7 - INFORMASI

29 10 1
                                    

Daniel langsung memegang tangan Clara dan berlari menghampiri mobil dimana Ayah, Bunda, dan Adiknya, Dania berada.

Clara yang melihat kepanikan Daniel bingung.
Madam dan Tuan Asnara yang ikut melihat kepanikan Daniel menuntut penjelasan tentang apa yang tengah terjadi.

"Daniel tahu, kita semua sedang dimata-matai." Daniel tiba-tiba berbicara setelah melajukan mobilnya menuju ke arah rumah Clara, kekasihnya.

"Mata-mata? Kak Tama lihat siapa?"
Daniel tidak menjawab pertanyaan Dania, ia malah menatap ayahnya.

Tuan Asnara terlihat sedang mengotak-atik ponselnya, ingin menghubungi seseorang.

"Jalan Merpati putih, cepat!" ucapnya.

Mobil yang dikendarai Daniel melaju cepat.
Tidak disangka, dua mobil lainnya tengah mengikuti mereka dari belakang.

"Jangan panik." ucap Tuan Asnara pada istrinya.

TinnTinn

Dua mobil lagi sudah menyusul di belakang mobil Dania, menyalip dua mobil yang lainnya.
Terdengar Tuan Asnara dan Madam Asnara mulai bernafas lega.

Beberapa belokan lagi sampai di rumah kediam keluarga Mustikaraja. Rumah Clara tepatnya.

"Mereka siapa Yah?" tanya Dania tiba-tiba ketika Daniel memutar stirnya ke arah kiri.

"Keturunan Besari." jawab Tuan Asnara tegas.
Dania yang melihat ayahnya tengah diselimuti amarah mendadak diam. Tidak berani bertanya lebih lanjut soal kejadian yang baru saja menimpa mereka.

Daniel menghentikan mobilnya di sebuah rumah besar nan luas bercat putih.

"Om, Bunda, Dania, Clara turun duluan ya." ucap Clara lembut. Suaranya masih terdengar sopan di telinga setelah kepanikan melanda mereka. Walaupun, bisa dilihat keringat membasahi wajah Clara yang sedikit pucat.
Daniel membuka pintu mobilnya, mengantar Clara sampai benar-benar di depan rumahnya.

"Makasih buat malam ini, Niel." ucapnya pada Daniel yang masih terlihat shock.

"Maaf ya buat kamu panik juga tadi." ucap Daniel membalas.

"Nggak apa-apa kok, yang penting aku udah ketemu sama keluarga kamu. Itu sudah lebih dari cukup buat aku." Clara tersenyum.

Senyuman itulah yang membuat Daniel jatuh cinta padanya setiap harinya.

"Good Night, Niel."

"Night, Clara. Kalo gitu aku pulang ya?"
Clara mengangguk, mempersilahkan Daniel untuk kembali ke mobilnya.

Daniel masuk ke mobilnya dan mulai melaju. Meninggalkan rumah megah tempat Clara tinggal.

Di dalam mobil sejenak hanya bunyi deruman mobil saja yang menemani perjalanan pulang mereka. Madam Asnara sedang menyender di mobil sambil melamun, entah memikirkan apa.

Dania sudah mulai mengantuk, jadi matanya sudah agak memberat.

Sedangkan Tuan Asnara masih duduk tegak menemani putranya, Daniel mengemudi di jalanan yang masih cukup ramai pengguna jalan.

Dania sudah mulai memasuki alam dunia mimpi, menikmati cara kakaknya mengemudi yang memang mampu membuat penumpang nyaman.

"Kenapa keturunan Besari mengejar kita Yah?" tanya Daniel setelah memastikan bahwa Dania memang sudah tertidur.

"Dendam. Mereka ingin membalaskan dendam. Mereka sudah tahu kehadiran putri Asnara." ucap Tuan Asnara yang masih terdengar tegas.

Daniel diam, dia melirik kaca spion depan. Terlihat Dania yang sudah pulas dalam tidurnya.

DUNIA DAN(D)IA : A Story begins here (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang