang kaki ayahnya, malu-malu sambil mengintip ke arah Luna sesekali. Luna kembali menarik kedua sudut bibirnya melengkung, mata anak itu mirip sekali dengan Pak Kim.

Tidak lama seorang perempuan dengan rambut dicepol ke atas datang mendekat, Luna melirik perut perempuan itu yang membesar tercetak dengan jelas dari balik kaos dan mantel hangat yang dikenakannya. Wajahnya cantik sekali, Luna sempat terperangah sendiri kala melihatnya.

"Ini istri saya, Luna-ssi. Sedang mengandung anak kedua kami," pamer Pak Kim sambil tersenyum lebar.

Luna menoleh pada Pak Kim. "Istri bapak?" tanyanya memastikan.

Pasalnya ia kira yang tengah berhadapan dengannya ini adalah seorang tuan putri dari kerajaan di negeri dongeng. Wajahnya sedikit tidak simetris namun tidak mengurangi sedikitpun kecantikan dari perempuan itu, sangking cantiknya sampai membuat Luna melongo sambil menutupi mulutnya.

"Annyeonghaseo," sapa perempuan itu sambil sedikit menundukkan kepala ramah. Mata indah dengan garis gandanya melengkung saat ia tersenyum.

Pantas saja Pak Kim bucin sekali, ternyata istrinya spek bidadari. Luna membatin.

"Oh, annyeonghaseo." Luna membalas sambil sedikit membungkukkan badan.

14 Days With You in South KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang